Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tak kenal bakwan? Gorengan renyah ini selalu menjadi primadona saat bulan Ramadan tiba. Di mana pun di Indonesia, hampir semua pedagang takjil menawarkan bakwan sebagai menu andalan. Bakwan diketahui telah lama menjadi pilihan favorit untuk menu berbuka puasa, Karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang lembut di dalam serta renyah di luar. Bakwan juga termasuk makanan yang murah, berukuran kecil dan mengenyangkan.
Popularitas bakwan di Indonesia sangat tinggi, terutama di Pulau Jawa. Hampir semua rumah makan di Jawa menyediakan bakwan sebagai menu pelengkap. Keberadaan bakwan yang mudah ditemukan dan harganya yang terjangkau menjadikannya camilan yang merakyat dan digemari semua kalangan.Â
Advertisement
Baca Juga
Namun, tahukah Anda bahwa bakwan bukan makanan asli Indonesia? Bakwan ternyata memiliki sejarah panjang yang berakar dari China, bahkan dulunya dibuat dari daging, bukan sayuran. Seiring waktu, resepnya beradaptasi dengan bahan yang lebih terjangkau, menjadikannya salah satu gorengan khas Indonesia yang tak tergantikan. Lalu, bagaimana perjalanan bakwan hingga menjadi menu takjil favorit Ramadan? Simak fakta unik seputar bakwan, mulai dari asal-usulnya hingga kenapa makanan ini tetap bertahan sebagai hidangan favorit masyarakat Indonesia berikut ini, dirangkum Liputan6, Minggu (2/3).
Advertisement
Dari Tiongkok hingga Meja Makan Kita
Ternyata, bakwan yang kita kenal saat ini berasal dari budaya kuliner China. Dalam bahasa Hokkien, "bak" berarti daging, sementara "wan" berarti bola, sehingga secara harfiah, bakwan awalnya merupakan bola daging yang digoreng.
Sejarah bakwan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17, di mana pada saat itu kehadirannya dibawa oleh para perantau asal negeri tirai bambu melalui jalur perdagangan. Resep bakwan mengalami perubahan karena harga daging yang cukup mahal, sehingga masyarakat lokal mulai menggantinya dengan sayuran seperti wortel, kol, dan tauge yang dicampur tepung dan digoreng.
Perubahan ini membuat bakwan lebih terjangkau dan diterima di berbagai lapisan masyarakat, terutama sebagai camilan gorengan yang mudah ditemukan di pasar tradisional hingga pedagang kaki lima.Â
Â
Â
Advertisement
Sebagai Menu Takjil Andalan
Saking populernya bakwan, setiap daerah melakukan inovasinya dengan membuat variasi bakwan seperti bakwan Malang, bakwan Pontianak, ote-ote Surabaya sampai bala-bala dari Jawa Barat. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam hal bahan dan bumbu yang digunakan, sehingga menghasilkan cita rasa yang unik dan khas.
Untuk di ote-ote khas Jawa Timur, bahannya serupa dengan bakwan pada umumnya yakni tepung terigu, penyedap rasa beserta sayuran. Namun yang unik, di tiap potongnya terdapat beberapa iris udang yang tentu saja menambah cita rasa gurih dan lezat. Menu ote-ote juga lebih besar dibanding bakwan pada umumnya yang digoreng tipis.
Sebagai menu takjil, orang Jawa Timur khususnya Surabaya, terbiasa memakan ote-ote alias bakwan lokal di sana dengan cabai rawit maupun sambal petis berwarna hitam. Untuk warga Jawa Barat, menyantap bakwan akan makin terasa nikmat dengan sambal goang (cabai, bawang dan kecur) ataupun sambal terasi dengan rasa manis pedas.
Kenapa Bakwan Jadi Menu Takjil Favorit Ramadan?
Setiap sore di bulan Ramadan, pedagang gorengan di pinggir jalan selalu dipenuhi pembeli yang ingin mencari takjil untuk berbuka. Bakwan menjadi salah satu menu yang paling banyak dicari, dan ada beberapa alasan mengapa gorengan ini begitu populer:
- Mudah ditemukan: Bakwan dijual di hampir semua penjual takjil, baik di pasar Ramadan maupun di gerobak gorengan.
- Rasanya gurih dan mengenyangkan: Kombinasi tepung dan sayuran memberikan rasa gurih yang nikmat setelah seharian berpuasa.
- Harganya terjangkau: Dibandingkan makanan takjil lain seperti kolak atau es buah, bakwan relatif lebih murah dan bisa dibeli dalam jumlah banyak.
