Liputan6.com, Jakarta Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki, maksudnya adalah kedaulatan mutlak. Hal ini berkaitan dengan kebijakan Jepang dalam bidang ekonomi terhadap Indonesia. Kamu tentunya perlu mengenali kehidupan rakyat Indonesia dalam bidang ekonomi dan sosial pada masa pendudukan Jepang.
Baca Juga
Advertisement
Jepang pertama kali tiba di Indonesia mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur, pada 11 Januari 1942. Untuk memuluskan perang Asia Timur Raya, Jepang berusaha menguasai wilayah Asia, salah satunya Indonesia. Secara resmi Jepang menguasai Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, setelah Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang.
Pada awal pergerakannya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Akan tetapi, akhirnya sikap baik itu berubah setelah sekian waktu Jepang menduduki Indonesia. Berbagai kebijakan dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.
Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki, maksudnya adalah kebijakan yang membuat bangsa Indonesia sangat menderita. Pada saat pendudukan Jepang ini, kemiskinan merajalela di Indonesia.
Dalam bidang ekonomi Jepang menerapkan kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang dengan berbagai kebijakan, di antaranya menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat, menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki, dan mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran.
Berikut Liputan6.com rangkum dari Modul Sejarah Kelas XI via repositori.kemdikbud.go.id, Jumat (17/11/2023) tentang ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah.
Ketika Menduduki Indonesia, Jepang Menerapkan Sistem Autarki Maksudnya adalah Sistem Ekonomi Perang
Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah Kedaulatan Mutlak. Sebagaimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), autarki adalah kedaulatan mutlak, baik dalam pemerintahan maupun dalam ekonomi, dengan menetapkan kebijakan nasional untuk menghindarkan ketergantungan pada negara lain. Jadi, ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang dengan otoriter.
Pada waktu Indonesia di bawah pendudukan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya. Salah satunya ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah untuk mendukung tujuan Jepang ini.
Advertisement
Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Ekonomi pada Masa Pendudukan Jepang
Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah salah satu kebijakan ekonomi Jepang. Selain itu, hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang
Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting.
Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
2. Pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat
Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang.
Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan merusak tanah.
3. Pembatasan produktivitas tanaman yang tidak menguntungkan perang
Pembatasan produktivitas tanaman yang tidak menguntungkan perang. Masyarakat Indonesia diwajibkan untum menanam padi, pohon jarak, dan kapas, yang nilai jualnya tinggi dan memenuhi kebutuhan perang.
4. Sistem ekonomi perang dan sistem autarki
Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang dengan otoriter. Hal ini juga diikuti dengan penerapan sistem ekonomi perang.
Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun material. Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah untuk mendukung Jepang dalam perang, namun membuat rakyat Indonesia sangat menderita.
5. Penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran
Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah.
Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa. Sebagai perlawanan terhadap rasa lapar, telah memaksa bangsa Indonesia memakan keladi gatal, bekicot, umbi-umbian, batang pohon pisang, batang pohon pepaya, dan lain-lain.
Ketika menduduki Indonesia, Jepang menerapkan sistem autarki maksudnya adalah memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang dengan otoriter. Dari peraturan yang diberlakukan oleh Jepang mengakibatkan sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan semakin terasakan bertambah berat pada saat rakyat juga merasakan penggunaan sandang yang amat memprihatinkan. Pakaian rakyat compang camping, ada yang terbuat dari karung goni yang berdampak penyakit gatal-gatal akibat kutu dari karung tersebut. Adapula yang hanya menggunakan lembaran karet sebagai penutup.
Advertisement