Ini Bukti Manfaat Sehat Puasa Bagi Saluran Pencernaan Manusia

Ibadah puasa di bulan suci Ramadan juga dapat menjadi momen bagi tubuh untuk melakukan detoksifikasi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 22 Mei 2018, 00:20 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2018, 00:20 WIB
Sambut Puasa Pertama, Anak-anak Gaza Bermain Kembang Api
Seorang pemuda Palestina mengayunkan kembang api di depan sebuah masjid di Kota Gaza, Palestina (16/5). Mereka bermain kembang api untuk menyambut puasa pertama di bulan Ramadan. (AFP Photo/Mohammed Abed)

Liputan6.com, Jakarta - Saat menjalani ibadah puasa, organ pencernaan beristirahat dari aktivitas rutinnya. Hal ini ternyata membawa dampak positif bagi kesehatan tubuh.

Salah satu manfaat puasa bagi kesehatan adalah mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon, yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam.

Dengan berpuasa, sebagaimana dikutip dari NHS.co.uk pada Senin (21/5/2018), saluran pencernaan dapat istirahat selama 14 jam. Jika berpuasa dilakukan secara benar, ternyata berbagai jenis penyakit juga dapat dikendalikan dengan cukup baik.

Pada saat puasa, organ pencernaan dapat beristirahat untuk sementara waktu. Saat sistem pencernaan beristirahat itulah, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak.

Beberapa penelitian menyebut, puasa juga dapat berfungsi sebagai detoksifikasi, yakni tubuh mampu menetralisir atau mengeliminasi zat-zat racun di dalamnya. Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, serta kulit.

Alhasil, sistem pencernaan pun menjadi lebih bersih dan mendorong penguatan fungsi enzim dan hormon terkait, guna mendukung upaya menjaga metabolisme tubuh tetap pada kondisi terbaiknya.

Namun, tetaplah ingat untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi secara cukup di saat sahur dan buka puasa, agar manfaat baik yang didapat oleh tubuh kian maksimal.

 

Simak video pilihan berikut:


Tips Agar 'Tidak Kalap' Saat Berbuka Puasa

Ilustrasi Sahur, Buka Puasa, Puasa, Ramadan (iStockphoto)
Salah Memilih Menu Sahur Selama Puasa Ramadan Berbahaya untuk Tubuh (Ilustrasi/iStockphoto)

Sementara itu, setelah menahan lapar saat menjalani ibadah puasa selama kurang lebih 12 jam. Biasanya banyak dari kita kerap terobsesi untuk 'balas dendam' dengan makan banyak saat berbuka.

Jika sudah begini, rasa kenyang luar biasa menjadi tidak bisa dihindari, sehingga memicu dampak buruk, seperti salah satunya risiko naiknya berat badan. 

Agar ibadah puasa berjalan dengan sempurna dan Anda tidak kalap saat berbuka puasa, berikut adalah beberapa solusi jitunya. 

1. Dahulukan minum air putih yang cukup

Meminum air putih dapat menetralisir tubuh dari keinginan rasa lapar yang tinggi. Selain itu, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang minum air putih secara cukup setiap hari dapat menjaga berat badan tetap ideal.

2. Menyikat Gigi Setelah Makan

Banyak ahli kesehatan gigi telah membuktikan bahwa pasca-sikat gigi, tubuh akan dengan sendirinya bereaksi menolak keinginan untuk mengudap makanan. Ada semacam sugesti yang mendorong otak manusia berpikir dua kali ketika akan menyantap makanan setelah menyikat gigi.

3. Mengonsumsi protein saat berbuka

Mengonsumsi makanan berprotein dinilai cukup ampuh untuk mengendalikan rasa lapar berlebihan. Protein diyakini dapat membuat kenyang lebih lama, karena mengaktifkan hormon ghrelin, yang memberi sinyal ke otak bahwa tubuh sudah merasa kenyang.  

4. Tidur yang Cukup

Menurut beberapa studi ilmiah, kurang tidur dapat memicu rasa lelah dan memperlambat metabolisme tubuh. Bahkan, kurang tidur membuat tubuh terprogram secara otomatis untuk ingin makan lebih banyak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya