Liputan6.com, Jakarta Mendengar kabar duka kepergian orang terkasih memang menyayat hati. Di tengah kesedihan yang mendalam, kehadiran dan dukungan dari sesama sangat berarti. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan menyampaikan doa takziah, sebuah ungkapan belasungkawa yang diiringi doa bagi almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Doa takziah bukan sekadar formalitas, melainkan ungkapan empati dan harapan agar keluarga yang berduka diberikan kekuatan dan ketabahan.
Baca Juga
Advertisement
Artikel ini akan membahas beberapa bacaan doa takziah dalam Islam, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya. Dengan memahami doa takziah ini, kita dapat menyampaikan rasa simpati dan dukungan dengan lebih tulus dan bermakna. Semoga doa takziah yang kita panjatkan dapat menjadi penghibur bagi mereka yang tengah berduka dan memberikan ketenangan bagi jiwa almarhum.
Kehadiran kita di tengah keluarga yang berduka, disertai dengan doa takziah yang khusyuk, merupakan bentuk nyata kepedulian kita. Semoga informasi seputar doa takziah ini dapat membantu kita semua dalam memberikan dukungan terbaik di saat-saat sulit.
Mari kita pelajari bersama berbagai bacaan doa takziah yang dapat kita sampaikan dengan penuh keikhlasan, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Rabu (5/3).
Pengertian dan Keutamaan Takziah dalam Islam
Takziah merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti menghibur, menyampaikan duka cita atau belasungkawa, dan menyabarkan hati keluarga orang yang meninggal dunia. Dalam konteks Islam, takziah adalah kunjungan yang dilakukan kepada keluarga yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarganya. Kunjungan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk memberikan dukungan moral dan spiritual kepada keluarga yang ditinggalkan.
Melakukan takziah memiliki keutamaan yang besar dalam ajaran Islam. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas'ud, di mana Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ عَزَّى مُصَاباً فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ
"Man 'azza mushaaban falahu mitslu ajrihi."
Artinya: "Siapa saja yang bertakziah kepada orang yang terkena musibah, maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang mendapat musibah tersebut." (HR. at-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
Hadits lain juga menerangkan keutamaan takziah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ عَزَّى ثَكْلَى كُسِيَ بُرْداً في الجَنَّةِ
"Man 'azza tsakla kusiya burdan fil jannah."
Artinya: "Siapa saja yang bertakziah kepada orang yang kehilangan putranya, maka dia akan diberikan pakaian keagungan di surga." (HR. at-Tirmidzi)
Dari kedua hadits di atas, dapat dipahami bahwa bertakziah merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain memberikan ketenangan kepada keluarga yang berduka, orang yang melakukan takziah juga akan mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT. Bahkan, pahala tersebut diserupakan dengan pahala orang yang terkena musibah itu sendiri, dan dijanjikan akan mendapatkan pakaian keagungan di surga.
Takziah juga memiliki fungsi sosial yang penting dalam mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim. Dengan bertakziah, kita menunjukkan kepedulian dan empati terhadap kesedihan yang dialami oleh saudara seiman. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya persaudaraan dan saling membantu dalam kebaikan.
Advertisement
Bacaan Doa Takziah dan Terjemahannya
Saat melakukan takziah, ada beberapa bacaan doa yang dapat diucapkan kepada keluarga yang berduka. Doa-doa ini bertujuan untuk menghibur, memberikan kekuatan, dan mendoakan ampunan bagi almarhum/almarhumah. Berikut adalah beberapa bacaan doa takziah yang dapat diamalkan:
1. Doa Takziah Versi Pertama
أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لمَيِّتِكَ
"A'dlamallâhu ajraka wa ahsana 'azâ'aka wa ghafaraka li mayyitika."
Artinya: "Semoga Allah memperbesar pahalamu, dan menjadikan baik musibahmu, dan mengampuni jenazahmu."
Doa ini dikutip dari kitab Al-Adzkâr karya Imam Nawawi, yang diterbitkan oleh Darul Hadits, Kairo, Mesir. Dalam doa ini, terdapat tiga harapan yang disampaikan kepada keluarga yang berduka:
- Semoga Allah memperbesar pahala mereka atas musibah yang dialami
- Semoga Allah menjadikan musibah ini sebagai sesuatu yang baik
- Semoga Allah mengampuni dosa-dosa almarhum/almarhumah
2. Doa Takziah Versi Kedua
إِنَّ لِلهِ تَعَالى مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى فمُرْهَا فَلْتَصْبرْ وَلْتَحْتَسِبْ
"Inna lillâhi taâlâ mâ akhadza wa lahu mâ a'thâ wa kullu syai-in 'indahu bi ajalin musammâ famurhâ faltashbir wal tahtasib."
Artinya: "Sesungguhnya Allah Maha Memiliki atas apa yang Dia ambil dan Dia berikan. Segala sesuatu mempunyai masa-masa yang telah ditetapkan di sisi-Nya. Hendaklah kamu bersabar dan mohon pahala (dari Allah)."
Doa ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Dalam doa ini, terdapat pengingat bahwa segala sesuatu adalah milik Allah SWT. Dia yang memberikan dan Dia pula yang mengambil kembali. Selain itu, doa ini juga mengandung nasihat agar keluarga yang ditinggalkan bersabar dan mengharap pahala dari Allah SWT atas musibah yang menimpa mereka.
3. Doa Takziah Versi Ketiga
أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكُمْ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكُمْ وَغَفَرَ لِمَيِّتِكُمْ
"A'zhamallâhu ajrakum, wa ahsana 'azâ'akum, wa ghafara limayyitikum."
Artinya: "Semoga Allah besarkan pahalamu, Dia perbaiki perihal kematianmu, dan semoga Dia ampuni jenazahmu."
Doa ini dikutip dari kitab Maslakul Akhyar karya Sayid Utsman bin Yahya, yang dicetak oleh Al-'Aidrus, Jakarta. Doa ini memiliki makna yang serupa dengan doa takziah versi pertama, namun digunakan dengan kata ganti jamak (kalian) yang menunjukkan bahwa doa ini ditujukan kepada seluruh keluarga yang berduka.
4. Doa Takziah Versi Keempat
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
"Innaa lillahi wa innaa ilaihi rajiu'n. Allahumma ajirnii fii mushibatii khairan minha."
Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya."
Doa ini merupakan bacaan yang dianjurkan ketika seseorang tertimpa musibah, termasuk musibah kematian. Doa ini dimulai dengan kalimat istirja' (pernyataan bahwa kita semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya), lalu dilanjutkan dengan permohonan agar Allah memberikan pahala atas musibah tersebut dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.
Adab dan Tata Krama dalam Bertakziah
Saat melakukan takziah, seorang muslim tidak hanya perlu memperhatikan doa yang dibacakan, tetapi juga adab atau tata krama yang berlaku. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Al-Adab fid Din yang terdapat dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (diterbitkan di Kairo oleh Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 437) menyebutkan empat adab penting yang perlu diperhatikan saat bertakziah:
1. Menghindari Hal-hal yang Tidak Pantas
Saat melakukan takziah, hendaknya kita menghindari hal-hal yang tidak pantas atau tabu. Misalnya, tidak berdandan terlalu menor atau memakai parfum yang wanginya terlalu semerbak. Hal ini karena rumah duka adalah tempat kesedihan, bukan tempat untuk menampilkan kemewahan atau bersolek. Berpakaian sopan, sederhana, dan tidak mencolok adalah cara yang baik untuk menghormati keluarga yang sedang berduka.
2. Menampakkan Rasa Duka atau Empati
Orang yang bertakziah dianjurkan untuk ikut merasakan rasa duka dan empati dengan menampakkan wajah duka sambil mengucapkan rasa belasungkawa. Empati ini menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli dengan kesedihan yang dialami oleh keluarga almarhum/almarhumah. Kita dapat menunjukkan empati melalui ekspresi wajah, kata-kata penghiburan, dan sikap yang tenang dan penuh perhatian.
3. Tidak Banyak Berbicara
Orang yang bertakziah hendaknya tidak banyak mengajak bicara kepada pihak keluarga yang sedang dirundung duka. Keluarga yang sedang berduka mungkin sedang dalam keadaan emosional yang berat, sehingga mereka perlu ruang untuk merasakan kesedihan mereka. Berbicara seperlunya, menyampaikan doa takziah, dan kemudian memberikan ruang bagi keluarga untuk beristirahat adalah sikap yang bijaksana.
4. Tidak Mengumbar Senyum
Poin keempat yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali adalah tidak mengumbar senyum karena dikhawatirkan menimbulkan rasa tidak suka. Hal ini berkaitan erat dengan tiga poin sebelumnya. Senyum yang berlebihan di rumah duka dapat dianggap tidak menghormati kesedihan yang dialami oleh keluarga almarhum/almarhumah. Meskipun demikian, kita tetap dapat menunjukkan keramahan dengan sikap yang sopan dan penuh perhatian.
Selain empat adab di atas, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan saat bertakziah:
- Waktu Takziah: Sebaiknya takziah dilakukan segera setelah mendengar kabar kematian. Namun, jika tidak memungkinkan, takziah tetap dapat dilakukan selama masa berkabung, yang biasanya berlangsung selama tiga hari dalam tradisi Islam.
- Menjaga Kesopanan: Saat berada di rumah duka, jagalah kesopanan dan jangan menimbulkan keributan. Berbicara dengan suara yang lembut dan menjaga sikap adalah bentuk penghormatan kepada keluarga yang sedang berduka.
- Memberikan Dukungan Praktis: Jika memungkinkan, berikan dukungan praktis kepada keluarga yang berduka, seperti membantu menyiapkan makanan, membersihkan rumah, atau hal-hal lain yang dapat meringankan beban mereka.
- Mendoakan Almarhum/Almarhumah: Selain mengucapkan doa takziah, luangkan waktu untuk mendoakan almarhum/almarhumah agar diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di tempat yang baik di sisi Allah SWT.
Dengan memperhatikan adab-adab takziah ini, diharapkan kunjungan kita ke rumah duka dapat memberikan ketenangan dan dukungan yang berarti bagi keluarga yang sedang berduka, serta menjadi amal ibadah yang mendatangkan pahala di sisi Allah SWT.
Advertisement
Keutamaan Mendoakan Orang yang Telah Meninggal
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Mendoakan orang yang telah meninggal merupakan bentuk persaudaraan dan kasih sayang yang tidak terputus oleh kematian. Berikut adalah beberapa keutamaan mendoakan orang yang telah meninggal:
1. Meringankan Beban di Alam Kubur
Doa yang dipanjatkan untuk orang yang telah meninggal dipercaya dapat meringankan beban mereka di alam kubur. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ: إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"'An Abi Hurairata radhiyallahu 'anhu qala: qala Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam: idza matal insanu inqatha'a 'anhu 'amaluhu illa min tsalatsatin: illa min shadaqatin jariyatin, au 'ilmin yuntafa'u bihi, au waladin shalihin yad'u lahu."
Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: 'Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.'" (HR. Muslim)
Dari hadits di atas, dapat dipahami bahwa doa anak yang saleh kepada orang tuanya yang telah meninggal merupakan salah satu amalan yang tidak terputus, dan dapat terus memberikan manfaat bagi orang yang telah meninggal.
2. Mendapatkan Pahala dari Allah SWT
Mendoakan orang yang telah meninggal juga akan mendatangkan pahala bagi orang yang mendoakan. Hal ini karena mendoakan orang lain, termasuk orang yang telah meninggal, termasuk dalam kategori amal saleh yang dijanjikan pahalanya oleh Allah SWT.
3. Memperkuat Ikatan Persaudaraan
Dengan mendoakan orang yang telah meninggal, kita juga memperkuat ikatan persaudaraan dengan keluarga yang ditinggalkan. Hal ini menunjukkan bahwa kita peduli dan berbagi kesedihan dengan mereka, sehingga dapat memperkuat tali silaturahmi.
4. Meneladani Sunnah Rasulullah SAW
Mendoakan orang yang telah meninggal juga merupakan bentuk meneladani sunnah Rasulullah SAW. Beliau senantiasa mendoakan para sahabat yang telah meninggal dunia, dan mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan hal yang sama.
Dalam shalat jenazah, misalnya, Rasulullah SAW mengajarkan doa khusus yang dapat dibaca:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ
"Allahummaghfir lahu warhamhu wa 'afihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' mudkhalahu, waghsilhu bil ma'i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khataya kama naqqaitats tsaubal abyadha minad danasi."
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah tempat masuknya, cucilah dia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran."
Dengan demikian, mendoakan orang yang telah meninggal bukan hanya bermanfaat bagi almarhum/almarhumah, tetapi juga bagi orang yang mendoakan dan keluarga yang ditinggalkan. Mari kita jadikan mendoakan orang yang telah meninggal sebagai bagian dari amalan harian kita, sebagai bentuk kasih sayang dan persaudaraan yang tidak terputus oleh kematian.
Doa takziah merupakan bagian penting dalam tradisi Islam yang memiliki nilai ibadah dan sosial yang tinggi. Dengan mengucapkan doa takziah, kita tidak hanya memberikan dukungan moral dan spiritual kepada keluarga yang berduka, tetapi juga mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT.
