Prosesi Baklava, Tradisi Pemanis Ramadan ala Masyarakat Turki

Baklava adalah jenis hidangan penutup berupa kue berlapis-lapis yang memiliki rasa manis dan sensasi renyah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jun 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2017, 10:00 WIB
Baklava Turki (Instagram/@msrainbowwwww)
Baklava Turki (Instagram/@msrainbowwwww)

Liputan6.com, Istanbul - Ramadan adalah saat di mana umat Islam di seluruh dunia menghargai semua hal yang telah mereka peroleh. Melalui puasa, seorang muslim dituntut untuk menjinakkan hawa nafsu dan menundukkan keserakahan dalam menjalani kehidupan.

Meski bulan suci Ramadan adalah praktik keagamaan, namun umat Islam di seluruh dunia memiliki ritual Ramadan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah masyarakat Turki.

Dikutip dari laman Daily Sabah, Kamis (8/6/2017), selama pemerintahan Ottoman di Anatolia, masyarakat yang tersebar di beberapa wilayah seperti Balkan, Jazirah Arab dan Afrika Utara ikut menanti bulan suci Ramadan meski sebagian bukan beragama Islam.

Dari rasa solidaritas itulah muncul sebuah tradisi baru yang melekat di kalangan masyarakat sana, yakni berbagi Baklava.

Baklava adalah panganan yang paling terkenal dalam budaya kuliner Turki. Itu merupakan jenis hidangan penutup berupa kue berlapis-lapis yang memiliki rasa manis dan sensasi renyah saat dikunyah.

Dalam kamus Turki kuno yang ada sejak abad ke-11, Baklava telah disinggung dalam beberapa tulisan.

Terinspirasi oleh sejumlah tempat yang telah mereka taklukkan, orang-orang nomaden Turki mulai memasukkan lapisan kacang di antara adonan, mirip kue kering Persia.

Belakangan, muncul Baklava modern yang dinilai telah kehilangan cita rasa aslinya.

Prosesi Baklava pertama kali muncul pada masa pemerintahan Sultan Suleyman. Sebelumnya Sultan Utsmaniyah pemimpin terdahulu membagikan makanan pilaf, sup domba dan puding (zerde).

Namun sejak pemerintahan Sultan Suleyman tradisi tersebut berubah menjadi Prosesi Baklava, upacara yang selalu dihadiri oleh penduduk setempat Istanbul setiap tahunnya.

Ketika Baklava sudah siap, nampan besar berisi kue yang dibungkus kain, ditata di halaman agar bisa dilihat semua orang. Setelah semua persiapan dilakukan, Silahtar Aga yang menjadi petugas keamanan tertinggi tiba untuk menerima nampan berisi Baklava pertama atas nama 10 tentara.

Kemudian para tentara yang telah menerima Baklava berjalan ke barak yang disaksikan oleh kerumunan orang. Para tentara pun juga menyanyikan lagu-lagu bertema kepahlawanan dengan penuh rasa semangat.

Terlepas dari kisah sejarah, prosesi tersebut merupakan salah satu kebiasaan menarik yang ada di Istanbul. Selama beberapa tahun terakhir ini, sebuah daerah bernama Fatih di Istanbul kembali melakukan tradisi tersebut untuk melestarikan kebudayaan.

Dimana para tentara dan pihak militer yang berseragam lengkap seperti tentara Ottoman akan ambil bagian dalam prosesi tersebut. Sebanyak 20.000 Baklava akan dibagikan kepada masyarakat Istanbul selama bulan Ramadan untuk mengembalikan tradisi yang hampir punah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya