12 Penyebab Keluar Keringat Dingin, Waspadai Tanda-tandanya

Penyebab keluar keringat dingin bisa bermacam-macam.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 11 Jun 2023, 15:20 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2023, 15:20 WIB
Pria Berkeringat Gerah
Ilustrasi Berkeringat (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab keluar keringat dingin bisa bermacam-macam. Keringat adalah cara alami tubuh untuk mengendalikan suhunya. Seseorang biasanya berkeringat karena aktivitas fisik, peningkatan suhu tubuh, atau paparan panas. Keringat bertindak sebagai pendingin, mengurangi suhu di dalam tubuh.

Tidak seperti keringat normal, keringat dingin bukan hasil dari olahraga berat atau suhu tinggi. Keringat dingin juga berbeda dari keringat malam. Penyebab keluar keringat dingin sering merupakan hasil dari kondisi medis yang mendasari atau pengobatan seseorang.

Penyebab keluar keringat dingin dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang berbeda. Penyebab keluar keringat dingin sering dikaitkan dengan respons perlawanan tubuh. Dalam beberapa kasus, penyebab keluar keringat dingin dipicu suatu kondisi yang mungkin memiliki komplikasi serius.

Ada banyak penyebab keluar keringat dingin pada tubuh. Berikut penyebab keluar keringat dingin yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/11/2019).

Kondisi Psikologis

Ilustrasi Penyakit Stres
Ilustrasi penyakit stress (sumber: iStockphoto)

Syok

Syok terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem atau cedera parah. Ketika syok, organ-organ tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang mereka butuhkan untuk berfungsi. Ini bisa menjadi penyebab keluar keringat dingin. Gejala lain syok termasuk kulit pucat tidak normal, pernapasan cepat, sakit atau muntah, pupil melebar, lemah atau lelah, pusing, serta kecemasan abnormal atau stres.

Stres atau kecemasan

Stres atau kecemasan yang disebabkan oleh tanggung jawab yang berlebihan di rumah, di tempat kerja, atau di sekolah dapat memicu keringat dingin. eringat dingin dapat menjadi gejala serangan panik, kecemasan sosial, dan kecemasan umum. Gejala lain dapat termasuk rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan, muntah, dan otot tegang.

Infeksi dan nyeri akibat cedera

sendi nyeri
Ilustrasi nyeri (Sumber: Pixabay)

Infeksi

Dalam banyak kasus, infeksi dan sepsis menyebabkan jaringan meradang ketika sistem kekebalan mencoba melawan infeksi. Sepsis menyebabkan darah menggumpal atau keluar dari pembuluh darah. Ini membuat organ lebih sulit mendapatkan darah dan oksigen segar, yang bisa menyebabkan keringat dingin. Sepsis bisa mengancam jiwa. Selain keringat dingin gejalanya dapat meliputi demam tinggi, dingin dan menggigil, kebingungan, pernapasan cepat, sesak napas, hingga hilang kesadaran.

Nyeri akibat cedera

Rasa sakit yang disebabkan oleh cedera, seperti patah tulang atau terkena di kepala, dapat menyebabkan keringat dingin. Reaksi ini mirip dengan cara syok dapat menyebabkan keringat karena organ tidak mendapatkan cukup oksigen.

Vertigo dan pingsan

Ilustrasi Vertigo
Ilustrasi Vertigo (Sumber: iStockphoto)

Vertigo

Vertigo adalah pusing yang dihasilkan dari perasaan seperti ruangan di sekitar berputar. Ini sering disebabkan oleh masalah dengan telinga bagian dalam dan hubungannya dengan otak. Kondisi ini biasanya disertai dengan keringat dingin. Perasaan mual juga bisa menyebabkan keringat dingin. Vertigo biasanya juga disertai gejala mata berkedut, visi buram, sulit berjalan, mati rasa, hingga kesulitan berbicara.

Pingsan

Pingsan terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen ke otak. eringat dingin dapat terjadi tepat sebelum atau setelah pingsan. Pingsan karena kehilangan oksigen otak dapat terjadi karena sejumlah alasan, termasuk dehidrasi, terlalu panas, penggumpalan darah, terlalu lelah, atau masalah jantung.

Migrain dan Hipoksia

Ilustrasi lelah dan pusing
Ilustrasi Migrain (iStock)

Migrain

Migrain adalah jenis sakit kepala yang dapat menyebabkan sakit parah untuk waktu yang lama. Keringat dingin biasanya terjadi selama migrain karena tubuh merespons rasa sakit.

Hipoksia

Hipoksia berarti tidak cukup oksigen yang masuk ke organ-organ dalam tubuh. Ini bisa disebabkan karena tidak menghirup oksigen yang cukup. Hipoksia bisa terjadi saat menghirup asap, atau pergi ke tempat yang tinggi di mana pasokan udara berkurang. Karena otak kekurangan oksigen, tubuh merespons dengan keringat dingin dan gejala mental lainnya seperti kesulitan bergerakm kehilangan fokus, dan sulit bernapas.

Hipotensi dan Hipoglikemia

Ilustrasi Hipertensi, Tekanan Darah, Tekanan Darah Tinggi (iStockphoto)
Hipotensi (Ilustrasi/iStockphoto)

Hipotensi

Hipotensi terjadi ketika tekanan darah turun ke tingkat yang jauh lebih rendah dari biasanya. Hipotensi dapat menjadi serius ketika menyebabkan otak atau organ lain tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Gejala umum hipotensi lainnya meliputi pusing atau bingung, visi buram, pingsan, lelah, dan mual.

Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan kondisi gula darah turun di bawah tingkat normal. Tubuh bereaksi terhadap kekurangan gula darah seperti halnya kekurangan oksigen. Kondisi ini merupakan risiko khusus bagi penderita diabetes. Bagi seseorang yang menderita diabetes, keringat yang banyak dapat menandakan hipoglikemia atau gula darah rendah.

Menopause dan Hyperhidrosis

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Menopause

Menopause terjadi ketika keseimbangan dua hormon tubuh, estrogen dan progesteron, berubah secara dramatis dan siklus menstruasi berakhir. Seiring dengan hot flash yang tiba-tiba, keringat dingin adalah salah satu gejala fisik menopause yang paling mencolok. Gejala umum menopause lainnya termasuk kesulitan tidur, perubahan suasana hati, dan penambahan berat badan.

Hyperhidrosis

Hyperhidrosis adalah nama lain untuk keringat berlebih. Hiperhidrosis dapat terjadi ketika berkeringat karena olahraga atau panas, tetapi keringat dingin yang sering disertai hiperhidrosis juga dapat terjadi tanpa peringatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya