Liputan6.com, Jakarta Era serba teknologi menjadikan setiap pekerjaan manusia semakin mudah. Bank-bank di Tiongkok mulai mengadopsi kecerdasan buatan (AI) untuk proses wawancara kerja. Metode ini memungkinkan hingga 2.500 interview pekerjaan dilakukan dalam satu hari.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Bank of China (BOC) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) termasuk di antara lembaga keuangan besar yang memanfaatkan teknologi ini. Bank lokal seperti Hangzhou Bank dan Shanghai Bank juga mengikutinya. Langkah ini dilakukan untuk menekan biaya rekrutmen dan meningkatkan efisiensi.
Proses wawancara kerja berbasis AI berlangsung setelah tes tertulis dan sebelum sesi tatap muka. Kandidat harus mengunduh perangkat lunak khusus, lalu memeriksa kamera dan mikrofon mereka sebelum sesi dimulai. Pewawancara AI ini dirancang untuk memproses ribuan pelamar secara cepat dan terorganisir.
Beberapa kandidat mengaku lebih nyaman berbicara dengan pewawancara AI dibanding manusia. "Saya cenderung merasa gugup saat berbicara dengan orang sungguhan dalam wawancara," ujar pelamar bermarga Xu seperti dikutip Liputan6.com dari South China Morning Post, Rabu (18/12/2024).Â
Pewawancara AI Kurangi Beban Kerja
Bank-bank di Tiongkok menerapkan pewawancara AI untuk mengurangi beban kerja tim rekrutmen. Proses ini mempercepat seleksi ribuan kandidat dalam waktu singkat. Efisiensi tinggi menjadi alasan utama adopsi teknologi ini.
Sesi wawancara dimulai setelah pelamar menyelesaikan tes tertulis. Mereka harus mempersiapkan perangkat mereka sebelum sesi berlangsung. Sistem AI memastikan setiap jawaban tercatat tanpa intervensi manusia.
Teknologi ini memungkinkan proses seleksi yang lebih objektif. "Pewawancara AI tampak lebih mudah didekati. Ia tidak bias dan tidak menekan Anda," kata seorang pelamar bermarga Li. Â
Advertisement
Nyaman atau Canggung?
Beberapa pelamar merasa nyaman berbicara dengan pewawancara AI. Mereka menilai AI lebih netral dan tidak memberikan tekanan. Respons visual dari avatar AI membuat sesi terasa lebih santai.
Namun, ada juga yang menganggap pengalaman ini canggung. Pelamar bermarga Wang merasa seperti berbicara dengan dirinya sendiri. Beberapa pertanyaan AI bahkan dianggap tidak relevan dengan posisi yang dilamar.
"Saya melamar posisi manajer pelanggan, namun AI tersebut berulang kali menanyakan saya tentang tulisan tangan," ungkap Wang. Meski begitu, banyak yang tetap mengapresiasi efisiensi yang ditawarkan sistem ini.
Masih Belum Sempurna
Meski dianggap canggih, sistem AI ini tak luput dari masalah teknis. Beberapa pelamar melaporkan aplikasi yang tiba-tiba berhenti saat wawancara berlangsung. Hal ini menjadi tantangan yang perlu segera diatasi oleh pengembang teknologi.
Perangkat lunak ini juga tersedia di platform media sosial untuk persiapan wawancara. Beberapa bahkan menyediakan simulasi wawancara untuk membantu pelamar mempersiapkan diri. Salah satu aplikasi populer telah diunduh lebih dari 1.000 kali dengan harga terjangkau.
Menurut laporan industri AI oleh Yonyou, sekitar 60 persen perusahaan keuangan di Tiongkok sudah menggunakan teknologi ini. Kemajuan ini menjadi indikasi bahwa masa depan rekrutmen akan semakin mengandalkan kecerdasan buatan.
Advertisement