Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda memperhatikan bahwa perayaan Imlek di Indonesia seringkali diwarnai dengan hujan? Banyak yang mengaitkan momen tersebut dengan suatu hal mistis. Namun, benarkah Imlek identik dengan hujan? Mari kita telusuri fakta di balik fenomena alamiah ini.
Baca Juga
Advertisement
Ternyata, identiknya Imlek dengan hujan di Indonesia bukanlah sebuah hal yang mistis, ada faktor musiman yang dapat menjelaskan fenomena ini secara ilmiah. Perayaan Imlek, berdasarkan kalender lunar-solar, jatuh antara bulan Januari dan Februari. Tepatnya di periode puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.Â
Hal ini telah dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berikut ulasan lebih lanjut tentang fakta ilmiah mengapa perayaan Imlek selalu identik dengan hujan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (29/1/2024).
Faktor Ilmiah: Imlek Bertepatan dengan Puncak Musim Hujan
Secara meteorologis, hujan yang sering turun di sekitar perayaan Imlek berkaitan dengan pola cuaca dan musim yang sedang berlangsung di banyak negara, termasuk Indonesia. Ketua Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG, Dr. Agie Wandala Putra, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor utama yang menyebabkan hujan saat Imlek:
1. Pengaruh Monsun Asia
Monsun Asia adalah angin musiman yang membawa uap air dari Samudra Hindia ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Monsun ini mencapai puncaknya pada bulan Januari-Februari, bertepatan dengan perayaan Imlek. Angin yang membawa udara lembap dari samudra ini menyebabkan peningkatan curah hujan di berbagai wilayah.
2. Aktivitas Gelombang Tropis
Selain monsun, fenomena atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Kelvin turut berperan dalam meningkatkan curah hujan saat Imlek. MJO membawa kelembapan tinggi ke wilayah tropis, memicu pembentukan awan hujan, sementara gelombang Kelvin memperkuat hujan musiman.
3. Pemanasan Laut dan Uap Air
Suhu permukaan laut yang hangat di sekitar Indonesia meningkatkan penguapan, yang kemudian berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan. Pada bulan Januari-Februari, perairan Indonesia masih cukup hangat, mendukung terjadinya hujan lebat.
Prediksi Cuaca Imlek 2025
BMKG memperkirakan bahwa menjelang Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari, banyak wilayah di Indonesia akan mengalami hujan. Seperti di Bandung, cuaca diprediksi berawan dan hujan ringan sepanjang hari. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga diperkirakan terjadi di beberapa daerah lainnya.
Advertisement
Hujan Saat Imlek dalam kepercayaan Tionghoa
Dalam budaya Tionghoa, hujan selama Imlek dimaknai sebagai simbol berkah dan keberuntungan. Keyakinan turun-temurun ini memperkuat anggapan bahwa Imlek selalu diiringi hujan. Namun, perlu diingat bahwa ini merupakan interpretasi budaya, bukan penjelasan ilmiah.
Banyak cerita dan legenda yang berkembang di masyarakat Tionghoa tentang hujan di Imlek. Salah satunya adalah kepercayaan bahwa hujan membawa kesuburan dan kemakmuran di tahun baru. Hal inilah yang kemudian menambah persepsi masyarakat bahwa hujan saat Imlek merupakan pertanda baik.
Meskipun begitu, penting untuk memahami bahwa persepsi budaya ini tidak mengubah fakta ilmiah. Hujan yang turun saat Imlek adalah bagian dari siklus alamiah, yaitu musim hujan di Indonesia. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya keterkaitan langsung antara perayaan Imlek dan peningkatan curah hujan.
Hujan saat perayaan Imlek bukanlah suatu kebetulan, melainkan dipengaruhi oleh faktor meteorologis seperti Monsun Asia, gelombang tropis, dan suhu permukaan laut yang hangat. Kepercayaan masyarakat Tionghoa yang menganggap hujan sebagai pertanda keberuntungan memiliki makna budaya yang kuat, meskipun secara ilmiah hujan lebih berkaitan dengan musim.
Bagi yang merayakan Imlek, hujan bisa menjadi berkah tersendiri, meskipun perlu persiapan ekstra untuk mengantisipasi kondisi cuaca. Jadi, apakah hujan saat Imlek tahun ini akan membawa keberuntungan bagi Anda? Gong Xi Fa Cai!