7 Penyebab Bruntusan yang Paling Umum, Ketahui Cara Mengatasinya

Bruntusan kerap kali jadi masalah kulit wajah.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 15 Mei 2023, 14:10 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2023, 14:10 WIB
Mencegah Jerawat Tumbuh
Ilustrasi Masalah Kulit Wajah Credit: pexels.com/Youra

Liputan6.com, Jakarta Penyebab bruntusan kerap kali jadi masalah kulit wajah. Bruntusan merupakan kondisi di mana permukaan kulit terasa kasar dan tidak rata. Penyebab bruntusan membuat kulit memiliki bintik atau bentol kecil yang menonjol.

Penyebab bruntusan bisa muncul di mana saja di bagian tubuh. Pada wajah, bruntusan sering muncul di dahi, hidung, atau dagu. Penyebab bruntusan juga bisa muncul di pipi dan leher.

Penyebab bruntusan bisa disebabkan beberapa kondisi kulit. Penyebab bruntusan biasanya menjadi gejala sebuah masalah kulit seperti jerawat atau alergi.

Berikut penyebab bruntusan yang paling umum dan cara mengatasinya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(18/5/2021).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Komedo

Munculnya Jerawat, Komedo, dan Flek Hitam
Ilustrasi komedo Pada Wajah Credit: freepik.com

Komedo khususnya komedo putih merupakan penyebab paling umum dari bruntusan. Komedo adalah jenis jerawat yang terbentuk ketika sel kulit mati, minyak, dan bakteri terperangkap di dalam salah satu pori-pori.

Pori-pori yang tersumbat adalah penyebab utama komedo putih. Salah satu penyebab pori-pori tersumbat adalah perubahan hormon yang merupakan pemicu umum timbulnya jerawat. Pada masa-masa tertentu kulit bisa memproduksi lebih banyak minyak. Produksi minyak yang meningkat menyebabkan pori-pori tersumbat dan menghasilkan komedo putih.

Penyebab bruntusan ini biasa muncul di area T yaitu hidung, dagu, dan dahi. Komedo putih dianggap sebagai bentuk jerawat yang ringan. Menjaga kebersihan kulit menjadi kunci mencegah penyebab bruntusan ini.


Keratosis pilaris

Membantu Mengatasi Masalah Jerawat
Ilustrasi Kulit bruntusan Credit: pexels.com/pixabay

Keratosis pilaris dikenal juga dengan sebutan kulit ayam. Kondisi ini menyebabkan kulit memiliki permukaan kasar dengan bintik-bintik kecil seperti kulit ayam yang dicabuti bulunya. Benjolan ini biasanya tidak menyebabkan rasa tidak nyaman atau gatal.

Benjolan atau bruntusan kecil ini sebenarnya adalah sel kulit mati yang menyumbat folikel rambut. Mereka terkadang tampak berwarna merah atau coklat. Keratosis pilaris umumnya ditemukan di lengan atas, paha, pipi, atau bokong.

Keratosis pilaris disebabkan oleh penumpukan keratin, protein rambut, di pori-pori. Keratin rambut tubuh bisa tersumbat di pori-pori, menghalangi pembukaan folikel rambut yang sedang tumbuh. Akibatnya, benjolan kecil terbentuk di tempat rambut seharusnya berada. Faktor yang bisa memicu penyebab bruntusan ini seperti kulit kering, eksim, dermatitis, hingga keturunan.


Milia

ilustrasi resiko milia/pexels
ilustrasi milia/pexels

Penyebab bruntusan selanjutnya adalah milia. Milia muncul sebagai hasil dari protein kulit yang disebut keratin yang tertahan di kulit. Mereka muncul sebagai benjolan kecil berwarna putih seperti mutiara atau kuning di permukaan kulit.

Milia paling sering muncul pada bayi. Kondisi ini memengaruhi hingga 50 persen di antaranya. Namun, kondisi ini dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia. Milia dapat muncul pada beberapa orang dewasa setelah cedera atau mengonsumsi obat-obatan tertentu. Milia juga bisa berkembang jika kulit kehilangan kemampuan alami untuk mengelupas. Ini bisa terjadi akibat penuaan.

Milia biasanya ditemukan di wajah, bibir, kelopak mata, dan pipi. Namun, mereka juga dapat ditemukan di bagian tubuh lain, seperti batang tubuh atau alat kelamin.. Milia biasanya tidak gatal atau nyeri. Namun, hal itu dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang.


