32 Tan Malaka Quotes dan Maknanya, Sosok Cerdas yang Menginspirasi

Tan Malaka quotes membahas beragam aspek revolusi dan perjuangan sosial, memberikan inspirasi bagi generasi sekarang.

oleh Laudia Tysara diperbarui 19 Mar 2024, 16:55 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2024, 16:55 WIB
Tan Malaka dan surat-suratnya. ©2018 Merdeka.com/Hari Aryanti
Tan Malaka dan surat-suratnya. ©2018 Merdeka.com/Hari Aryanti

Liputan6.com, Jakarta - Tan Malaka quotes membahas tentang beragam aspek revolusi dan perjuangan sosial, memberikan inspirasi bagi generasi sekarang untuk terlibat dalam perubahan positif. Sosok Tan Malaka, dengan nama kecil Ibrahim, dikenal sebagai pemikir yang visioner dan penuh semangat dalam memperjuangkan keadilan.

Mengutip dari buku Tan Malaka: Sebuah Biografi Lengkap (2017) karya Masykur Arif Rahman, sejak usia muda, Tan Malaka telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa, diberi gelar "Datuk Tan Malaka" dalam sebuah upacara adat. Kecerdasannya membawanya menempuh pendidikan di Belanda, di mana dia terus mengembangkan pemikiran revolusioner yang mempengaruhi banyak orang.

Tan Malaka quotes menyoroti pentingnya kesadaran sosial, perjuangan, dan kemandirian dalam meraih kemerdekaan dan keadilan. Semangatnya yang tak kenal lelah untuk melawan penindasan dan ketidakadilan masih relevan di kehidupan saat ini.

Adanya pesan-pesan yang ditinggalkannya, Tan Malaka terus menginspirasi generasi muda untuk berani berjuang memperjuangkan hak-hak mereka. Ini termasuk mengambil peran aktif dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan demokratis.

Melalui pemikiran-pemikirannya yang tajam dan visi yang jelas, Tan Malaka membawa kontribusi yang signifikan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pergerakan revolusioner di dunia. Pengaruhnya tidak hanya terbatas pada masa lalu, tetapi juga memengaruhi tindakan dan pemikiran orang-orang saat ini dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam Tan Malaka quotes dan maknanya yang dimaksudkan, Selasa (19/3/2024).

