10 Manfaat Jarang Posting di Media Sosial, Bisa Terhindar dari Kecemasan dan Depresi

Salah satu manfaat utama dari jarang posting di media sosial adalah terjaganya privasi.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 03 Jul 2024, 13:50 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 13:50 WIB
Ilustrasi bermain media sosial
Ilustrasi bermain media sosial. (Image by freepik)

Liputan6.com, Jakarta Dalam era digital yang berkembang pesat ini, kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dari aktivitas di media sosial. Media sosial telah membawa perubahan besar dalam pola hidup masyarakat kita, dimana hampir setiap aspek kehidupan terhubung dengan penggunaan platform-platform tersebut. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, aktivitas di media sosial selalu menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Pola kehidupan yang tidak lepas dari media sosial juga terlihat dalam cara kita berkomunikasi. Dulu, komunikasi terjadi secara langsung melalui tatap muka atau melalui telepon. Namun kini, media sosial memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.

Berbagai aplikasi seperti WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram DM menjadi sarana utama untuk berkomunikasi, baik dengan keluarga, teman, maupun orang yang belum dikenal sekalipun. Konten yang dibagikan di media sosial juga menjadi pembicaraan sehari-hari, mulai dari foto liburan, makanan yang sedang dinikmati, hingga pemikiran dan opini seseorang.

Namun, meskipun media sosial telah membawa dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan. Salah satu dampak negatif adalah adanya kecanduan media sosial. Banyak masyarakat yang merasa sulit menjauhkan diri dari perangkat digital mereka, karena terlalu terikat dengan konten dan interaksi sosial di media sosial. Hal ini dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan mental mereka.

Maka tidak mengherankan jika beristirahat dari media sosial atau bahkan jarang posting di media sosial bisa menghadirkan sejumlah manfaat yang luar biasa. Lalu apa saja manfaat dari jarang posting di media sosial? Simak penjelasan selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (3/7/2024).

1. Privasi Terjaga

Dalam era digital yang serba terhubung ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sebagian besar orang. Namun, beberapa individu memilih untuk jarang atau bahkan tidak mengunggah apapun di media sosial. Mereka yang menjaga privasi dengan jarang melakukan posting di media sosial ini sebenarnya memiliki beberapa manfaat yang dapat kita pelajari.

Salah satu manfaat utama dari jarang posting di media sosial adalah terjaganya privasi. Orang-orang yang tidak mengunggah apapun di media sosial cenderung sangat menghormati konsep ruang pribadi, baik itu ruang mereka sendiri maupun ruang orang lain. Di tengah budaya oversharing saat ini, mereka menyadari bahwa tidak semua momen perlu didokumentasikan atau dipamerkan ke publik.

Dengan jarang posting di media sosial, mereka lebih menghargai pengalaman daripada keinginan untuk memamerkannya. Mereka tidak terjebak dalam tekanan untuk mendapatkan like, komentar, atau perhatian dari orang lain. Mereka dapat fokus sepenuhnya pada pengalaman yang mereka alami tanpa harus merasa perlu mempublikasikannya.

Selain itu, menjaga privasi dengan jarang posting di media sosial juga berarti mengurangi risiko pengungkapan informasi pribadi yang dapat dieksploitasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bagi mereka yang jago mengorek informasi dari postingan seseorang, semakin banyak informasi yang dipublikasikan, semakin sulit untuk menjaga keunikan diri dan menghindari pencurian identitas.

Dalam dunia yang semakin terhubung ini, jarang posting di media sosial merupakan cara yang efektif untuk menjaga privasi dan keunikan diri sendiri. Dengan melakukan hal ini, kita bisa mempertahankan privasi kita, menghindari pencurian identitas, dan mengalami momen-momen tanpa tekanan untuk mempublikasikannya. Mari kita berhati-hati dan menghargai privasi kita di dunia maya.

2. Memiliki Hubungan yang Tulus

Memiliki hubungan yang tulus adalah salah satu manfaat utama yang diperoleh dari jarang posting di media sosial. Orang-orang yang menghindari media sosial cenderung lebih menghargai interaksi tatap muka yang tulus. Mereka memahami bahwa koneksi autentik dan kedalaman percakapan hanya dapat tercipta ketika kita hadir secara fisik dengan orang lain.

Saat ini, banyak orang hanya mengenal teman-teman mereka melalui dunia digital. Namun, teman di dunia digital belum tentu teman di dunia nyata. Rasa kesepian dan dorongan untuk bergaul tidak akan bisa terpuaskan hanya dengan saling likes, komen, dan follow di media sosial. Sebaliknya, kita dapat merasakan pengalaman yang lebih seru, bermakna, dan nyata dengan nongkrong secara fisik bersama teman-teman kita.

Nongkrong bareng tanpa mengaktifkan media sosial juga dapat memperkuat hubungan kita dengan orang-orang di sekitar. Ketika kita tidak tergantung pada media sosial, kita lebih fokus untuk saling mendengarkan, bertukar cerita, dan bergaul dengan sebenar-benarnya. Dalam suasana tanpa gangguan dari notifikasi-notifikasi media sosial, kita dapat menciptakan hubungan yang tulus dan mendalam dengan orang-orang terdekat kita.

Dengan kata lain, jarang posting di media sosial bisa membuat kita lebih terhubung dengan dunia nyata dan orang-orang di sekitar kita. Kita dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang lebih dalam hubungan tulus ini.

3. Terhindar dari Kecemasan dan Depresi

Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan Kecemasan Sosial

Posting jarang di media sosial dapat memiliki sejumlah manfaat yang signifikan dalam mencegah kecemasan dan depresi. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menghindari media sosial atau membatasi penggunaannya cenderung mengalami lebih sedikit masalah kesehatan mental.

Media sosial cenderung menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dalam hidup seseorang dan memberikan tekanan untuk mendapatkan validasi terus menerus. Hal ini dapat menyebabkan stres yang meningkat dan bisa menjadi pemicu kecemasan dan depresi.

Dengan jarang posting di media sosial, individu cenderung memiliki tekanan yang lebih sedikit. Mereka tidak perlu terus-menerus memikirkan apa yang akan diposting atau bagaimana tanggapan orang terhadap konten mereka. Hal ini dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

Selain itu, mengurangi paparan terhadap media sosial juga membantu untuk menghindari perbandingan sosial yang tidak sehat. Melihat kehidupan yang tercurahkan dengan sempurna oleh orang lain dapat membuat seseorang merasa rendah diri atau tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri, yang pada gilirannya dapat menyebabkan depresi. Dengan menghindari media sosial, individu dapat fokus pada kehidupan mereka sendiri, menjauhkan diri dari perbandingan yang tidak sehat, dan membangun harga diri yang kuat.

Secara keseluruhan, dengan jarang posting di media sosial, individu dapat terhindar dari kecemasan dan depresi. Mengurangi tekanan dan ekspektasi yang tidak realistis, serta menghindari perbandingan sosial yang tidak sehat, merupakan langkah yang penting dalam menjaga kesehatan mental yang baik.

4. Membentuk Pribadi Mandiri

Membentuk Pribadi Mandiri adalah salah satu manfaat yang bisa didapatkan dengan jarangnya posting di media sosial. Orang yang lebih suka menjauhi media sosial seringkali menunjukkan tingkat kemandirian atau rasa cukup yang tinggi. Mereka merasa tidak perlu mencari validasi atau persetujuan dari komunitas online atas tindakan, keputusan, atau keberhasilan mereka. Mereka cenderung menilai harga diri mereka dari pencapaian dan pertumbuhan pribadi mereka sendiri.

Ciri ini menunjukkan rasa identitas pribadi dan kepercayaan diri yang kuat dan dapat sangat menyegarkan dunia saat ini, di mana banyak orang mencari validasi terus-menerus dari rekan online mereka. Dengan menghindari media sosial dan fokus pada pengembangan pribadi, seseorang dapat membangun kemandirian yang sehat.

Selain itu, dengan jarang memposting di media sosial, seseorang dapat lebih fokus pada diri sendiri dan mengurangi perbandingan sosial yang sering terjadi di dunia maya. Ini membantu meningkatkan harga diri dan kemampuan untuk menerima diri sendiri apa adanya.

Dengan menghindari paparan yang berlebihan terhadap media sosial, individu juga dapat mengurangi stres dan cemas yang seringkali timbul akibat perbandingan sosial dan ekspektasi yang tidak realistis. Mereka dapat menemukan kebahagiaan di dalam diri sendiri dan mengalami pertumbuhan pribadi secara lebih autentik dan alami.

Dengan demikian, membatasi penggunaan media sosial dan menghindari posting yang berlebihan dapat membantu seseorang menjauhi ketergantungan pada validasi dan persetujuan orang lain, serta membuatnya lebih mandiri dan bahagia.

 

5. Fokus dan Lebih Produktif

Perempuan Produktif
Perempuan yang produktif akan lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan pekerjaan. (Foto: Freepik/pressfoto)

Jarang posting di media sosial memiliki manfaat yang signifikan untuk menjadi fokus dan lebih produktif. Orang-orang yang tidak terus-menerus memeriksa feed atau memperbarui status cenderung memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada tugas dan aktivitas yang bermakna. Dengan tidak terlalu sering bermain media sosial, kita dapat dengan lebih fokus pada hal-hal yang penting seperti pekerjaan, hobi, atau tujuan pribadi.

Mengurangi paparan terhadap media sosial dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan fokus yang lebih jelas, individu dapat menyelesaikan proyek di tempat kerja secara lebih efisien dan meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. Selain itu, mereka dapat menekuni hobi dengan lebih serius dan mendalam, mengasah kemampuan, serta mencapai hasil yang lebih memuaskan.

Selain itu, mengurangi penggunaan media sosial juga memungkinkan seseorang menghabiskan waktu berkualitas dengan orang-orang terkasih. Ketika kita tidak terlalu terikat dengan media sosial, kita memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan orang-orang di sekitar kita. Hal ini sangat penting untuk membangun hubungan yang empatik dan mendalam, serta menjaga konektivitas interpersonal yang lebih autentik dan berarti.

Dengan demikian, jarang posting di media sosial dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan dalam hal fokus dan produktivitas. Dalam dunia yang semakin serba terkoneksi ini, meluangkan waktu dari media sosial dapat memberikan kesempatan untuk melihat dunia nyata dengan lebih jelas dan mendalam, serta menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.

6. Menemukan Makna Hidup yang Lebih Dalam

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Namun, ada sejumlah orang yang memilih untuk menjauhi media sosial dan menghindari seringnya posting di platform tersebut. Mereka percaya bahwa dengan melakukan hal ini, mereka dapat menemukan makna hidup yang lebih dalam.

Orang-orang yang jarang posting di media sosial umumnya tidak puas dengan interaksi di permukaan atau rasa kepuasan sesaat yang datang dari like dan share. Mereka tidak tergoda untuk mencari validasi dari orang lain melalui jumlah like atau komentar yang mereka dapatkan. Sebaliknya, mereka lebih fokus pada pengalaman yang memperkaya kehidupan mereka.

Mereka mendambakan percakapan yang menantang dan hubungan yang dapat mengubah mereka menjadi versi yang lebih baik. Mereka percaya bahwa hidup penuh dengan momen dan pelajaran yang mendalam, dan mereka tidak ingin melewatkan hal-hal ini dengan terpaku pada layar. Dengan menjauhi media sosial, mereka dapat lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar mereka dan merasakan kehidupan dengan lebih mendalam.

Dalam menemukan makna hidup yang lebih dalam, orang-orang yang jarang posting di media sosial juga dapat memfokuskan energi mereka pada hal-hal yang lebih produktif dan bermanfaat. Mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi minat dan hobi mereka, serta mengembangkan keterampilan baru yang dapat membantu mereka mencapai tujuan hidup mereka.

Secara keseluruhan, dengan membatasi penggunaan media sosial dan jarang posting di platform tersebut, seseorang dapat menemukan makna hidup yang lebih dalam. Mereka dapat menikmati interaksi yang lebih bermakna dengan orang-orang di sekitar mereka dan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang positif dan produktif.

 

7. Jujur pada Diri Sendiri

Ilustrasi Wanita Cantik, Apa Adanya, Sederhana
Ilustrasi Wanita Cantik, Apa Adanya, Sederhana. Photo by Uliana Soboleva on Unsplash

Salah satu manfaat jarang posting di media sosial adalah kemampuan untuk menjadi jujur pada diri sendiri. Orang yang lebih memilih menjauhi media sosial cenderung menunjukkan rasa autentisitas yang kuat. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh tekanan atau trend di masyarakat, sehingga mampu mempertahankan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

Alih-alih menciptakan citra yang sempurna di dunia maya, mereka lebih fokus menjalani hidup secara autentik dan jujur. Mereka menyadari bahwa hidup tidak selalu sempurna dan merasa nyaman menunjukkan jati diri yang sebenarnya kepada dunia. Mereka tidak merasa perlu untuk menyembunyikan kekurangan atau mencari pengakuan dari orang lain melalui media sosial.

Hal ini membantu mereka membangun kepercayaan diri yang kuat dan kepuasan diri yang sejati. Dengan menjadi jujur pada diri sendiri, mereka mampu mengambil keputusan dengan lebih baik dan mengarahkan hidup mereka sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan pribadi.

Secara keseluruhan, jarang posting di media sosial dapat membantu seseorang menjadi pribadi yang jujur pada diri sendiri. Mereka tidak terjebak oleh tekanan untuk menciptakan citra yang sempurna dan lebih fokus pada kehidupan nyata yang autentik. Dengan menjaga kejujuran dalam hidup sehari-hari, mereka dapat membangun kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar.

8. Terhindar dari Perasaan Iri dan Dengki

Posting jarang di media sosial dapat membantu menghindarkan kita dari perasaan iri dan dengki yang seringkali muncul saat melihat orang lain memamerkan kehidupan mereka di platform tersebut. Perasaan iri dan dengki merupakan penyakit hati yang tidak hanya disebabkan oleh niat individu, tetapi juga karena situasi dan kondisi yang kita pilih untuk terlibat di dalamnya.

Salah satu contoh penyebab perasaan ini adalah melihat terlalu banyak orang melakukan pameran diri di media sosial. Ketika kita sering melihat orang lain memamerkan prestasi, kebahagiaan, atau kesuksesan mereka, hal ini dapat memicu perasaan iri dan dengki yang tidak sehat. Oleh karena itu, penting untuk waspada dan menghindari terlalu sering melihat pameran di media sosial.

Jika kita benar-benar ingin melihat pameran atau karya seni, sebaiknya kita memilih untuk pergi ke museum atau galeri seni sebagai penggantinya. Dengan demikian, kita dapat menikmati keindahan dan kreativitas tanpa menimbulkan perasaan negatif seperti iri dan dengki.

Dengan tidak seringnya posting di media sosial, kita juga dapat fokus pada diri sendiri dan menghargai proses serta pencapaian kita sendiri tanpa perlu membandingkan dengan orang lain. Hal ini memberikan kedamaian dan kepuasan pribadi yang lebih sehat daripada terjebak dalam siklus perasaan negatif karena membandingkan diri dengan orang lain di media sosial.

Dengan demikian, jarang posting di media sosial memiliki manfaat besar dalam menghindarkan kita dari perasaan iri dan dengki. Kita dapat menjaga kesehatan hati dan pikiran kita dengan fokus pada diri sendiri dan menghargai apa yang kita miliki tanpa perlu membandingkan dengan orang lain.

9. Menemukan Kebahagiaan dari Diri Sendiri

cantik tertawa single lajang mandiri ceria
ilustrasi perempuan bahagia/mentatdgt/Shutterstock

Menemukan Kebahagiaan dari Diri Sendiri adalah salah satu manfaat yang jarang terungkap ketika kita jarang melakukan posting di media sosial. Saat ini, banyak orang yang terjebak dalam paradigma bahwa kebahagiaan berasal dari jumlah likes, komentar, dan pengikut yang diperoleh dari setiap posting mereka. Namun, hal ini tidak lagi relevan karena kebahagiaan sejati seharusnya datang dari dalam diri kita sendiri.

Dengan jarang memposting di media sosial, kita memiliki kesempatan untuk lebih berkonsentrasi pada diri kita sendiri dan menemukan kebahagiaan di dalamnya. Kita tidak lagi tergantung pada perhatian dan validasi orang lain melalui interaksi di media sosial. Sebagai gantinya, kita dapat fokus pada peningkatan diri, mencari nilai dan keberhasilan yang sebenarnya, dan menggali kebahagiaan dari pencapaian pribadi, penghargaan, atau pengembangan potensi.

Selain itu, dengan jarang posting di media sosial, kita juga dapat menghindari perasaan rendah diri dan perbandingan sosial. Saat kita terus-menerus melihat postingan orang lain yang tampak sempurna dan bahagia di media sosial, kita seringkali merasa kurang puas dengan kehidupan kita sendiri. Hal ini dapat mengganggu kebahagiaan dan menimbulkan perasaan tidak puas yang tidak sehat.

Dengan tidak tergantung pada media sosial untuk mencari kebahagiaan, kita dapat menemukan kepuasan dalam diri sendiri melalui kegiatan offline seperti membaca buku, menulis, mengeksplorasi hobi, melakukan olahraga, dan menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Semua ini bisa membantu kita menemukan kebahagiaan dan pemenuhan yang lebih dalam.

Dalam kesimpulannya, terlalu banyak mengandalkan media sosial untuk kebahagiaan tidak sehat dan dapat mengganggu kesejahteraan emosional kita. Dengan jarang posting di media sosial, kita dapat menemukan kebahagiaan dari diri sendiri dan mengurangi perasaan tidak puas serta perbandingan sosial yang merugikan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan waktu dan perhatian yang adekuat pada diri sendiri di luar dunia maya dan menemukan kebahagiaan sejati dari dalam diri kita sendiri.

10. Tidak Akan Kehilangan Momen Penting

Media sosial saat ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Namun, ada manfaat tertentu ketika kita jarang posting di media sosial. Salah satunya adalah kita tidak akan kehilangan momen penting.

Dengan fokus pada layar smartphone, kita dapat melewatkan berbagai peristiwa seru dan kesempatan di sekitar kita. Ketika kita jarang posting di media sosial, kita lebih sadar akan lingkungan sekitar dan lebih terlibat dalam interaksi sosial yang sebenarnya.

Selain itu, jarang posting di media sosial juga memungkinkan kita untuk memiliki pengalaman yang lebih otentik dan intens. Kita tidak terlalu sibuk mengabadikan setiap momen dengan mengambil foto atau video, melainkan benar-benar menikmatinya secara langsung.

Tidak jarang juga, ketika kita terlalu aktif di media sosial, kita menjadi terlalu sibuk mengurus hal-hal tumpangan daripada menikmati momen penting yang sebenarnya. Dengan tidak fokus pada posting di media sosial, kita dapat meluangkan waktu untuk berkualitas dengan keluarga dan teman-teman.

Dalam kesimpulannya, jarang posting di media sosial memiliki manfaat yang signifikan. Kita tidak akan melewatkan momen penting, lebih terlibat secara sosial, dan memiliki pengalaman yang lebih otentik. Jadi, tidak ada salahnya jika kita mengurangi kehadiran kita di media sosial dan lebih menghargai momen-momen berharga dalam kehidupan sehari-hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya