Liputan6.com, Jakarta Saat seorang perempuan mengetahui bahwa dirinya sedang hamil, HPHT adalah hal yang banyak dicari tahu. Sebab dengan mengetahui HPHT, dapat diperkirakan usia kehamilannya. HPHT adalah singkatan dari Hari Pertama Haid Terakhir yang menjadi cara paling mudah untuk mengetahui usia kehamilan.
Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, ada banyak metode menghitung usia kehamilan yang lebih akurat. Namun, HPHT adalah metode yang masih dipakai hingga sekarang. Berikut ulasan tentang HPHT adalah salah satu metode menghitung usia kehamilan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/7/2023).
HPHT Sebagai Metode Menghitung Usia Kehamilan
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada hari pertama dalam siklus menstruasi seorang wanita. Lebih tepatnya, HPHT adalah tanggal mulai atau hari pertama dari periode menstruasi terakhir. Informasi ini sangat penting dalam menghitung usia kandungan dan memperkirakan tanggal taksiran persalinan.Â
Para penyedia layanan kesehatan umumnya menghitung sekitar 40 minggu (atau 38 minggu sejak pembuahan) dari HPHT untuk menentukan kapan diperkirakan bayi akan lahir. Namun, walaupun HPHT digunakan sebagai acuan, hanya sekitar 4% bayi yang lahir sesuai dengan perkiraan tanggal lahir tersebut.
Kehamilan normal biasanya berlangsung selama 37-41 minggu, dan ada kisaran waktu sekitar tujuh hari dari perkiraan tanggal lahir yang masih dianggap normal. Beberapa faktor juga dapat mempengaruhi ketepatan perkiraan tanggal lahir, sehingga tetap perlu diingat bahwa perkiraan ini hanyalah estimasi dan bukan batas waktu pasti untuk kelahiran bayi.
Advertisement
Manfaat Mengetahui HPHT Lainnya
Selain menghitung usia kehamilan, mengetahui HPHT dapat memberikan informasi lain tentang kondisi siklus reproduksi perempuan. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari mengetahui HPHT.
1. Melacak Periode Menstruasi Selanjutnya
Dengan mengetahui HPHT dan melacak siklus menstruasi, seorang wanita dapat memperkirakan kapan periode menstruasi selanjutnya akan terjadi. Ini membantu wanita untuk lebih memahami pola siklus menstruasi mereka, sehingga mereka bisa lebih siap dan terorganisir dalam menghadapinya.
2. Menentukan Masa Subur
Informasi tentang HPHT juga dapat membantu wanita menentukan masa subur mereka. Masa subur merupakan periode di mana kemungkinan untuk hamil lebih tinggi, dan biasanya terjadi sekitar hari ke-12 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi 28 hari. Dengan mengetahui HPHT, wanita dapat menghitung perkiraan masa subur mereka, yang bermanfaat bagi mereka yang berencana untuk hamil atau sebaliknya ingin mencegah kehamilan.
3. Menemukan Hari Perkiraan Lahir (HPL)
HPHT juga penting dalam penghitungan usia kehamilan yang akurat untuk menemukan Hari Perkiraan Lahir (HPL). HPL adalah tanggal perkiraan kelahiran bayi, dan ini memberikan panduan bagi ibu hamil dan tenaga medis dalam mempersiapkan persalinan serta merencanakan perawatan kehamilan yang sesuai.
4. Pemantauan Kesehatan Reproduksi
Dengan memantau HPHT dan pola siklus menstruasi, seorang wanita dapat lebih peka terhadap perubahan atau ketidaknormalan dalam siklusnya. Jika ada ketidak reguleran, wanita tersebut bisa segera berkonsultasi dengan profesional medis untuk mengetahui penyebab dan menerima perawatan jika diperlukan.
5. Mengetahui Indikasi Kehamilan Dini
Mengetahui HPHT juga dapat membantu wanita mengetahui apakah ada indikasi awal kehamilan, seperti keterlambatan menstruasi. Hal ini dapat mendorong wanita untuk melakukan tes kehamilan lebih awal dan memastikan perawatan prenatal yang diperlukan sejak dini.
Cara Menghitung Usia Kehamilan dengan Rumus Naegele
Rumus Naegele digunakan untuk wanita dengan siklus menstruasi yang teratur. Siklus bulanan ini dimulai dari akhir menstruasi sebelumnya hingga akhir menstruasi berikutnya. Rumus Naegele mengasumsikan usia kehamilan normal adalah 266 hari sejak ovulasi atau 38 minggu.
Untuk menghitung usia kehamilan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah temukan tanggal HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) atau hari pertama haid dari periode menstruasi terakhir. Jika HPHT jatuh pada bulan Januari hingga pertengahan bulan Maret (sebelum tanggal 25), gunakan rumus +7+9+0. Jika HPHT jatuh pada hari lebih dari pertengahan Maret (di atas tanggal 25 Maret sampai akhir Desember), gunakan rumus +7-3+1.
Contoh perhitungan dengan Rumus Naegele,
Jika HPHT jatuh pada 6 Januari 2013, maka: 6/1/2013: +7+9+0= 13/10/2013. Hari Perkiraan Lahir (HPL) adalah 13 Oktober 2013.Jika HPHT jatuh pada 8 Juli 2013, maka: 8/7/2013: +7-3+1= 15/4/2014. HPLnya adalah 15 April 2014.Penting untuk diingat bahwa rumus ini beranggapan bahwa wanita memiliki siklus menstruasi 28 hari dan kehamilan terjadi pada hari ke-14. Jika siklus menstruasi lebih pendek atau panjang dari 28 hari, penyesuaian dilakukan dengan mengurangi atau menambahkan jumlah hari pada taksiran persalinan.
Selain Rumus Naegele, ada juga Rumus Parikh yang mempertimbangkan durasi siklus menstruasi dan dapat digunakan untuk menghitung taksiran persalinan berdasarkan siklus menstruasi yang tidak teratur. Rumus Parikh menghitung dengan menambahkan sembilan bulan mulai dari periode menstruasi terakhir, lalu dikurangi 21 hari, dan tambahkan durasi siklus sebelumnya. Rumus ini dirancang untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi pada Rumus Naegele.
Â
Advertisement