Tan Malaka Quotes 1-10

  1. "Dari terbentur, terbentur, terbentur, kemudian terbentuk." Makna: Proses perubahan atau transformasi tidak terjadi secara instan atau mudah. Terkadang, perubahan memerlukan ketahanan, kesabaran, dan pengalaman dari berbagai tantangan dan rintangan yang dihadapi. Setiap kali kita terbentur oleh rintangan, kita belajar dan berkembang, sehingga akhirnya kita menjadi lebih kuat dan mampu mencapai tujuan kita.
  2. "Partai mesti berhubungan rapat dengan massa, terutama dalam saat yang penting, dengan segala golongan rakyat dari seluruh kepulauan di Indonesia. Dengan tidak berhubungan seperti itu, tak akan ada pemimpin yang revolusioner." Makna: Keterlibatan partai politik dengan massa atau rakyat adalah kunci untuk menjadi pemimpin yang revolusioner. Tan Malaka menekankan bahwa pemimpin yang revolusioner harus dekat dengan rakyat, memahami kebutuhan dan aspirasi mereka, serta berpartisipasi dalam perjuangan bersama. Tanpa keterlibatan aktif dengan rakyat, seorang pemimpin tidak akan mampu mencapai perubahan yang signifikan.
  3. "Di dalam masa revolusi tercapainya puncak kekuatan moril, terjadinya kecerdasan pikiran dan memperoleh segenap kemampuan untuk pendirian masyarakat yang baru." Makna: Selama masa revolusi, orang-orang mencapai puncak kekuatan moral dan mengembangkan kecerdasan pikiran mereka. Ini memberi mereka kemampuan untuk merancang dan membangun masyarakat baru yang lebih adil dan egaliter.
  4. "Pengupasan yang cocok betul atas masyarakat Indonesia menjadi syarat, terutama untuk mendapat perkakas revolusi, dan itu pulalah yang menjadi syarat pertama yang mendatangkan kemenangan revolusi kita." Makna: Proses pengupasan atau pemahaman yang mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi, dan politik masyarakat Indonesia merupakan prasyarat bagi kesuksesan revolusi. Tan Malaka menganggap pemahaman yang mendalam ini sebagai alat penting untuk mencapai kemenangan dalam perjuangan revolusioner.
  5. "Para ahli filsafat sudah memberi bermacam-macam pemandangan tentang dunia ini. Yang perlu lagi adalah mengubah dunia ini." Makna: Tan Malaka menekankan pentingnya tindakan nyata dalam mengubah dunia, bukan hanya berpikir atau berbicara tentangnya. Meskipun banyak filsuf telah memberikan pandangan tentang dunia, yang paling penting adalah melakukan perubahan nyata untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
  6. "Revolusi adalah yang disebabkan oleh pergaulan hidup, satu hakikat tertentu dari perbuatan-perbuatan masyarakat." Makna: Revolusi terjadi karena perubahan dalam cara hidup atau tata nilai masyarakat. Ini mencerminkan perubahan hakiki dalam tindakan dan perilaku masyarakat secara keseluruhan.
  7. "Bahwa para pekerjalah, yang menduduki lantai ekonomi perekonomian Indonesia." Makna: Tan Malaka menekankan pentingnya peran para pekerja dalam struktur ekonomi Indonesia. Mereka adalah tulang punggung ekonomi dan harus menjadi fokus utama dalam perjuangan revolusioner.
  8. "Selama orang percaya bahwa kemerdekaan bisa tercapai dengan jalan putch atau anarkisme, hanyalah impian seorang yang sedang demam." Makna: Tan Malaka menegaskan bahwa upaya mencapai kemerdekaan dengan cara-cara kekerasan atau tanpa aturan tidak realistis dan tidak akan berhasil. Kemerdekaan harus dicapai melalui perjuangan yang terorganisir, disiplin, dan terarah.
  9. "Seorang yang pernah pengarang buku di Amerika meramalkan, bahwa kalau satu negara seperti Amerika ingin menguasai samudera dan dunia, dia mesti rebut Indonesia lebih dahulu untuk sendi kekuasaan." Makna: Tan Malaka menggarisbawahi pentingnya Indonesia dalam geopolitik global. Dia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis yang penting, dan kontrol atas Indonesia dapat menjadi kunci untuk mengendalikan pengaruh di kawasan ini dan di dunia.
  10. "Jika kita mau mengumpulkan dan memusatkan tenaga-tenaga revolusioner di Indonesia dengan jalan massa aksi yang tersusun untuk memantapkan kemerdekaan nasional, tentulah kita mesti mempunyai satu partai yang revolusioner." Makna: Tan Malaka menekankan pentingnya memiliki partai politik yang revolusioner untuk mengorganisir dan memobilisasi kekuatan rakyat dalam perjuangan menuju kemerdekaan nasional. Partai yang revolusioner akan menjadi instrumen utama dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut melalui tindakan massa yang terorganisir dan terarah.

