Mengenal Fenomena Aphelion, Ini yang Terjadi pada Bumi

Fenomena Aphelion adalah salah satu fenomena astronomi yang terjadi ketika sebuah planet berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 20 Jul 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 18:00 WIB
Di Barat Daya AS, Penduduk di Kota-Kota Gurun Seperti Phoenix Alami Gelombang Panas yang Ekstrem
Seorang pelari jogging di sepanjang Danau Kota Tempe saat matahari terbit, Rabu, 12 Juli 2023 di Tempe, Arizona. Jutaan orang di seluruh Barat Daya mengalami gelombang panas bersejarah. (AP Photo/Matt York)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena Aphelion adalah salah satu fenomena astronomi yang terjadi ketika sebuah planet berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya. Dalam konteks Bumi, Fenomena Aphelion terjadi ketika Bumi berada pada posisi paling jauh dari Matahari dalam perjalanannya mengelilingi Matahari.

Ini berbeda dengan Fenomena Perihelion, yang terjadi ketika sebuah planet berada pada titik terdekat dari Matahari dalam orbitnya. Fenomena Aphelion dan Perihelion adalah bagian dari peristiwa yang disebut dengan "Titik Balik Matahari," di mana Bumi mengalami perubahan jarak terjauh atau terdekat dari Matahari dalam satu tahun.

Fenomena Aphelion terjadi setiap tahun, biasanya pada bulan Juli. Namun, tanggal persis Fenomena Aphelion bisa berbeda setiap tahunnya karena lintasan Bumi tidak sempurna dan mengalami perubahan secara perlahan seiring waktu.

Untuk memahami lebih dalam mengenai fenomena ini, semak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (20/7/2023).

Apa yang Dimaksud Aphelion?

Dikutip dari All the Science, Aphelion merupakan momen ketika sebuah benda langit dalam orbit mengelilingi Matahari berada pada titik paling jauh dari Matahari. Fenomena sebaliknya disebut perihelion, yang terjadi ketika benda tersebut berada pada titik paling dekat dengan Matahari.

Seperti yang telah kita ketahui, Bumi tidak memiliki orbit yang berbentuk bulat atau lingkaran sempurna. Jika mungkin Anda berpikir bahwa Bumi yang kita tempati memiliki bentuk lingkaran sempurna, maka itu adalah kesalahan. Sebenarnya, orbit Bumi adalah elips atau oval, sehingga karena bentuk orbit yang tidak sempurna ini, terbentuklah titik terdekat dan terjauh Bumi dari Matahari yang disebut Aphelion dan Perihelion.

Kedua siklus ini merupakan konsekuensi dari bentuk elips orbit Bumi. Jadi, sekarang sudah jelas bahwa fenomena Aphelion adalah akibat dari bentuk orbit Bumi yang elips, dan ini terjadi sebagai konsekuensi alami dari struktur orbit Bumi.

Aphelion Bukan Penyebab Fenomena Suhu Dingin

Foto: Terbakar Matahari Sumbawa, Terbayar dengan Sunset yang Merona di Sirkuit Samota
Matahari tenggelam, terlihat sangat jelas dari selat Alas, selat yang mengubungkan pulau Lombok dan Sumbawa. Pemandangan ini terletak di area masuk dan keluar sirkuit. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Banyak orang beranggapan bahwa suhu dingin yang beberapa hari ini terjadi disebabkan oleh Aphelion. Namun sebenarnya, hal ini tidak benar. Dampak iklim dan musim di Bumi ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk kemiringan sumbu Bumi yang menyebabkan pergantian musim (musim panas dan musim dingin), bukan jarak Bumi dari Matahari.

Namun, perbedaan jarak antara Aphelion dan Perihelion masih memiliki beberapa konsekuensi astronomi dan meteorologi, meskipun tidak signifikan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya, selama Aphelion, Matahari akan tampak sedikit lebih kecil di langit dibandingkan ketika berada di Perihelion.

Kendati demikian, Aphelion tetap bukan penyebab suhu dingin yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Suhu dingin lebih dipengaruhi oleh tekanan udara yang lebih rendah di belahan utara dibandingkan dengan selatan, sehingga udara terasa lebih dingin .

Apa yang Terjadi pada Bumi ketika Aphelion?

Matahari Terbenam dan Burj Khalifa
Matahari terbenam di belakang bangunan tertinggi di dunia Burj Khalifa dan gedung-gedung bertingkat lainnya, di Dubai, Uni Emirat Arab pada Sabtu (12/9/2020). (Photo by Karim SAHIB / AFP)

Saat Bumi berada pada posisi Aphelion, yaitu saat berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya, kecepatan orbit Bumi lebih lambat dibandingkan saat berada di Perihelion, yaitu saat berada pada titik terdekat dengan Matahari dalam orbitnya.

Untuk memahami perbedaan ini, kita perlu mengingat hukum Kepler tentang hukum gerak planet. Hukum ini menyatakan bahwa planet (termasuk Bumi) mengelilingi Matahari dalam bentuk orbit elips, dan hal ini menyebabkan perubahan kecepatan planet saat bergerak dalam orbitnya. Ketika Bumi berada di Aphelion, yaitu pada posisi paling jauh dari Matahari, gaya gravitasi Matahari lebih lemah karena jaraknya yang lebih jauh. Akibatnya, Bumi mengalami percepatan yang lebih rendah, dan kecepatan orbitnya lebih lambat.

Sebaliknya, saat Bumi berada di Perihelion, yaitu pada posisi paling dekat dengan Matahari, gaya gravitasi Matahari lebih kuat karena jaraknya yang lebih dekat. Akibatnya, Bumi mengalami percepatan yang lebih tinggi, dan kecepatan orbitnya lebih cepat.

Perbedaan Durasi Siang dan Malam

Ilustrasi senja, sunset, matahari terbenam, sahabat
Ilustrasi senja, sunset, matahari terbenam, sahabat. (Image by jcomp on Freepik)

Ketika Aphelion terjadi, belahan bumi utara (misalnya wilayah di belahan utara seperti Amerika Utara, Eropa, dan sebagian besar Asia Utara) akan mengalami durasi siang yang lebih pendek daripada durasi malam. Ini disebabkan oleh dua faktor utama: kemiringan sumbu Bumi dan perbedaan kecepatan orbit.

Kemiringan sumbu Bumi sekitar 23,5 derajat, saat Aphelion terjadi, belahan utara Bumi sedang menghadap jauh dari Matahari. Hal ini menyebabkan sinar Matahari tersebar lebih lebar dan cahayanya lebih lemah di wilayah utara. Sebagai akibatnya, durasi siang di belahan utara lebih pendek, sementara durasi malamnya lebih panjang.

Kedua, perbedaan kecepatan orbit juga mempengaruhi durasi siang dan malam. Ketika Bumi berada di Aphelion, kecepatan orbitnya lebih lambat, sehingga Bumi memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan siang dan malam menjadi lebih simetris, dengan durasi siang dan malam yang hampir sama di belahan utara.

Sebaliknya, saat Bumi berada di Perihelion, kecepatan orbitnya lebih cepat, sehingga Bumi memerlukan waktu lebih singkat untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan perbedaan antara durasi siang dan malam menjadi lebih besar, dengan durasi siang yang lebih panjang di belahan utara.

Perbedaan ini membuat belahan bumi utara mengalami variasi durasi siang dan malam selama satu tahun, tergantung pada posisi Bumi dalam orbitnya. Namun, penting untuk diingat bahwa perbedaan ini hanya berdampak pada durasi siang dan malam, dan tidak berpengaruh pada perubahan musim atau cuaca yang terjadi di Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya