Rumahku Surgaku, Semakin Berkesan Saat Ramadan

Bagi ibu rumah tangga yang satu ini, Ramadhan terasa lebih berkesan di rumah. Bagaimana ceritanya?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Jul 2015, 20:21 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2015, 20:21 WIB
Rumahku Surgaku, Semakin Berkesan Saat Ramadan
Bagi ibu rumah tangga yang satu ini, Ramadhan terasa lebih berkesan di rumah. Bagaimana ceritanya?

Citizen6, Jakarta - Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra, Rasulullah Saw bersabda, “ada empat kebahagiaan (seorang muslim): istri yang solehah, tempat tinggal (rumah) yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman.” (HR. Ibnu Hibban, Al Baihaqy, Adh Dhiyaa’ Al Maqdisy).

Alhamdulillah, kita sudah memasuki pertengahan Ramadan. Hari kemenangan sudah di depan mata. Rasanya tidak rela ditinggalkan bulan suci yang mulia ini, bulan yang menyatukan seluruh keluarga. Bagaimana tidak? di bulan Ramadan ini, rumah terasa lebih semarak. 

Suami saya bisa pulang kantor lebih cepat dan berbuka puasa di rumah. Yang tadinya sampai di rumah jam 8.30 malam, khusus di bulan Ramadan, suami saya sudah tiba di rumah jam 6.30 malam. Ada kebijakan dari kantornya, selama bulan Ramadan, para karyawan bisa pulang jam 4.30 sore.

Bagi saya, berbuka puasa di rumah tidak ada tandingannya. Kelihatannya memang seru berbuka puasa di luar rumah, seperti di restoran, food court, atau street food, tapi tetap saja tak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan berbuka puasa di rumah.

Kenangan masa kecil saya saat berbuka puasa di rumah terasa sangat membekas, lebih akrab, dekat, dan syahdu. Ini sisi positifnya berbuka puasa di rumah:

  • Tidak perlu antri pesan makanan, seperti yang terjadi saat buka puasa di restoran. Kalau di restoran, menjelang berbuka puasa itu pasti berdesakan pesan makanan, malah sering tak kebagian dan harus mencari tempat makan lain. Tak jarang, buka puasanya jadi terlambat karena makanannya belum siap.
  • Bisa menyiapkan hidangan dengan harga lebih murah dan lebih banyak daripada di restoran, karena kita masak sendiri. Pilihan menunya pun bervariasi, menyesuaikan keinginan setiap anggota keluarga.
  • Lebih syahdu ketika menyambut detik-detik menjelang berbuka puasa. Orangtua mengarahkan anak-anak membaca surat-surat pendek dan doa berbuka puasa. Kalau di restoran, suaranya pasti lebih berisik karena ada banyak pengunjung lain.
  • Tidak perlu berebut atau antri lama ke toilet untuk ambil wudhu, karena jumlah anggota keluarga tidak lebih banyak daripada pengunjung restoran.
  • Tidak kena macet di jalan dan bisa langsung menunaikan salat tarawih (setelah buka puasa). Coba deh kalau buka puasa di restoran, pulangnya kena macet, akibatnya jadi tak bisa ikut salat tarawih berjamaah di masjid atau berjamaah di rumah bersama seluruh anggota keluarga.

Salah satu kebahagiaan seorang Muslim, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw adalah memiliki rumah yang luas dan nyaman. Rumah yang dapat menjadi surga bagi para penghuninya. Baiti Jannati, Rumahku Surgaku. Rumah, seyogyanya tak hanya menjadi tempat tidur semata, tapi juga tempat untuk mengakrabkan hati setiap penghuninya.

Ingin tahu cerita selengkapnya? Baca langsung di sini

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya