Jokowi Sapa Transmigran di Kalbar, JK Kunjungi Pabrik Sepatu

Kalimantan Barat merupakan salah satu lumbung suara PDI Perjuangan pada pemilu legislatif 9 April lalu.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Jun 2014, 04:15 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2014, 04:15 WIB
Jokowi-Prabowo Sah Jadi Capres
Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta sudah sah sebagai pasangan capres-cawapres. Kedua pasangan diharapkan dapat mematuhi semua peraturan kampanye.

Liputan6.com, Kubu Raya - Kehadiran capres nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) di Lapangan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat disambut ribuan warga transmigrasi. Bahkan transmigran asal Jawa dan Bali itu antusias menyambut Jokowi dengan salam 2 jari.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (23/6/2014), Gubernur DKI Jakarta non-aktif itu pun membalas salam warga dengan menyapa mereka menggunakan bahasa jawa.

Dalam orasinya, Jokowi berjanji jika diberikan amanah oleh masyarakat sebagai presiden, ia akan memperbaiki infrastruktur di daerah. Tak hanya itu, Jokowi juga memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.

Kalimantan Barat merupakan salah satu lumbung suara PDI Perjuangan pada pemilu legislatif 9 April lalu. Partai Berlambang Moncong Putih menguasai suara di barat Kalimantan disusul Partai Golkar dan PPP. Jokowi-JK berharap bisa menang mutlak di Kalbar dengan mengusung program kesejahteraan transmigran.

Sementara itu, cawapres nomor urut 2 Jusuf Kalla menghadiri acara Isra Miraj di Pandeglang, Banten. Pria yang akrab disapa JK itu kemudian berkunjung ke pabrik sepatu di kawasan Pasar Kemis, Tangerang, Banten.

Kehadiran mantan orang nomor 2 RI itu langsung diterima pimpinan pabrik. JK kemudian diajak meninjau pabrik sepatu yang sebagian produknya dieskpor ke luar negeri itu. Di dalam pabrik, JK juga berdialog dengan sejumlah pekerja.

Usai dari pabrik sepatu, Jusuf Kalla kemudian berkunjung ke Mekarsari, Neglasari, Tangerang, Banten yang mayoritas warganya adalah keturunan Tionghoa. Dalam pertemuannya itu, JK mengingatkan bahwa tidak ada istilah kaum minoritas. Karena semua warga Indonesia punya hak dan kedudukan yang sama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya