Liputan6.com, Jakarta Kata konjungsi atau kata sambung adalah penghubung yang digunakan untuk mengaitkan kata-kata, ungkapan, atau kalimat-kalimat dalam bahasa agar teks atau tulisan tersebut terkesan lebih koheren atau berkesinambungan. Konjungsi digunakan untuk memberikan struktur yang lebih teratur pada komunikasi tertulis.
Baca Juga
Advertisement
Kata konjungsi menjaga koherensi dan kesinambungan dalam bahasa, dengan menghubungkan berbagai satuan bahasa seperti kata, frasa, klausa, atau kalimat. Mereka membantu mengatur hubungan antara berbagai unsur bahasa dalam konstruksi kalimat. Kata konjungsi menjadi elemen bahasa yang sangat penting karena embantu dalam penyusunan kalimat yang jelas dan terstruktur dengan baik
Kata sambung memastikan bahwa ide dan informasi dari suatu naskah tersampaikan secara koheren. Berikut ulasan tentang apa itu kata konjungsi serta jenis dan contoh penggunaannya dalam kalimat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/11/2023).
Konjungsi dalam Tata Bahasa Indonesia
Konjungsi adalah sebuah kategori kata dalam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai penghubung antara kata-kata, frasa, klausa, atau kalimat-kalimat dalam teks atau komunikasi tertulis. Dua teks yang telah Anda berikan memberikan pengertian yang serupa mengenai konjungsi:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Sumarlan (2003), konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antara unsur-unsur bahasa seperti kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Konjungsi berperan dalam menjaga keterkaitan dan kelancaran bahasa dalam berbagai tingkatan sintaksis.
Ahli linguistik bahasa Indonesia Abdul Chaer dan Harimurti Kridalaksana juga mengemukakan pengertian yang serupa. Konjungsi adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan satuan-satuan sintaksis, seperti kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Mereka juga menegaskan bahwa konjungsi adalah salah satu kategori kata tugas yang tidak memiliki arti leksikal, tetapi hanya memiliki arti gramatikal, sehingga fungsinya terkait erat dengan struktur dan hubungan gramatikal dalam kalimat.
Penggunaan konjungsi membantu dalam membentuk hubungan yang koheren dan berkesinambungan antara unsur-unsur bahasa dalam sebuah teks atau komunikasi tertulis. Contoh konjungsi yang umum digunakan termasuk "dan," "atau," "karena," "sejak," "sebelum," "sedangkan," "meskipun," dan sebagainya. Keseluruhan, konjungsi memiliki peran penting dalam menjaga struktur dan artikulasi bahasa dalam berbagai tingkatan sintaksis.
Advertisement
Ciri-Ciri Kata Konjungsi
1. Tidak Memiliki TujuanÂ
Konjungsi digunakan secara khusus untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat. Mereka tidak memberikan makna tambahan atau tujuan lain dalam kalimat. Fungsinya adalah murni sebagai penghubung untuk menjaga aliran pemikiran dalam bahasa tertulis.
2. Tidak Dapat Dihubungkan dengan Objek
Konjungsi tidak digunakan untuk menghubungkan objek tertentu dalam kalimat. Mereka fungsinya adalah menghubungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat.
3. Tidak Menerangkan Kata
Konjungsi tidak digunakan untuk memberikan penjelasan atau deskripsi pada kata tertentu dalam kalimat. Mereka hanya berperan sebagai penghubung.
4. Hanya Menghubungkan Unsur Bahasa
Konjungsi berfungsi sebagai penghubung antara unsur-unsur bahasa seperti kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Mereka menjaga keterkaitan antara unsur-unsur ini dalam sebuah teks atau komunikasi tertulis.
5. Tidak Bisa Ditaruh di Akhir Kalimat
Konjungsi umumnya ditempatkan di antara unsur-unsur yang dihubungkannya dan jarang digunakan sebagai kata penutup kalimat. Ini berarti konjungsi lebih sering muncul dalam bagian tengah atau awal kalimat.
Jenis Konjungsi dan Contoh Penggunaanya
Konjungsi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat. Berikut penjelasan beserta contoh penggunaannya.Â
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua unsur atau lebih yang memiliki penting atau status sintaksis yang sama dalam kalimat. Berikut beberapa konjungsi koordinatif dan maknanya.
"dan": sebagai penanda hubungan penambahan.
"atau": sebagai penanda hubungan pemilihan.
"melainkan": sebagai penanda hubungan perlawanan.
"padahal": sebagai penanda hubungan pertentangan.
"sedangkan": sebagai penanda hubungan pertentangan.
"serta": sebagai penanda hubungan pendampingan.
"tetapi": sebagai penanda hubungan perlawanan.
"dan/atau": sebagai penanda hubungan jumlah atau pilihan.
Contoh penggunaan konjungsi koordinatif dalam kalimat
"Heri dan Hedi adalah saudara kembar identik."
"Kamu mau ikut ke pasar atau tunggu di rumah saja?"
"Itu bukan pesawat terbang, melainkan helikopter."
"Adit hanya diam saja, padahal selama ini tahu banyak informasi."
"Kakak sedang memasak, sedangkan adik mencuci."
"Saya pergi ke pasar membeli ikan serta sayur."
"Adikku sebenarnya pandai, tetapi malas belajar."
Konjungsi Korelatif
Konjungsi ini menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Contoh konjungsi korelatif dan kalimatnya adalah "baik – maupun," "tidak hanya – tetapi juga," "bukan hanya – melainkan juga," "demikian – sehingga," dan sebagainya.Â
Contoh penggunaan konjungsi korelatif.
"Baik kakak maupun adiknya tidak suka makan nasi."
"Seluruh karyawan tidak hanya harus setuju, tetapi juga harus patuh terhadap setiap aturan perusahaan."
Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif menghubungkan klausa atau kalimat yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Terdapat berbagai jenis konjungsi subordinatif, seperti waktu, syarat, pengandaian, tujuan, konsesif, pembandingan, sebab, hasil, alat, cara, komplementasi, atributif, perbandingan, dan sebagainya.Â
Contoh konjungsi subordinatif dan kalimatnya.
Waktu: "Aku akan berkunjung ke kotamu jika aku sudah punya ongkos."
Syarat: "Sekiranya aku tidak gegabah dalam mengambil keputusan, pasti aku tidak akan menyesal seperti ini."
Pengandaian: "Andai kata saya bisa terbang, saya akan menjelajahi dunia."
Tujuan: "Ibu memberi uang saku agar saya bisa membeli buku pelajaran."
Konsesif: "Meskipun hujan deras, mereka tetap melanjutkan pertandingan sepak bola."
Pembandingan: "Mereka berdua bermain sepak bola seperti seorang profesional."
Sebab: "Ia terlambat ke kantor karena macet di jalan."
Hasil: "Dia berlatih keras, sehingga menjadi atlet terbaik di negara ini."
Alat: "Dia menulis surat dengan menggunakan pena."
Cara: "Dia mengemudi dengan hati-hati."
Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain dan biasanya muncul di awal kalimat baru yang ditandai dengan huruf kapital dan diikuti tanda koma. Beberapa contoh konjungsi antarkalimat adalah "Biarpun demikian," "Kemudian," "Sebaliknya," "Sesungguhnya," dan sebagainya.
Contoh penggunaan konjungsi antarkalimat dalam teks:
"Semua kebahagiaan itu sudah terenggut darinya. Kecelakaan penyebab semua itu."
"Walaupun anak tunggal, Riri tidak pernah manja. Ia selalu membantu pekerjaan ibu tanpa diminta."
Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan paragraf-paragraf dalam teks dan berfungsi berdasarkan fungsinya, seperti memberikan tambahan, pertentangan, perbandingan, akibat, tujuan, intensifikasi, waktu, dan tempat.
Contoh konjungsi antarparagraf.
"Demikian juga, tambahan lagi, dia sangat rajin dalam belajar."
"Namun, sebaliknya, situasinya bisa berubah kapan saja."
Â
Advertisement