- Praktis dibuat sendiri di rumah: Bahannya sederhana, cara memasaknya mudah, dan bisa dikombinasikan dengan berbagai topping seperti bakwan udang atau bakwan jagung.
Popularitas bakwan sebagai takjil juga dibuktikan dalam survei yang dilakukan Populix tahun 2024, di mana lebih dari 70% masyarakat Indonesia memilih gorengan, termasuk bakwan, sebagai takjil favorit saat Ramadan.
"Gorengan telah bertahan menjadi menu favorit buka puasa selama bulan Ramadan. Terbukti dari survei yang dilakukan Populix tahun 2024, 2023, dan 2022. Presentasenya selalu di atas 70%, bahkan gorengan selalu dipilih baik saat berburu takjil di pasar Ramadan maupun masak sendiri di rumah." tulis laman communication.uii.ac.id
Â
Advertisement
Bakwan Bukan Satu-Satunya Gorengan Ramadan yang Populer
Selain bakwan, ada berbagai jenis gorengan lain yang juga sering hadir sebagai menu berbuka puasa. Beberapa di antaranya adalah:
- Tempe mendoan: Tempe yang digoreng setengah matang dengan tepung berbumbu.
- Tahu isi: Tahu yang diisi dengan sayuran dan digoreng hingga renyah.
- Pisang goreng: Salah satu gorengan manis yang juga sering dipilih untuk berbuka.
- Risoles dan pastel: Gorengan berisi sayuran atau daging yang dibungkus dengan kulit tipis lalu digoreng.
Gorengan memang menjadi favorit masyarakat Indonesia, tetapi bakwan tetap memiliki tempat spesial, terutama karena fleksibilitasnya yang bisa dibuat dengan berbagai bahan tambahan, seperti bakwan jagung, bakwan udang, hingga bakwan kornet.
Bakwan, Gorengan Lezat yang Harus Dikonsumsi dengan Bijak
Meskipun lezat dan menggugah selera, konsumsi gorengan seperti bakwan perlu dibatasi, terutama selama bulan Ramadan. Pasalnya, gorengan yang dimasak dengan minyak berulang kali mengandung lemak trans yang bisa berbahaya bagi kesehatan, seperti:
- Meningkatkan kolesterol
- Memicu gangguan pencernaan
- Meningkatkan risiko penyakit jantung dan obesitas
Kementerian Kesehatan RI menyarankan agar konsumsi gorengan tidak berlebihan, terutama saat berbuka puasa. Sebagai alternatif, Anda bisa mencoba:
- Menggoreng dengan minyak baru dan tidak berulang kali digunakan
- Menggunakan metode memasak yang lebih sehat, seperti memanggang atau menggoreng dengan air fryer
- Menyeimbangkan menu berbuka dengan makanan bergizi lainnya, seperti buah dan sayur segar
Dengan cara ini, Anda tetap bisa menikmati bakwan sebagai takjil tanpa harus khawatir dengan dampak negatifnya bagi kesehatan.
"Jadi, mengonsumsi gorengan saat buka puasa sebenarnya boleh-boleh saja Namun, jangan berlebihan, ya. Cukup makan 1 potong gorengan favoritmu untuk memanjakan lidah setelah seharian berpuasa." kata dr. Merry Dame Cristy Pane di laman alodokter.
Advertisement
FAQ: Pertanyaan Seputar Bakwan dan Ramadan
1. Kenapa bakwan disebut bala-bala di Jawa Barat?
Di Jawa Barat, bakwan lebih dikenal sebagai bala-bala, yang artinya "berantakan" dalam bahasa Sunda, menggambarkan tampilan bakwan yang tidak beraturan.
2. Apakah bakwan berasal dari Indonesia?
Tidak, bakwan berasal dari China, awalnya dibuat dari daging sebelum akhirnya beradaptasi menjadi gorengan sayur di Indonesia.
3. Kenapa bakwan selalu ada saat Ramadan?
Bakwan mudah ditemukan, murah, dan mengenyangkan, sehingga menjadi pilihan utama takjil saat berbuka puasa.
4. Bagaimana cara menikmati bakwan lebih sehat?
Gunakan minyak baru, goreng dengan air fryer, dan imbangi dengan makanan bergizi seperti sayur dan buah.
5. Apa perbedaan bakwan dan perkedel jagung?
Bakwan umumnya berbahan dasar sayuran seperti kol dan wortel, sedangkan perkedel jagung menggunakan jagung sebagai bahan utama.