Folikulitis

ilustrasi en plaque milia/pexels
ilustrasi bruntusan/pexels

Folikulitis adalah kondisi kulit yang umum di mana folikel rambut meradang. Biasanya folikulitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Folikulitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, umumnya Staphylococcus aureus , atau staph . Namun, infeksi jamur, virus, dan trauma fisik pada folikel semuanya dapat menyebabkan folikulitis.

Pada awalnya folikulitis mungkin terlihat seperti bruntusan dengan benjolan merah kecil atau jerawat berkepala putih di sekitar folikel rambut. Seiring waktu, ini dapat menyebar ke folikel rambut terdekat dan berkembang menjadi luka berkerak.

Folikulitis sering muncul di wajah, lengan, tungkai, bokong, alat kelamin, dada, punggung, dan kepala. Meski tidak nyaman, folikulitis adalah kondisi yang relatif tidak berbahaya yang dapat menyerang orang dari segala usia.


Biduran atau alergi

Beauty
Ilustrasi alergi/Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Biduran atau urtikaria juga bisa menjadi penyebab biduran. Biduran biasanya berwarna merah, merah jambu, atau berwarna daging, dan terkadang terasa perih atau sakit. Dalam kebanyakan kasus, gatal-gatal disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat atau makanan atau reaksi terhadap iritan di lingkungan.

Saat reaksi alergi terjadi, tubuh melepaskan protein yang disebut histamin. Saat histamin dilepaskan, pembuluh darah kecil yang disebut kapiler mengeluarkan cairan. Cairan menumpuk di kulit dan menyebabkan ruam.

Biduran yang disebabkan oleh alergi biasanya muncul secara berkelompok, seringkali di wajah atau ekstremitas, termasuk lengan, tangan, jari tangan, tungkai, kaki, dan jari kaki.


Dermatitis kontak iritan

Ciri-Ciri Wajah Rusak Akibat Merkuri
Ilustrasi Kulit Wajah Bermasalah Credit: pexels.com/Gerry

Dermatitis kontak iritan berkembang dari paparan bahan iritan seperti pemutih, alkohol gosok, air, dan deterjen. Iritasi lainnya termasuk pestisida, pupuk, dan debu dari kain.

Reaksi dari iritan parah terjadi segera setelah kontak dengan kulit, sementara paparan ringan yang berkepanjangan, seperti mencuci wajah berulang kali, mungkin tidak menunjukkan dermatitis kontak iritan yang signifikan selama berhari-hari.

Reaksi kulit non alergi ini terjadi ketika suatu zat merusak lapisan pelindung luar kulit. Dermatitis kontak iritan bisa menimbulkan gejala seperti bruntusan pada wajah.


Rosacea

3 Penyebab Pori-Pori Wajah Tampak Besar, Simak Cara Mengatasinya
Ilustrasi Rosacea. (dok. Foto Dhyamis Kleber/Pexels)

Rosacea adalah penyakit kulit yang menyebabkan kemerahan dan benjolan seperti bruntusan. Biasanya memengaruhi wajah, termasuk dahi, pipi, hidung, dan dagu.

Penyebab rosacea belum ditentukan. Ini mungkin kombinasi dari faktor keturunan dan lingkungan. Diketahui bahwa beberapa hal dapat memperburuk gejala rosacea seperti makan makanan pedas, minum kopi atau teh panas, bakteri, hingga tungau.


Cara mengatasi bruntusan

Mengangkat Sel Kulit Mati
Ilustrasi Wajah Cerah Terawat Credit: pexels.com/Karolina

Bruntusan biasanya bukanlah kondisi yang parah. Bruntusan bisa diatasi dengan cara sederhana di antaranya adalah:

Bersihkan wajah

Mencuci wajah dengan pembersih yang lembut akan menghilangkan minyak berlebih, keringat, dan kotoran lainnya. Ini bisa membantu mengatasi bruntusan dan mencegahnya datang lagi.

Lembapkan secara teratur

Setelah membersihkan wajah, lembapkan dengan krim atau losion yang lembut. Produk ini harus bebas minyak dan nonkomedogenik, artinya tidak akan menyumbat pori-pori. Pelembap dapat membantu meredakan bruntusan akibat iritasi. Itu juga dapat menjaga kesehatan kulit dengan mempertahankan hidrasi dan mencegah kekeringan.

Obat-obatan yang dijual bebas

Obat-obatan yang dijual bebas juga bisa membantu mengurangi bruntusan. Obat-obatan ini termasuk krim atau gel seperti asam salisilat, krim antijamur, krim antigatal, dan pil antihistamin jika bruntusan disebabkan oleh alergi.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya