Liputan6.com, Jakarta - Total dana yang bakal bergulir saat pesta demokrasi 5 tahunan pada April dan Juli 2014 diprediksi mencapai angka Rp 115 triliun. Angka itu naik 3 kali lipat dari Pemilu 2009.
Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI)Â Teguh Dartanto mengatakan, hasil riset terkini dari lembaganya menunjukkan bahwa untuk menduduki kursi legislatif, seorang calon anggota legislatif (caleg) DPR RI harus mengeluarkan dana investasi kampanye sebesar Rp 1,1 miliar.
"Angka ini naik 3 kali lipat lipat dari pemilu terakhir tahun 2009 yang hanya berkisar Rp 250 juta per caleg," kata Teguh Dartanto dalam seminar yang digelar di Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Teguh menjelaskan pula, merujuk laman energitoday.com, jumlah ini hampir sama dengan proyeksi nilai investasi pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di 12 waduk guna mengurangi beban subsidi yang terus melonjak.
Dengan perputaran uang yang sangat besar, imbuh Teguh, dampak ekonomi juga akan dirasakan oleh sejumlah sektor lain. Misalnya terhadap 3 sektor yang mendapatkan aliran dana terbesar, yaitu industri kertas dan karton (18 persen), transportasi dan komunikasi (17 persen), serta industri tekstil, pakaian, dan kulit (12 persen).
Namun, menurut Teguh, perputaran dana menjelang pemilu itu tidak bisa dihindari. "Pemilu 2014 sebuah peristiwa politik yang mampu memberikan stimulus perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia," pungkas Teguh. (Raden Trimutia Hatta)
Baca juga:
Mimpi Calon Wakil Rakyat Bermodal Cekak
Ini 3 Faktor Biaya Politik Indonesia Makin Mahal Versi Pengamat
Golkar: Putusan MK Bikin Ongkos Politik Lebih Murah