Tan Malaka Quotes 11-20

Buku Tan Malaka
Polda Banten menyita buku Tan Malaka berjudul Menuju Merdeka 100 Persen dari salah satu mahasiswa yang ditangkap saat menggelar aksi unjuk rasa. (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)
  1. "Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, jika kita juga mengambil inisiatif bertahan. Supaya pukulan terakhir yang menentukan itu bisa mewujudkan tujuan kita." Makna: Dalam situasi krusial atau penentuan, keberhasilan hanya bisa dicapai jika kita tidak hanya bertahan dari serangan lawan tetapi juga mengambil langkah-langkah inisiatif yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita. Pukulan terakhir yang menentukan harus diarahkan secara strategis agar sesuai dengan keinginan dan tujuan yang telah ditetapkan.
  2. "Tetapi, jika pemerintah Indonesia kembali dipegang oleh kaki tangan seorang kapitalis asing walaupun bangsa Indonesia itu sendiri, dan 100% perusahaan modern berada ditangan kapitalis asing, seperti di zaman 'Hindia Belanda' maka Revolusi Nasional itu berarti membatalkan Proklamasi dan kemerdekaan Nasional dan mengembalikan kapitalisme dan imperialisme internasional." Makna: Tan Malaka menekankan bahwa revolusi nasional harus menghasilkan kemerdekaan yang sejati bagi bangsa Indonesia, bukan hanya dalam bentuk formalitas politik. Jika kekuatan ekonomi dan politik masih dipegang oleh kapitalis asing, maka itu tidak sesuai dengan tujuan proklamasi kemerdekaan, dan Indonesia akan tetap menjadi objek kapitalisme dan imperialisme internasional.
  3. "Dalam soal revolusi nasional, apakah bangsa yang terjajah yang berjuang untuk membela kemerdekaannya itu sesungguhnya menjadi bangsa yang merdeka dalam segala lapangan hidupnya terhadap bangsa lain, atau kembali dijajah dengan cara lama atau cara baru." Makna: Tan Malaka menyoroti pentingnya revolusi nasional dalam memastikan bahwa bangsa yang dulunya terjajah benar-benar merdeka dalam semua aspek kehidupannya, baik secara politik, ekonomi, maupun budaya. Jika tidak, risiko bagi bangsa tersebut untuk kembali dijajah, entah dengan cara lama atau baru, tetap ada.
  4. "Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya." Makna: Proses lahirnya sebuah gagasan atau pemikiran seringkali melewati masa-masa sulit dan penderitaan, seperti halnya proses kelahiran seorang anak. Inilah yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembentukan dan perkembangan ide atau gagasan.
  5. "Janganlah menjatuhkan diri ke dalam kesesatan dengan mengira, bahwa kebudayaan Timur yang dulu atau sekarang lebih tinggi dari kebudayaan Barat sekarang. Ini boleh kamu katakan, bilamana kamu sudah melebihi pengetahuan, kecakapan dan cara berpikir orang Barat." Makna: Tan Malaka menegaskan agar tidak membenarkan kesesatan dengan menganggap bahwa kebudayaan Timur lebih tinggi daripada kebudayaan Barat tanpa memahami pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir orang Barat secara mendalam. Ini menekankan pentingnya memperoleh pengetahuan yang luas sebelum membuat penilaian tentang perbandingan kebudayaan.
  6. "Bahwa benda itu adalah satu rantai, satu karma yang merantai hidup kita, hidup sengsara ini." Makna: Tan Malaka menyampaikan pandangan bahwa segala tindakan atau perbuatan memiliki konsekuensi atau dampak yang melekat pada kehidupan kita. Ia menggambarkan bahwa hidup ini terikat oleh karma atau nasib, yang mengikat dan membentuk hidup kita, terutama dalam konteks penderitaan dan kesengsaraan.
  7. "Satu dua diantara berbagai ukuran yang biasanya kita pakai terhadap seseorang yang terjun ke depan masyarakat sebagai pemimpin ialah, apakah pertama sekali ia dapat melihat ke depan, dan kedua apakah di cukup mempunyai watak konsekuen untuk memegang pandangannya ke depan itu." Makna: Tan Malaka menyoroti dua kualitas penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang maju ke depan dalam masyarakat: kemampuan untuk melihat ke depan dengan visi yang jelas, dan konsistensi dalam mempertahankan pandangannya terhadap tujuan yang diinginkan.
  8. "Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri." Makna: Tan Malaka menekankan bahwa proses atau cara untuk mencapai hasil yang diinginkan jauh lebih penting daripada hasil itu sendiri. Ini menekankan pentingnya etika kerja, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi tantangan dalam mencapai tujuan.
  9. "Dengan jalan revolusi dan perang kemerdekaan nasional itu yang dapat dimasukkan ke dalam revolusi sosial! maka sekalian negeri besar-besar yang modern, tidak ada kecualinya, dapat melepaskan diri dari kungkungan kelas dan penjajahan." Makna: Tan Malaka menunjukkan bahwa melalui revolusi dan perang kemerdekaan nasional, negara-negara besar dapat mencapai kebebasan dari penjajahan dan penindasan kelas. Ini merupakan bagian dari perjuangan revolusioner yang lebih besar untuk mencapai keadilan sosial.
  10. "Marx mendefinisikan negara yaitu 'Negara itu adalah hasil dari pernyataan perjuangan kelas yang tidak bisa diperdamaikan.'" Makna: Tan Malaka mengutip definisi Marx tentang negara sebagai produk dari pertentangan antarkelas yang tak bisa didamaikan. Ini menyoroti sifat konflik inheren dalam masyarakat yang diakibatkan oleh ketidaksetaraan antara kelas-kelas sosial.

Tan Malaka Quotes 21-32

  1. "Beritahukanlah kepada kami, bagaimana perhubungan ekonomi antara kedua bangsa dan kelas itu! Kami akan dapat pula membentuk bingkai politik antara kedua bangsa atau kedua golongan itu." Makna: Tan Malaka menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekonomi antara bangsa dan kelas dalam menyusun kerangka politik yang efektif. Pemahaman ini penting untuk membangun strategi politik yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan kelas pekerja.
  2. "Manusia mengeluarkan tenaga yang sama untuk mendapatkan hasil yang sama juga." Makna: Tan Malaka menegaskan prinsip bahwa setiap individu harus mendapatkan hasil yang sebanding dengan tenaga yang dikeluarkannya. Ini menekankan pentingnya keadilan dalam distribusi hasil kerja dan perjuangan untuk hak-hak sosial yang setara bagi semua orang.
  3. "Jika sekiranya pulau Jawa mempunyai borjuasi nasional yang revolusioner dan Diponegoro dalam perjuangannya melawan Mataram dan Kompeni pastilah ia akan berdiri di sisi borjuasi itu." Makna: Tan Malaka menggambarkan bahwa jika elit ekonomi Indonesia memiliki kesadaran revolusioner yang kuat dan bersatu dalam perjuangan melawan penindasan, mereka akan mendapatkan dukungan dari tokoh revolusioner seperti Diponegoro. Ini menyoroti pentingnya solidaritas antara berbagai lapisan masyarakat dalam perjuangan menuju kemerdekaan dan keadilan.
  4. "Seorang Marxis yang mau mendapatkan sesuatu kesimpulan (conclusion) untuk dijadikan obor dalam menentukan sikap dan tindakan di Indonesia sekarang, haruslah mempertimbangkan kesimpulan itu atas bahan berpikir (promises) yang diperoleh di Indonesia sekarang juga.Sekurang-kurangnya masyarakat, kita sudah mengeluarkan orang yang lebih dari seorang Darwin, Newton, Marx dan Lenin, barulah kamu boleh bangga." Makna: Tan Malaka menekankan bahwa kesimpulan atau pandangan yang diambil haruslah berdasarkan realitas sosial dan politik saat ini. Dia juga menekankan bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan pemikir-pemikir besar seperti Darwin, Newton, Marx, dan Lenin, sehingga harus memiliki kepercayaan diri dalam mengambil langkah-langkah menuju masa depan yang lebih baik.
  5. "Seseorang yang ingin menjadi murid Barat atau manusia, hendaklah ingin merdeka dengan memakai senjata Barat yang rasional. Apabila sudah dapat barulah dapat ia menciptakan satu pergaulan hidup yang baru dan rasional." Makna: Tan Malaka menekankan bahwa untuk mencapai kemerdekaan dan keberhasilan, seseorang harus menggunakan pemikiran rasional dan alat-alat yang sesuai, meskipun berasal dari Barat. Ini menyoroti pentingnya pendekatan yang rasional dalam meraih kemerdekaan dan kemajuan, tetapi juga menekankan bahwa itu harus dicapai dengan mempertimbangkan kondisi lokal dan nilai-nilai budaya.
  6. "Satu kelas atas satu bangsa yang tidak mampu melemparkan peraturan-peraturan kolot serta perbudakan dengan perantaraan revolusi, niscaya musnah atau ditakdirkan menjadi budak buat selama-lamanya." Makna: Tan Malaka menyoroti bahwa kelas atas dalam suatu masyarakat yang tidak bersedia mengubah struktur yang menindas melalui revolusi, akan berakhir hancur atau terus menderita. Ini menekankan pentingnya perubahan sosial dan politik yang radikal dalam memperjuangkan keadilan sosial.
  7. "Presiden Soekarno sambil menunjuk, berkata kepada saya lebih kurang seperti berikut: 'Kalau saya tiada berdaya lagi, maka kelak pimpinan revolusi akan saya serahkan kepada saudara'." Makna: Ini menunjukkan bahwa Tan Malaka menerima kepercayaan dan dukungan dari tokoh-tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti Presiden Soekarno. Hal ini menunjukkan pengakuan terhadap peran dan kontribusinya dalam perjuangan nasional.
  8. "Seperti seekor semut hanyut bergantung pada sepotong rumput yang diayun-ayunkan gelombang." Makna: Tan Malaka menggambarkan keadaan yang rapuh dan rentan, di mana individu atau kelompok yang lemah terombang-ambing oleh kekuatan eksternal yang lebih besar. Ini menyoroti pentingnya persatuan dan solidaritas dalam menghadapi tantangan dan tekanan eksternal.
  9. "Jika kita dalam perjuangan revolusioner tidak mengambil inisiatif duluan, maka lawan mendapatkan keuntungan menguasai kemauan dan perbuatan kita sehingga kita dipaksa dalam keadaan pasif melumpuhkan." Makna: Tan Malaka menekankan pentingnya mengambil inisiatif dalam perjuangan revolusioner untuk menghindari menjadi pasif dan terjebak dalam kendali lawan. Ini menekankan pentingnya tindakan proaktif dalam meraih kemenangan dalam perjuangan politik.
  10. "Yang tajam balik bertimbal, kalau tak ujung pangkal mengena." Makna: Tan Malaka menyampaikan bahwa tindakan atau kebijakan yang kita ambil akan berdampak kembali pada kita sendiri. Ini menekankan pentingnya mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan kita dalam memutuskan langkah-langkah politik atau sosial.
  11. "Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi." Makna: Ini menunjukkan tekad Tan Malaka bahwa perjuangannya untuk keadilan sosial dan politik akan terus berlanjut bahkan setelah kematiannya. Ini menekankan keabadian dari cita-cita dan nilai-nilai yang dia anut.
  12. "Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali." Makna: Tan Malaka menekankan pentingnya kesadaran sosial dan keterlibatan dalam perjuangan sosial bagi kaum muda. Dia menegaskan bahwa pendidikan harus menghasilkan individu yang peduli dan mau berjuang untuk keadilan sosial, bukan sekadar mencari keunggulan pribadi.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya