Liputan6.com, Jakarta - Manusia kerap menjadikan harta sebagai tolak ukur kekayaan. Sebagian muslim memiliki niat yang bagus yakni mendambakan kekayaan karena ingin menunaikan ibadah dengan hartanya.
Jalan mendapatkan harta dan kekayaan tidak hanya dengan bekerja dan berusaha, sebagian dari mereka berikhtiar dengan berdoa. Berbagai macam amalan mereka lakukan demi meraih kekayaan dunia.
Advertisement
Dalam Islam memang ada ibadah atau amalan tertentu yang keutamaannya khusus agar diberikan kemudahan mendapatkan harta sebagai bagian dari rezeki. Lantas, bolehkah seorang muslim beribadah hanya karena mengharapkan kekayaan dunia?
Advertisement
Baca Juga
Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Maarif alias Buya Yahya menjelaskan bahwa hakikatnya rezeki sudah ditentukan oleh Allah SWT.
"Urusan rezeki, jatah dari Allah. Kalau memang jatahmu harus kaya, subhanallah nasibmu baik. (Misalnya) diambil menantu oleh orang kaya, dikasih modal, lancar, ketemu kawan baik. Tiba-tiba saja, kalau jatahmu kaya, akan kaya. Urusan dunia, sudah jatah. Gak ada urusan dengan beriman dan tidak beriman," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Sabtu (22/2/2025).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Ibadah Jangan karena Materi
Buya Yahya mengatakan bahwa kaya raya dan melarat tidak ada hubungannya dalam hal ibadah. Menurutnya, orang kafir bisa menjadi kaya raya padahal tidak pernah sholat, begitu pula orang yang rajin sholat. Jika sudah ditakdirkan di dunianya melarat, tetap saja melarat.
"Makanya (ibadah) jangan dihubungkan dengan dunia materi. Sholat dhuha pengen kaya, begitu ya. Akhirnya ngomong 20 tahun saya Dhuha tetap saja begini. Nyalahin Dhuha-an, karena motivasinya salah. Dunia itu sudah diberi oleh Allah jatahnya. Jadi, jangan hubung-hubungkan dengan istilah kaya dan melarat," terang Buya Yahya.
Buya Yahya mengimbau, sebaiknya umat Islam diberikan kesadaran bahwasanya seorang muslim tidak akan mampu melakukan sholat dan juga ibadah-ibadah lainnya kecuali karena dipilih oleh Allah SWT, karena itu merupakan suatu kebanggaan.
Menurut Buya Yahya, kaya dan miskin itu hanya model hidup dunia saja, karena jika sudah di akhirat, tidak ada istilah kaya dan miskin.
"Di surga ada orang kaya ada orang melarat. Bahkan di surga ada seorang raja, raja Daud raja Sulaiman di surga. Orang kaya, Abdurrahman bin Auf di surga. Orang melarat juga ada, Bilal bin Rabah, Abu Hurairah, fakir, di surga," ungkap Buya Yahya.
Advertisement
Jika Masih Merasa Melarat padahal Sudah Melakukan Amalan Tertentu
Dalam ceramah lain, Buya Yahya mengatakan bahwa Allah SWT seringkali memberikan hal lain yang tidak disadari oleh hamba-Nya, bahkan itu lebih dibutuhkan ketimbang keinginannya saat ini. Oleh karenanya, jangan mengeluh ketika membaca amalan khusus tapi rezeki tetap sempit.
“Misalnya, lagi sempit rezekinya. Baca (amalan) ini kok gak kaya-kaya. Gak boleh ngomong gitu. Allah telah beri sesuatu kalau kita serius. (Pemberian) Allah (bisa saja) tiba-tiba anaknya lulus ujian, nilainya bagus. Allah beri kegembiraaan. Tertutup susah tadi,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.
“Jadi kalau punya amalan itu yakin kalau sudah nabi yang menyebutkan tidak akan lepas. Cuma bentuknya beda beda,” lanjut Buya Yahya.
Menurut pengamatan Buya Yahya, sebagian muslim terkadang berpikir pendek seolah-olah Allah SWT tidak mewujudkan apa yang diinginkannya. Padahal secara tidak sadar ia telah diberikan berbagai kenikmatan yang lebih penting dari apa yang ia harapkan saat ini.
“Kita itu kadang sempit cara pandang. Kalau kita minta kadang-kadang yang sepele. Toko gede, usaha lancar. Ada hal lebih penting dari itu, (tapi) kita tidak minta. Makanya, nabi mengajarkan kita doa itu ‘Ya Allah aku minta kepadamu seperti yang nabi minta’,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya meyakinkan bahwa Allah SWT akan mengabulkan permintaan hamba-Nya. Hanya saja, bentuk pengabulan setiap orang berbeda-beda.
“Yang pertama adalah kadang dikabul seperti yang kita minta. Kedua kadang dikabul sesuatu yang lebih penting, cuma karena kita bodoh kita gak pernah minta,” katanya.
“Ketiga yang kita nanti-nanti, akan dikabul oleh Allah di akhirat. Nanti orang itu akan kaget, ya Allah ini pahala kok banyak banget. Dijawab, itu pahala panjatan doamu dulu yang belum Ku-kabul di dunia, Aku beri di akhirat,” terang Buya Yahya.
Wallahu a’lam.
