Menabung, Salah Satu Bentuk Tawakal

Tabungan dan investasi tidak membuat kita tidak pasrah kepada Allah SWT

diperbarui 15 Jun 2018, 18:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2018, 18:00 WIB
Hasilkan Rp 21 Juta dari Rp 1.000
Hasilkan Uang Rp 21 Juta dari Tabungan Koin Rp 1.000,- (Sumber Gambar: Facebook - Ayu Nawang Retno NingTyas)

Jakarta Mungkin kita kerap mendengar saran untuk bertawakal kepada Allah SWT ketika rezeki seret. Dengan tawakal, rezeki akan mengalir begitu mudah.

Kemudian, mereka tidak membolehkan kita untuk menyisihkan sedikit rezeki kita untuk ditabung apalagi investasi. Sebab, cara tersebut justru membuat kita tidak bertawakal kepada Allah SWT.

Biasanya, dalil yang digunakan adalah hadis dari Umar bin Khattab RA, dari Nabi Muhammad SAW.

" Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikan rizki oleh Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung. Pagi hari burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang."

Hadis di atas kerap disalahpahami oleh orang-orang yang melarang kita untuk menabung maupun investasi. Mereka yakin hanya dengan berpasrah diri tanpa usaha, rezeki akan diberikan Allah SWT.

Dalam kitab Duratun Nasihin dimuat sebuah kisah tentang tawakal. Kisah itu berisi percakapan antara Nabi Sulaiman AS dengan seekor semut.

" Berapa rizkimu selama satu tahun?" tanya Nabi Sulaiman.

" Satu biji gandum," jawab si semut.

Nabi Sulaiman meletakkan semut itu dalam botol dan memberinya sebutir gandum untuk bekal hewan kecil itu selama setahun.

Satu tahun kemudian, Nabi Sulaiman membuka botol itu. Didapatinya si semut dengan biji gandum yang tinggal setengah.

" Mengapa tidak dimakan semuanya?" tanya Nabi Sulaiman.

" Aku tidak makan seluruhnya lantaran aku tawakal kepada Allah SWT. Dengan tawakal kepadanya, aku yakin dia tidak melupakanku," kata si semut.

" Tetapi ketika aku berpasrah kepadamu, tentu aku akan menghabiskan seluruh makananyang telah kau berikan. Akan tetapi aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya. Oleh karena itu, aku harus tinggalkan sebagian untuk bekal tahun depan," lanjut si semut.

Maksud dari kisah ini adalah menabung bukan berarti kita tidak bertawakal kepada Allah. Menabung maupun investasi merupakan wujud dari usaha untuk bertawakal pada ketetapan Allah.

Sumber: Dream.co.id

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya