Jelaskan Perbedaan Ketentuan Pembagian Daging Akikah dan Daging Kurban

Penjelasan perbedaan ketentuan pembagian daging akikah dan daging kurban, serta perbedaan-perbedaan lainnya.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 29 Mei 2023, 14:14 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2023, 14:14 WIB
[Fimela] ilustrasi hewan kurban
ilustan hewan kurban | pexels.com/@snapwire

Liputan6.com, Jakarta Ritual Islam seperti Aqiqah dan Kurban melibatkan penyembelihan hewan sebagai ibadah dan rasa syukur. Meskipun kedua praktik tersebut memiliki kesamaan, ada perbedaan ketentuan pembagian daging Akikah dan daging Kurban yang mencolok, yang penting dan perlu untuk dipahami oleh umat muslim, agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan saat membagikannya.

Hal pertama yang perlu dipahami adalah pengertian dari Aqiqah dan Kurban, dimana Aqiqah adalah upacara keagamaan yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Praktik ini memerlukan pengorbanan seekor domba, kambing, atau domba. Di sisi lain, Kurban adalah perayaan keagamaan penting yang berlangsung selama bulan terakhir kalender Islam, yang dikenal sebagai Dhu al-Hijjah.

Penting untuk dicatat bahwa praktik Aqiqah dan Kurban dapat bervariasi berdasarkan tradisi, norma budaya, dan kondisi sosial di berbagai negara atau komunitas Muslim. Namun, prinsip dasar pembagian daging seperti yang dijelaskan di atas berakar pada ajaran Islam. Jadi jelas bahwa ada perbedaan ketentuan pembagian daging akikah dan daging kurban, serta perbedaan-perbedaan lainnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Senin (29/5/2023). Penjelasan perbedaan ketentuan pembagian daging akikah dan daging kurban, serta perbedaan-perbedaan lainnya.

Penjelasan perbedaan ketentuan pembagian daging akikah dan daging kurban

Ilustrasi kurban. (Islamic Relief)
Ilustrasi kurban. (Islamic Relief)

Pembagian daging akikah dan daging kurban adalah dua praktik yang berbeda dalam agama Islam. Meskipun keduanya melibatkan penyembelihan hewan sebagai bentuk ibadah, ada perbedaan dalam hal ketentuan pembagian daging antara keduanya.

Daging dari ritual Qurban harus dibagikan mentah. Orang yang berkurban dapat menyimpan sepertiga dari dagingnya untuk dirinya sendiri, dan membagikan dua pertiga lainnya, sebaiknya setidaknya sepertiga untuk amal. 

Pembagian daging kepada masyarakat ini adalah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, dan yang lebih penting lagi, membagi nikmat tersebut kepada mereka yang berada dalam situasi kurang dimana mengkonsumsi daging dipandang sebagai kemewahan yang tidak terjangkau. Daging kurban memberikan kesempatan tahunan bagi orang miskin dan yang membutuhkan untuk menikmati daging, jika mereka tidak dapat memilikinya di waktu lain dalam setahun. 

Ini berbeda dengan Akikah , di mana daging dari ritual dimasak dan disajikan kepada orang-orang untuk makan adalah sunnah. Ini juga sunnah bagi orang tua yang melakukan Akikah untuk setidaknya mencicipi hidangan yang disajikan juga. Berikut rincian perbedaannya:

1. Akikah

Akikah adalah ibadah yang dilakukan sebagai ucapan syukur atas kelahiran seorang anak. Praktik akikah melibatkan penyembelihan seekor hewan, biasanya domba atau kambing. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai pembagian daging akikah:

Daging akikah terbagi menjadi tiga bagian:

  1. Satu bagian untuk keluarga dan sanak saudara yang terdekat.
  2. Satu bagian untuk disedekahkan kepada fakir miskin atau orang yang membutuhkan.
  3. Satu bagian untuk digunakan oleh keluarga yang menyelenggarakan akikah, termasuk untuk dimasak dan dikonsumsi sendiri.

Tidak ada persyaratan bagi daging akikah untuk diberikan kepada lembaga amal atau masjid tertentu. Pembagian daging ini lebih didasarkan pada prinsip kebaikan dan kepedulian sosial.

Tidak ada pembagian proporsional yang ditetapkan dalam Islam untuk jumlah hewan yang digunakan dalam akikah. Namun, secara tradisional, satu hewan dapat digunakan untuk akikah satu anak perempuan atau dua anak laki-laki.

2. Kurban

Kurban adalah ibadah yang dilakukan pada hari-hari tertentu dalam bulan Dzulhijjah, yaitu bulan terakhir dalam kalender Islam. Praktik kurban melibatkan penyembelihan hewan tertentu, seperti sapi, domba, atau kambing. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai pembagian daging kurban:

Daging kurban terbagi menjadi tiga bagian:

  1. Satu bagian untuk keluarga dan sanak saudara yang terdekat.
  2. Satu bagian untuk disedekahkan kepada fakir miskin atau orang yang membutuhkan.
  3. Satu bagian untuk diberikan kepada lembaga amal atau masjid yang kemudian dapat mendistribusikannya kepada yang membutuhkan.

Pembagian daging kurban memiliki ketentuan proporsional yang ditetapkan dalam Islam. Misalnya, satu hewan kurban menghasilkan tiga bagian daging yang sama besar, masing-masing untuk keluarga, fakir miskin, dan lembaga amal.

Dalam praktik kurban, hewan yang disembelih lebih besar dan lebih bernilai dibandingkan dengan hewan yang digunakan dalam akikah. Hal ini mencerminkan komitmen dan pengorbanan yang lebih besar dalam ibadah kurban.

Perlu diingat bahwa praktik akikah dan kurban dapat bervariasi berdasarkan tradisi, budaya, dan kondisi sosial di berbagai negara atau komunitas Muslim. Namun, prinsip-prinsip dasar pembagian daging seperti yang dijelaskan di atas didasarkan pada ajaran agama Islam.

Alasan lain mengapa Qurban dan Aqiqah berbeda

Perbedaan utama antara Qurban dan 'Aqiqah adalah mengapa dan kapan. Secara total, ada empat perbedaan lainnya mengapa Kurban dan Akikah sebenarnya adalah dua hal yang sangat berbeda.  

1. Tujuan 

Kurban adalah pelaksanaan khidmat kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, dan merupakan perayaan yang sangat signifikan dalam perayaan Idul Adha dan terkait erat dengan ritual selama bulan Islam Dzul Hijjah ini, terutama untuk haji dan untuk Qurban.  

Surat As-Saffat, ayat 102-109: 

Ketika anak laki-laki itu cukup besar untuk bekerja dengan ayahnya, Abraham berkata, 'Anakku, aku telah melihat diriku mengorbankanmu dalam mimpi. Bagaimana menurutmu?' Dia berkata, 'Ayah, lakukan apa yang diperintahkan dan, Insya Allah, Anda akan menemukan saya tabah.' Dan ketika mereka berdua tunduk dan dia meletakkannya di dahinya, Kami memanggilnya, 'Abraham, kamu telah memenuhi mimpi itu.' Ini adalah bagaimana Kami membalas orang-orang yang berbuat baik- itu adalah ujian untuk membuktikan [karakter mereka yang sebenarnya] - Dan Kami menebusnya dengan pengorbanan yang besar, Dan Kami tinggalkan untuknya [penyebutan yang baik] di antara generasi selanjutnya: 'Salam atas Ibrahim! '” 

Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah, melalui mimpi, untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail AS, dan yang terakhir setuju tanpa ragu-ragu. Karena Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS telah menunjukkan keimanan mereka yang tak tergoyahkan kepada Allah SWT, Allah SWT mengganti Nabi Ismail AS dengan seekor domba jantan sebagai gantinya, dan nyawanya terselamatkan. 

Surah As-Saffat ayat 108-109 diatas menunjukkan pentingnya Qurban sebagai ritual yang dianjurkan selama Idul Adha, dan meninggalkan warisan kebaikan yang akan membuat kita dikenang oleh orang-orang. Dalam mazhab Syafi'i, Qurban dianggap sebagai sunnah mu'akkadah (sunnah yang tidak boleh dilewatkan). 

Akikah adalam ritual pengorbanan hewan peliharaan, untuk menunjukkan rasa syukur dan untuk merayakan kelahiran anak Anda. 

Rasulullah SAW bersabda:

Seorang anak digadaikan untuk 'Aqiqahnya. Lakukan penyembelihan pada hari ketujuh, beri dia nama dan cukur rambutnya.” (Abu Daud). 

Sesuai dengan hadits, orang tua dianjurkan untuk berkurban: 

Dua kambing/domba untuk bayi laki-laki, dan 

Satu ekor kambing/domba untuk bayi perempuan. 

Saidatina 'Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Menyembelih dua domba yang sebanding untuk bayi laki-laki yang baru lahir dan satu domba untuk betina. (Ahmad dan Tirmidzi). 

Aqiqah adalah sunnah bagi orang tua dari seorang anak, jika itu tidak menyusahkan mereka. Jika orang tua hanya mampu membeli satu domba atau kambing untuk bayi laki-laki, maka orang tua tidak harus menanggung kesulitan mendapatkan dua ekor domba. 

 

2. Periode Waktu

Qurban hanya dapat dilakukan pada periode haji (10 Dzulhijjah) dan Hari Tashriq (11 sampai 13 Dzulhijjah). 

Sedangkan Akikah tidak harus mengikuti musim haji atau acara tetap apa pun dalam kalender Islam, dan dapat dilakukan kapanpun.

3. Jumlah

Kurban dapat dilakukan sebanyak yang diinginkan dan mampu dilakukan oleh orang tersebut, karena itu adalah Sunnah Mu'akkadah. 

Adapun Akikah , hanya dilakukan sekali seumur hidup. Jika orang tua bayi telah memenuhi Akikahh atas namanya, tidak perlu lagi Akikah yang dilakukan pada tahun berikutnya. 

4. Batas Usia

Kurban bisa dilakukan sejak bayi hingga dewasa. 

Namun, Akikah dilakukan untuk merayakan kelahiran anak, jadi sebaiknya dilakukan saat anak masih dalam masa pertumbuhan hingga pubertas.  Oleh karena itu, jika Anda melakukan ritual pengorbanan atas nama anak Anda, perhatikan apakah Akikah telah terpenuhi, karena Akikah merupakan prioritas. 

 

Demikian penjelasan perbedaan ketentuan pembagian daging akikah dan daging kurban, serta perbedaan-bedaan lain dari ibadah akikah dan kurban, semoga bermanfaat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya