Ilmuwan Kembangkan Sarung Tangan Antivirus, Tak Perlu Dicuci

Virus Mati, Sarung Tangan Tak Perlu Dicuci

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 13 Sep 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2023, 08:00 WIB
Sarung Tangan Antivirus
Ilmuwan Kembangkan Sarung Tangan Pembasmi Virus (Sumber: Rice University)

Liputan6.com, Jakarta Kegunaan sarung tangan pada dasarnya untuk melindungi tangan. Mulai dari melindungi dari benda tajam, keras, hingga kontaminasi benda berbahaya. Sebut saja sarung tangan lateks di dunia kedokteran yang hanya bisa digunakan sekali pakai. Kini teknologi unik mengubah cara lama penggunaan sarung tangan.

Sebuah tim dari Rice University, yang dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana teknik mesin, Marquise Bell, telah mengembangkan sarung tangan inovatif yang dapat digunakan kembali dan memiliki kemampuan untuk membunuh virus. Kemampuan unik ini menjadikan sarung tangan antivirus pertama.

Sarung tangan revolusioner ini dibuat dari tekstil komposit yang memiliki lapisan konduktif listrik di bagian luar dan lapisan isolasi di bagian dalam. Menariknya, bahan baku sarung tangan pembasmi virus ini tak hanya digunakan untuk sarung tangan. Bahan ini juga dapat diaplikasikan pada pakaian lain, seperti masker atau baju luar.

Penasaran dengan cara kerja sarung tangan pembasmi virus ini bekerja? Berikut Liputan6.com mengulasnya melansir dari newatlas.com, (13/9/2023).

Virus Mati, Sarung Tangan Tak Perlu Dicuci

RoboGlove
Ilustrasi-RoboGlove, sarung tangan canggih General Motors dan NASA

Teknik yang digunakan dalam sarung tangan antivirus disebut "pemanasan Joule," di mana arus listrik dialirkan melalui konduktor untuk menghasilkan panas. Hasilnya, permukaan luar sarung tangan dapat dengan cepat dipanaskan hingga suhu lebih dari 100 ºC (212 ºF) ketika sedang digunakan.

Proses ini terjadi dalam waktu kurang dari lima detik dan telah terbukti mampu membunuh setidaknya 99,9% virus seperti SARS-CoV-2 yang mungkin ada pada sarung tangan.

Hal yang luar biasa adalah bahwa permukaan dalam sarung tangan, yang bersentuhan langsung dengan kulit pengguna, tetap relatif dingin dengan suhu tidak lebih dari 36 ºC (97 ºF). Proses ini sangat aman jika dibandingkan dengan suhu tubuh manusia yang normal sekitar 37 ºC (98,6 ºF).

"Bagian terbaiknya adalah Anda bahkan tidak perlu melepas sarung tangan atau pakaian pelindung lainnya untuk membersihkannya. Bahan ini memungkinkan Anda melakukan dekontaminasi dalam hitungan detik, sehingga Anda dapat kembali mengerjakan tugas yang ada," kata Marquise Bell pemimpin penelitian.

Jadi Solusi Meminimalisir Sampah

Limbah medis
Beberapa petugas mengumpulkan berbagai sampel limbah medis di tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Desa Panguragan Wetan, Kabupaten Cirebon, Jabar. (Liputan6.com/Panji Prayitno)
Proses Pembakaran Limbah Medis di RSCM
Petugas membersihkan tempat sampah dengan cairan disinfektan usai melakukan proses pembakaran limbah medis ke dalam incinerator di RSCM Jakarta, Jumat (26/6/2020). Volume limbah medis infeksius di seluruh Indonesia hingga 8 Juni 2020 mencapai lebih dari 1.100 ton. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain itu, sarung tangan antivirus yang terbuat dari bahan ini juga terbukti tahan terhadap ratusan penggunaan. Dengan hanya satu pasang sarung tangan, Anda dapat menggantikan sebanyak 20 pon (9 kg) sarung tangan sekali pakai yang biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah. 

Temuan ini menjadi langkah besar menuju pengurangan limbah dan peningkatan keamanan dalam penggunaan sarung tangan di berbagai fasilitas, terutama di sektor kesehatan.

Pengembangan sarung tangan yang inovatif ini membuka pintu untuk berbagai aplikasi yang lebih luas dalam pemakaian pakaian pelindung yang aman dan ramah lingkungan. Dengan upaya seperti ini, kita bisa merasa lebih percaya diri dalam mengatasi ancaman virus di masa mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya