Antisipasi Panas Dalam Saat Berpuasa

Sariawan dan panas dalam dapat menyerang siapa saja, terlebih jika orang tersebut kurang memerhatikan gizi terhadap makanan yang dikonsumsinya dan kurang minum air putih.

diperbarui 29 Mei 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2018, 18:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Jakarta Sariawan dan panas dalam dapat menyerang siapa saja, terlebih jika orang tersebut kurang memerhatikan gizi terhadap makanan yang dikonsumsinya dan kurang minum air putih.

Panas dalam mengacu pada penyakit di mana tubuh sedikit lebih sensitif terhadap panas, tenggorokan sakit, dan selalu haus. Sebagian masyarakat yang mengeluhkan panas dalam kadang mengalami sariawan, tidak nyaman di pencernaan, dan bibir pecah-pecah.

Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Sint Carolus, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid menjelaskan, puasa memang mengubah proses metabolisme tubuh karena ada waktu di mana kita tidak makan. Hal ini tentu memengaruhi kinerja semua organ tubuh.

dr. Aswin menambahkan, puasa sebenarnya sudah banyak diteliti sangat bermanfaat untuk kesehatan, bahkan pada pasien penyakit kronis seperti diabetes atau maag. Namun puasa sehat harus mematuhi beberapa aturan, salah satunya dengan minum cukup. Sebab masalah paling kerap ditemui adalah masalah kekurangan cairan dan mineral.

Selain tidak teratur minum, beberapa kebiasaan kurang baik seperti terlalu lelah dan banyak beraktivitas sehingga keluar banyak keringat, juga rentan menyebabkan dehidrasi.

“Kekurangan asupan cairan akan menyebabkan beberapa gangguan. Selain menyebabkan dehidrasi, atau yang orang sebut panas dalam, kekurangan cairan dan mineral rentan menyebabkan tubuh lemas dan mudah terserang penyakit lain. Pada saat itu, tenggorokan kering maka bakteri atau virus akan mudah masuk ke dalam tubuh,“ jelas dr. Aswin dalam acara diskusi “Puasa Nyaman Tanpa Panas Dalam” yang diselenggarakan Larutan Cap Kaki 3 di Jakarta, 24 Mei.

Gejala panas dalam dirasakan oleh orang awam sebagai sumeng (suhu sedikit meningkat), kulit kering, bibir pecah, mulut kering, dan tidak nyaman di pencernaan. Untuk mencegah panas dalam saat puasa, dr. Aswin menyarankan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral alami selama puasa.

“Siang hari kita tidak makan atau minum sehingga asupan cairan dimaksimalkan ketika berbuka puasa maupun sahur. Selain air putih, kita bisa minum cairan memang khusus untuk mencegah panas dalam. Biasanya minuman khusus seperti Larutan untuk panas dalam sudah ditambahkan mineral khusus yang berkhasiat meredakan panas dalam,” jelas dr. Aswin.

Sumber: Vemale

Reporter: Anisha Saktian Putri

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya