Liputan6.com, Jakarta Banyak literatur mengungkap manfaat puasa bagi kesehatan. Dan belum lama ini para ilmuwan kembali membuktikan bahwa puasa mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti dari University of Southern California berhasil meneliti manfaat puasa bagi individu yang sistem kekebalan tubuhnya rusak seperti misalnya pasien kanker yang tengah menjalani kemoterapi.
Baca Juga
Alasannya sederhana, kelaparan akan memicu sel induk memproduksi sel darah putih baru yang berfungsi melawan infeksi, mengutip laman The Telegraph.
Advertisement
Profesor Gerontology and Biological Sciences dari University of Southern California, Valter Longo, mengatakan, tak masalah jika sel induk terus berkembang biak dan membangun kembali sistem kekebalan tubuh. Dengan begitu, selama puasa tubuh akan menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak atau tua.
"Sekarang, jika sistem Anda tua atau rusak berat akibat kemoterapi atau penuaan, puasa lah yang memberikan sistem kekebalan tubuh baru," ujarnya.
Dalam uji coba studi, peneliti meminta sejumlah pasien untuk berpuasa secara teratur dua dan empat hari selama enam bulan. Mereka menemukan, puasa bisa mengurangi enzim PKA, yang terkait penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan pertumbuhan tumor.
"Ketika lapar, sistem tubuh mencoba menghemat energi, dan salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mendaur ulang banyak sel kekebalan tubuh yang tidak diperlukan. Ini sebabnya puasa selama 72 jam juga akan melindungi pasien kanker terhadap dampak racun dari kemoterapi," jelas Longo.
Asisten profesor kesehatan klinis dari Pusat Kanker USC Norris Comprehensive, Tanya Dorff memperkuat penjelasan Longo. "Hasil penelitian ini juga menunjukkn, puasa bisa mengurangi efek samping berbahaya dari kemoterapi," ujarnya.
Kendati demikian, Dorff menambahkan, puasa yang dijalani pasien kanker sebaiknya hanya dilakukan di bawah bimbingan dokter. Â