Liputan6.com, Jakarta - Inklusivitas bisa ditunjukkan dengan banyak cara. Salah satunya lewat kotak hampers edisi spesial Idulfitri yang baru saja diluncurkan oleh WRP, brand pangan olahan rendah kalori, beberapa waktu lalu. Kotak merah berukuran A3 terlihat meriah tapi elegan dengan berbagai gambar bertema Ramadan atau Idulfitri.
Ada lukisan masjid ala Timur Tengah dengan sorotan pada kubah yang berwarna-warni. Ada pula versi gambar unta yang dihiasi detail motif dan warna yang lembut. Pembuatnya adalah Raysha Dinar Kemal Gani, pelukis perempuan pengidap autisme yang kini berusia 21 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Sejak 2019, melukis menjadi bagian dari terapi yang dijalani Raysha untuk autismenya. Lewat lukisan pula, ia menuangkan imajinasi dan pesan yang tak bisa disampaikannya secara verbal. Saat perilisan perdana kotak hampers itu di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2025, sang kakak sekaligus Ketua Raysha Foundation, Ghina Amani Kemal Gani, mewakilinya menjelaskan karya yang dibuat.
Advertisement
"Setiap minggunya, dia tuh selalu lukis. Biasanya sih Raysha cuma dua sesi aja per lukisan, udah selesai," katanya seraya menambahkan per sesi memakan waktu 1,5 jam.
Dalam proyek kotak hampers spesial itu, pihak Raysha menyodorkan enam opsi gambar untuk dicetak di kotak tersebut. Agar bisa sesuai tema, guru lukis Raysha membantunya dengan menyodorkan contoh gambar yang bisa dibuatnya. "Ini contohnya kira-kira kayak gini, gambarnya kayak gini," ujarnya.
Selanjutnya, sang guru akan membebaskan Raysha melukis sesuai ciri khasnya. "Orang-orang yang ngelihat biasanya tuh bilang lukisannya bikin happy warna-warnanya. Playful," kata Ghina.
Memberi Definisi Cantik Lebih Luas
Kwik Wan Tien, CEO WRP Indonesia, mengaku sejak awal sengaja mencari mitra dari lembaga non-profit untuk diajak bekerja sama. Timnya kemudian mengusulkan sejumlah kandidat sebelum memutuskan bekerja sama dengan Raysha Foundation dalam proyek tersebut. Pertimbangannya adalah sosok Raysha yang inspiratif.
"Dari WRP, pengen menunjukkan bahwa sebenarnya semua perempuan itu, kalau percaya diri, mereka itu beautiful in their way," katanya ditemui dalam kesempatan yang sama.
Ia mengaku terpukau dengan perjalanan hidup Raysha yang didiagnosis mengidap autisme di usia 2,5 tahun. Meski kemampuan verbalnya terbatas, Raysha menunjukkan bahwa ia punya keterampilan tak kalah dari orang non-autis. Memanfaatkan momen Ramadan dan Lebaran yang biasanya jadi ajang berbagi, ia menilai waktu yang tepat untuk membuat kotak hampers edisi terbatas.
"Biasanya kan kalau Ramadan, orang senang limited edition. Buat saya, dikombinasi dengan hasil karyanya Raysha, ya menurut saya ini paket lebaran yang sangat bagus," ucapnya.
Advertisement
Kebaikan Berganda
Proyek tersebut nyatanya tak terbatas pada mendesain kotak hampers, tetapi juga penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara WRP Indonesia dan Raysha Management Team untuk mendonasikan sebagian keuntungan demi mendukung terapi anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya yang berasal dari keluarga prasejahtera. Donasi tersebut akan disalurkan melalui Raysha Foundation yang bekerja sama dengan Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI)
"Dengan melakukan ini, jadi ada double kebaikan, memberi kesempatan talent autistic dan sedekah dengan membeli lukisan-lukisan yang bertema Ramadhan," kata Prita Kemal Gani, ibunda Raysha.
Di sisi lain, Raysha juga memiliki toko merchandise di sebuah hotel bintang lima dan di toko online untuk memasarkan karya-karyanya. Sebagian hasil pendapatannya, kata Prita, dipergunakan untuk memperbaiki pusat terapi, training terapis, dan membantu anak-anak berkebutuhan khusus lainnya yang belum pernah diterapi. Yayasan itu menyediakan beasiswa untuk ABK.
"Karya Raysha bisa dibuat berbagai merchandise. Kita ada regular painting exhibition hingga merchandise collaboration," sambungnya.
Apa Itu Autisme?
Merangkum dari berbagai sumber, autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) merupakan kondisi neurodevelopmental kompleks yang mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku. Gangguan ini biasanya mulai terlihat pada masa kanak-kanak awal, umumnya sebelum usia 3 tahun.
Autisme bukanlah sebuah penyakit, melainkan suatu kondisi otak bekerja dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang. Penyandang autisme memiliki perbedaan dalam memproses informasi sensorik dan sosial, yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka.
Beberapa karakteristik utama autisme meliputi:
- Kesulitan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
- Tantangan dalam interaksi sosial dan memahami hubungan sosial
- Pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang
- Sensitivitas sensorik yang berbeda (hiper- atau hiposensitivitas)
- Perbedaan dalam cara berpikir dan memproses informasi
Penting untuk dipahami bahwa autisme adalah spektrum, yang berarti tingkat keparahan dan manifestasi gejalanya dapat sangat bervariasi antar individu. Beberapa orang dengan autisme mungkin memerlukan dukungan intensif sepanjang hidup mereka, sementara yang lain dapat hidup secara mandiri dan sukses dalam karir mereka.
Advertisement
