Sebutan Wali Songo Ditujukan pada Sembilan Tokoh Penyebar Agama Islam di Jawa

Para Wali Songo dikenal sebagai orang-orang yang dekat dengan Allah SWT (Waliyullah).

oleh Laudia Tysara diperbarui 14 Jul 2023, 11:50 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2023, 11:50 WIB
Tradisi Ziarah di Makam Sunan Kalijaga
Umat muslim berziarah ke makam Raden Syahid atau Sunan Kalijaga di Desa Kadilangu, Demak, Jawa Tengah, Selasa (29/3/2022). Setelah sempat ditutup akibat pandemi Covid-19, makam salah satu Wali Songo tersebut ramai didatangi peziarah sebagai tradisi jelang Ramadhan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sebutan Wali Songo ditujukan pada sembilan tokoh yang secara intensif menyebarkan agama Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Mereka dikenal sebagai sosok yang memiliki budi pekerti luhur dan pengetahuan agama yang mendalam. Wali Songo merupakan bagian dari sejarah penting dalam perjuangan para wali dalam menegakkan syiar agama Islam di Nusantara.

Dalam bahasa Jawa, "wali" berarti pembela, teman dekat, dan pemimpin, yang merujuk pada orang yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah SWT (Waliyullah). Sementara itu, "songo" berarti sembilan, meskipun jumlah pasti dari Wali Songo sebenarnya tidaklah sembilan. Sebutan ini mengandung arti bahwa sembilan tokoh tersebut adalah yang paling terkenal di antara para wali lainnya.

Wali Songo menyebarluaskan agama Islam melalui berbagai jalur, termasuk pendidikan, kebudayaan, dan politik. Mereka mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam, menggunakan budaya lokal dalam pendekatan dakwah, dan mendukung pembentukan kerajaan bercorak Islam. Kontribusi Wali Songo dalam penyebaran Islam di Indonesia sangat berarti dan meninggalkan warisan penting dalam perkembangan agama Islam di negeri ini.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sebutan Wali Songo ditujukan pada sembilan tokoh yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa, Jumat (14/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sembilan Tokoh Penyebar Agama Islam di Jawa

Ciri Orang Kembali Suci di Hari Idul Fitri Menurut 9 Wali
Wali Songo sang penyebar Islam di tanah Jawa. (Istimewa)

Sebutan Wali Songo ditujukan pada sembilan wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Mereka adalah sosok yang terkenal dengan budi pekerti yang tinggi dan ilmu agama yang luas. Para Wali Songo dikenal sebagai orang-orang yang dekat dengan Allah SWT (Waliyullah) dan memiliki hubungan yang erat dengan-Nya.

Kata "Songo" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti sembilan, sehingga secara keseluruhan, Wali Songo merujuk pada sembilan Wali yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah SWT.

Melansir dari laman website resmi Indonesia Baik, Wali Songo merupakan sembilan tokoh penyebar agama Islam yang sangat terkenal di Nusantara. Mereka memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Sebutan Wali Songo ditujukan pada mereka yang berjuang dengan semangat dan pengorbanan besar dalam menegakkan agama Islam di tanah air.

Mereka menyebarkan ajaran agama Islam di Nusantara pada sekitar abad ke-14. Dalam catatan sejarah, perjuangan mereka menjadi bukti nyata dari semangat keislaman dan semangat dakwah yang meluas di Indonesia.

Meskipun Wali Songo secara umum dikenal sebagai sembilan orang, sebenarnya angka sembilan bukanlah jumlah pasti mereka. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud RI menjelaskan sebutan Wali Songo ditujukan pada julukan yang mengarah pada suatu dewan para Wali, bukanlah nama individu. Angka sembilan dalam sebutan tersebut memiliki makna keramat sebelum agama Islam berkembang di Indonesia.

Meskipun tidak ada kesepakatan pasti tentang siapa saja Wali Songo, yang pasti adalah sembilan tokoh tersebut menjadi yang paling terkenal di antara wali-wali lainnya.

Peran dan kontribusi Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia sangatlah besar. Mereka tidak hanya berhasil mengubah pandangan dan keyakinan masyarakat Jawa pada masa itu, tetapi juga meninggalkan warisan berharga dalam bentuk pesantren, kerajaan bercorak Islam, dan berbagai nilai-nilai keislaman yang masih dipraktikkan hingga saat ini.


Melalui Jalur Pendidikan, Kebudayaan, dan Politik

Deklarasi organisasi keturunan wali songo, Naqobah Ansab Awliya' Tis'ah, disingkat NAAT di halaman Pasarean Syaikhona Kholil Desa Martajesah, Bangkalan.. (Foto: Liputan6.com/Mustofa Aldo)
Deklarasi organisasi keturunan wali songo, Naqobah Ansab Awliya' Tis'ah, disingkat NAAT di halaman Pasarean Syaikhona Kholil Desa Martajesah, Bangkalan.. (Foto: Liputan6.com/Mustofa Aldo)

Para Wali Songo menggunakan berbagai jalur dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Kemdikbud RI menjelaskan salah satu jalur yang mereka gunakan adalah jalur pendidikan. Mereka mendirikan pesantren dan mengajar banyak murid dalam mempelajari agama Islam.

Adanya pendidikan ini, para murid diharapkan dapat menjadi dai atau pendakwah yang mampu menyebarkan ajaran agama Islam dengan baik. Selain jalur pendidikan, jalur kebudayaan juga digunakan oleh beberapa Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.

Pada waktu itu, kebudayaan Hindu-Budha masih sangat kuat di kalangan masyarakat, sehingga para Wali menggunakan pendekatan budaya lokal untuk menyebarluaskan agama Islam. Mereka menggunakan seni wayang, gamelan, seni ukir, dan batik sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

Begitu pula, Wali Songo juga menggunakan jalur politik dalam menyebarkan agama Islam. Mereka melihat peluang untuk mendirikan kerajaan yang berlandaskan Islam. Salah satu contohnya adalah mendukung Raden Patah, keturunan raja Majapahit, untuk menjadi raja atau Sultan Demak pertama.

Berkat usaha dakwah dari Wali Songo, berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Islam seperti Pajang, Cirebon, dan Banten menjadi mungkin. Selain itu, beberapa Wali Songo juga berperan sebagai penasehat raja, bahkan ada yang menjadi raja di kesultanan Cirebon dan Banten, seperti Sunan Gunung Jati.


1. Maulana Malik Ibrahim:

[Bintang] Ciri Orang Kembali Fitrah Menurut Wali Songo
Sunan Gresik | Dok. Bintang.com/Ardini Maharani

Beliau berasal dari Persia dan menetap di Gresik. Kemdikbud RI menjelaskan Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam dengan pendekatan budaya yang kuat. Beliau memahami bahwa dalam mengajarkan agama Islam kepada masyarakat yang masih memiliki pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu-Budha, pendekatan budaya sangat penting. Ia menggabungkan elemen-elemen budaya lokal dengan ajaran Islam, seperti seni ukir, musik, dan tarian. Pendekatan ini berhasil mengundang minat masyarakat untuk mempelajari dan mengamalkan agama Islam.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat):

Sunan Ampel memiliki kedudukan di Ampel Surabaya dan merupakan keponakan raja Majapahit. Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Sunan Ampel dalam menyebarkan Islam adalah melalui pendidikan pesantren. Beliau mendirikan pesantren di Surabaya dan memiliki banyak murid, salah satunya adalah Sunan Giri. Melalui pesantren ini, ajaran Islam dapat disebarkan secara lebih terstruktur dan sistematis kepada masyarakat, dan murid-muridnya kemudian menjadi tokoh penting dalam penyebaran Islam di masa mendatang.

3. Sunan Giri (Raden Paku):

Kemdikbud RI menjelaskan Sunan Giri tidak hanya menyebarkan agama Islam di Giri, dekat Gresik, Jawa Tengah, tetapi juga sampai ke Maluku. Beliau dikenal karena pengaruhnya yang besar dalam bidang seni dan pemerintahan. Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Giri menggunakan dunia seni sebagai sarana dakwah. Ia mengembangkan seni sastra dan musik Islam, seperti tembang-tembang Islami yang khas. Selain itu, Sunan Giri juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemerintahan di Kerajaan Demak, yang pada saat itu menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa.

4. Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim):

Sunan Bonang, putra dari Sunan Ampel, tinggal di Bonang dekat Tuban. Beliau menggunakan pendekatan budaya dalam menyebarkan agama Islam. Sunan Bonang mengintegrasikan unsur-unsur budaya Jawa dengan ajaran Islam. Melalui kesenian seperti wayang kulit dan tari-tarian tradisional, beliau berhasil menarik perhatian masyarakat untuk mengenal dan menerima agama Islam dengan lebih baik.

 

 

 


5. Sunan Drajat (Raden Qosim/Syarifudin):

[Bintang] Ciri Orang Kembali Fitrah Menurut Wali Songo
Sunan Bonang | Dok. Bintang.com/Ardini Maharani

Sunan Drajat, juga merupakan putra Sunan Ampel, menetap di Drajat dekat Sedayu, Surabaya. Beliau melakukan penyebaran Islam dengan cara pendekatan sosial. Sunan Drajat aktif dalam kegiatan sosial, membantu masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, dan memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang politik, Sunan Drajat juga mendukung kerajaan Demak, yang pada saat itu merupakan pusat kekuatan Islam di Jawa.

6. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid):

Kemdikbud RI menjelaskanSunan Kalijaga adalah murid dari Sunan Bonang dan berkedudukan di Kadilangu dekat Tuban. Beliau memiliki latar belakang keluarga yang terhormat, sebagai putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam dengan memanfaatkan sarana wayang. Beliau menggubah cerita pewayangan menjadi cerita-cerita Islami, yang disampaikan melalui pertunjukan wayang. Dengan cara ini, ajaran Islam dapat disampaikan kepada masyarakat secara menarik dan dapat dengan mudah dipahami.

7. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah):

Sunan Gunung Jati berasal dari Palestina dan memiliki pengaruh besar dalam perjuangan Islam di Jawa. Beliau pernah menjabat sebagai panglima perang Kerajaan Islam Demak dan berhasil mendirikan Kesultanan Cirebon dan Banten. Sunan Gunung Jati memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat dan menggunakan kecerdasannya dalam menghadapi tantangan politik. Ia memainkan peran penting dalam menyebarkan agama Islam dan memperluas pengaruh Islam di wilayah Jawa Barat.

8. Sunan Muria (Raden Umar Said):

Kemdikbud RI menjelaskan Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga dan menyebarkan Islam di sekitar Jawa Tengah. Beliau ikut berperan dalam pembentukan Kerajaan Islam Demak dan membantu proses penyebaran agama Islam di daerah tersebut. Sunan Muria juga mengambil peran penting dalam mengembangkan pendidikan Islam di Jawa Tengah.

9. Sunan Kudus (Sayyid Jafar Shodiq):

Sunan Kudus berasal dari Palestina dan menyebarkan agama Islam di pesisir Jawa Tengah. Beliau juga pernah menjadi Senapati Kerajaan Islam Demak. Sunan Kudus merupakan tokoh penting dalam upaya penyebaran Islam dan mendirikan kerajaan-kerajaan Islam di wilayah Jawa Tengah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya