Liputan6.com, Jakarta Pada wawancara eksklusif dengan Akbar Faizal di channel YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Sabtu (23/11/2024), Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkap langkah-langkah strategis yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang akhir masa jabatannya. Menurut Hasto, Jokowi telah memastikan keberlanjutan pengaruhnya dengan menempatkan orang-orang kepercayaannya di berbagai jabatan kunci.
Pernyataan ini memicu diskusi hangat, terutama setelah Hasto menyebutkan beberapa jabatan strategis yang menurutnya melibatkan "kedekatan personal". Salah satu contohnya adalah penunjukan Listyo Sigit sebagai Kapolri, yang disebut melompati lima angkatan.
Advertisement
Baca Juga
Hasto menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut menunjukkan betapa pentingnya instrumen kekuasaan untuk mempertahankan pengaruh politik, bahkan setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Advertisement
"Pak Jokowi tanpa dukungan partai cokelat (Polri) bukan siapa-siapa," ujar Hasto dalam wawancara tersebut.
Profil Hasto
Hasto Kristiyanto, seorang politikus yang telah lama berkecimpung dalam dunia politik Indonesia, dikenal sebagai tokoh di balik berbagai strategi sukses PDI Perjuangan. Dengan latar belakang akademik yang kokoh dan pengalaman panjang sebagai anggota DPR RI, Hasto berhasil mendobrak batasan dengan menjadi Sekretaris Jenderal PDIP selama dua periode berturut-turut. Ia tidak hanya menjadi sosok penting dalam partai, tetapi juga arsitek di balik kemenangan PDIP dalam Pemilu dan Pilkada selama masa kepemimpinannya.
Mengutip Merdeka.com, karier politik Hasto dimulai dari bawah, sebagai seorang “tukang ketik” dalam rapat partai. Namun, kerja keras dan dedikasinya mengantarkannya ke posisi strategis dalam struktur PDIP. Di bawah kepemimpinannya, partai tidak hanya mengalami modernisasi administrasi, tetapi juga meraih berbagai prestasi politik yang memperkuat posisi PDIP di kancah nasional.
Kisah perjalanan Hasto tidak lepas dari pengaruh masa mudanya, ketika ia aktif dalam organisasi mahasiswa dan terinspirasi oleh ajaran Bung Karno. Bagaimana seorang lulusan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini membangun karier politiknya dari nol menjadi salah satu tokoh sentral PDIP? Berikut perjalanan lengkapnya.
Advertisement
Awal Karier
Lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, Hasto Kristiyanto telah menunjukkan minat besar pada dunia politik sejak duduk di bangku SMA. Ia aktif membaca buku-buku politik saat bersekolah di SMA Kolese De Britto, Yogyakarta, yang menanamkan dasar pemikiran kritis dan idealisme dalam dirinya. Minat ini semakin terasah ketika ia melanjutkan studi di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat ia aktif sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik.
Ketertarikan Hasto pada politik praktis mulai terlihat ketika ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada awal tahun 1990-an. Di PDIP, ia memulai kariernya dari posisi bawah, termasuk menjadi notulen dalam berbagai rapat strategis partai.
“Dari notulen itu, saya menyerap suasana kebatinan partai dan memahami idealisme Bung Karno,” ungkap Hasto dalam sebuah wawancara.
Dedikasi pada PDIP dan Strategi Politik yang Visioner
Perjalanan Hasto dalam PDIP tidak lepas dari berbagai tantangan. Ia pertama kali terpilih sebagai anggota DPR RI pada 2004, mewakili daerah pemilihan Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek, Jawa Timur. Selama menjabat, ia dikenal sebagai politisi yang vokal menolak kebijakan yang dianggap merugikan rakyat, seperti RUU Free Trade Zone di Batam.
Pada 2014, ia diangkat sebagai Pelaksana Tugas Sekjen PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo, yang kala itu menjabat Menteri Dalam Negeri. Di bawah kepemimpinan Hasto, PDIP mengalami modernisasi besar-besaran. Ia menerapkan sistem manajemen partai berbasis teknologi dan memperkuat struktur partai hingga ke tingkat cabang. Upaya ini membuahkan hasil, dengan PDIP memenangkan Pemilu 2019 dan mendominasi Pilkada di berbagai daerah.
Advertisement
Kepemimpinan Berbasis Ideologi dan Spiritualitas
Bagi Hasto, politik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga perjuangan ideologi. Ia terinspirasi oleh ajaran Sukarno tentang Indonesia Raya dan pentingnya keberpihakan kepada rakyat kecil. Prinsip ini menjadi dasar strategi politiknya, baik dalam memimpin PDIP maupun saat menjadi anggota DPR RI.
Hasto juga menekankan pentingnya spiritualitas dalam kehidupannya. Ia mengaku masih menjalani bimbingan rohani dengan Pastor Herman Joseph Suhardiyanto SJ hingga kini. Menurut dia, kesadaran Sukarnois adalah kesadaran spiritual yang melampaui kata-kata dan rasio. Hal ini mencerminkan bagaimana Hasto mengintegrasikan aspek spiritual dalam pengambilan keputusan politiknya.
Mengawal Strategi Partai Menuju Masa Depan
Keberhasilan Hasto membawa PDIP menjadi partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut adalah bukti kemampuannya dalam memimpin. Ia tidak hanya memperkuat internal partai, tetapi juga membangun citra PDIP sebagai partai modern yang tetap berpihak pada rakyat.
Pada Kongres 2019, Hasto kembali dipercaya sebagai Sekjen PDIP, menjadikannya orang pertama yang menjabat posisi tersebut selama dua periode berturut-turut. Dedikasinya yang luar biasa membuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan kepercayaan penuh kepadanya dalam mengelola strategi dan administrasi partai.
Advertisement
1. Siapakah Hasto Kristiyanto?
Hasto Kristiyanto adalah Sekretaris Jenderal PDIP sejak 2014. Ia dikenal sebagai tokoh strategis di balik kemenangan PDIP dalam Pemilu 2014 dan 2019.
2. Apa yang membuat Hasto menjadi Sekjen dua periode berturut-turut?
Keberhasilannya memodernisasi manajemen partai dan membawa PDIP menjadi pemenang pemilu berturut-turut membuatnya kembali dipercaya oleh Megawati Soekarnoputri.
Advertisement
3. Apa inspirasi Hasto dalam politik?
Hasto terinspirasi oleh ajaran Sukarno tentang Indonesia Raya dan pentingnya keberpihakan kepada rakyat kecil. Ia juga mengintegrasikan spiritualitas dalam kepemimpinannya.
4. Apa langkah Hasto untuk memperkuat PDIP?
Hasto memperkenalkan manajemen berbasis teknologi, memperkuat struktur partai hingga tingkat cabang, dan membangun disiplin internal partai.
Advertisement