Liputan6.com, Jakarta Korosi adalah proses kerusakan atau degradasi material, terutama logam, akibat reaksi kimia dengan lingkungan sekitarnya. Ini terjadi ketika logam bereaksi dengan zat seperti air, oksigen, atau bahan kimia lainnya yang menyebabkan terjadinya pelarutan atau perubahan struktur logam.
Korosi adalah suatu proses yang dapat menyebabkan penipisan, retakan, atau kerusakan yang dapat mengurangi kinerja dan daya tahan material. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Advertisement
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Korosi adalah masalah umum yang perlu diperhatikan dalam berbagai industri dan aplikasi, termasuk konstruksi, otomotif, dan manufaktur.
Untuk memahami lebih dalam mengenai korosi, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (26/7/2023).
Proses Terjadinya Korosi
Korosi adalah suatu proses yang dapat menyebabkan penipisan, retakan, atau kerusakan yang dapat mengurangi kinerja dan daya tahan material. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
Korosi, juga dikenal sebagai pengkaratan, adalah suatu proses kimia yang terjadi pada logam ketika berada dalam kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh paling umum dari korosi adalah kerusakan logam besi yang menyebabkan terbentuknya karat oksida, yang menyebabkan berbagai kerugian.
Proses korosi pada logam melibatkan dua reaksi, yaitu proses anodik di mana logam mengalami oksidasi menjadi ion dan melepaskan elektron, dan proses katodik di mana ion yang terbentuk direduksi oleh oksigen atau ion hidrogen dari lingkungan sekitarnya. Logam besi mudah mengalami korosi karena nilai potensial elektrodenya cukup tinggi. Namun, logam seperti perak, platina, dan emas memiliki potensial elektrode yang lebih tinggi, sehingga kurang rentan terhadap korosi.
Korosi besi terjadi dengan cepat dalam air garam karena hidrat besi (III) oksida, atau karat besi, yang terbentuk cukup porous dan mudah ditembus oleh udara dan air. Di lingkungan basa, proses korosi besi menjadi lebih lambat karena oksidasi lanjut ion Fe2+ terhambat oleh kompleks kalium heksasianoferat (III), membentuk senyawa kompleks stabil biru. Meskipun aluminium memiliki potensial reduksi lebih negatif daripada besi, proses korosi pada aluminium menjadi terhambat karena lapisan Al2O3 yang terbentuk bersifat tidak porous dan melindungi logam dari kontak dengan udara luar
Advertisement
Faktor Penyebab Korosi
Korosi adalah sebuah proses yang menyebabkan logam menjadi rusak, atau dalam bahasa sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan berkarat. Korosi tidak terjadi dengan sendirinya, ada sejumlah faktor yang dapat membuat logam mengalami korosi. Berikut faktor-faktor penyebab korosi:
1. Air dan Kelembapan
Korosi adalah proses yang bisa terjadi akibat dari air dan kelembapan. Air dan kelembaban udara mempengaruhi proses korosi dengan air sebagai faktor penting untuk terjadinya korosi. Udara yang lembab dengan banyak mengandung uap air dapat mempercepat korosi.
2. Elektrolit
Elektrolit, seperti asam atau garam, berfungsi sebagai media yang memfasilitasi transfer muatan dalam korosi. Air hujan yang mengandung asam dan air laut dengan kandungan garam menjadi penyebab utama korosi.
3. Permukaan Logam
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terbentuknya kutub-kutub muatan sebagai anode dan katode, mempengaruhi proses korosi. Permukaan logam yang licin dan bersih sulit mengalami korosi karena sulitnya terbentuk kutub-kutub muatan.
4. Elektrokimia
Terbentuknya sel elektrokimia terjadi ketika dua logam dengan potensial berbeda bersinggungan dalam lingkungan berair atau lembab. Logam dengan potensial lebih rendah akan mengalami korosi lebih cepat.
5. Bakteri
Bakteri dapat berperan dalam korosi, seperti bakteri pereduksi sulfat yang mereduksi sulfat menjadi sulfit, bakteri oksidasi sulfur-sulfida yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur, dan bakteri besi mangan oksida yang memperoleh energi dari oksidasi Fe2+ Fe3+ dan berhubungan dengan bakteri korosi.
Langkah Mencegah Proses Korosi pada Logam
Meski ada banyak faktor yang dapat menyebabkan logam mengalami korosi, sebenarnya proses korosi adalah proses yang dapat dicegah. Berikut adalah cara mencegah terjadinya proses korosi pada logam:
1. Lindungi Logam dari Air dan Kelembapan
Korosi adalah proses yang dapat dicegah dengan menghindarkan besi atau logam dari air dan kelembapan. Korosi besi memerlukan oksigen dan air untuk terjadi. Mencegah salah satu dari keduanya akan mencegah terjadinya korosi. Pelapisan logam besi dengan cat, oli, atau logam lain yang tahan korosi seperti seng atau krom dapat mencegah korosi. Penggunaan logam lain seperti timah atau tembaga sebagai pelapis pada kaleng bertujuan untuk mempercepat proses korosi pada kaleng.
2. Mencegah Pembentukan Elektrokimia
Korosi adalah proses yang dapat dicegah dengan mencegah pembentukan elektrokimia. Besi yang dilapisi atau dihubungkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda dan logam lain sebagai anoda. Logam lain yang lebih aktif akan mengalami reaksi oksidasi, sementara besi dilindungi sebagai katoda. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah, biasanya digunakan logam magnesium. Logam ini perlu dikontrol secara berkala dan diganti jika diperlukan.
3. Pengecatan
Korosi adalah proses yang dapat dicegah dengan mengecat besi. Pengecatan berfungsi untuk melindungi besi dari kontak dengan air dan udara. Penggunaan cat yang mengandung timbal dan seng dapat lebih efektif dalam melindungi besi. Pastikan pengecatan dilakukan dengan baik untuk melapisi seluruh permukaan besi agar tidak terpapar langsung ke udara atau air.
4. Melapisi Logam dengan Krom
Korosi adalah proses yang dapat dicegah dengan melapisi logam dengan krom. Melapisi logam dengan krom (chromium plating) dapat memberikan lapisan pelindung pada logam melalui proses elektrolisis. Krom memberikan perlindungan bahkan jika lapisan krom mengalami kerusakan sebagian. Krom sering digunakan pada kendaraan bermotor, seperti bumper atau pelek mobil.
5. Menggunakan Campuran Besi
Korosi adalah proses yang dapat dicegah dengan menggunakan campuran besi. Menggunakan paduan logam seperti stainless steel, yang merupakan campuran dari 74% besi (Fe), 18% nikel (Ni), dan 8% krom (Cr). Stainless steel sering digunakan pada peralatan dapur atau makan karena memiliki sifat tahan korosi yang baik.
Advertisement