Liputan6.com, Taipei - Puluhan ribu umat muslim merayakan Idul Fitri dengan berbagai acara di Taipei pada Minggu, 9 Juni 2019. Festival itu diselenggarakan oleh berbagai departemen pemerintah kota untuk menandai berakhirnya puasa bulan ramadhan.
Lebih dari 30.000 umat muslim, terutama pekerja migran Indonesia, memadati lantai atu Stasiun Utama Taipei, pusat transportasi utama ibu kota Taiwan. Mereka berbagi makanan, bernyanyi dan menampilkan budaya mereka dengan rekan setanah air, demikian sebagaimana dilansir dari Focus Taiwan pada Selasa (11/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kepala Stasiun Taipei Huang Jung-hua mengatakan, sekitar 30.000 hingga 40.000 orang berkumpul sepanjang hari di tempat itu pada pekan pertama setelah Ramadan untuk merayakan Idul Fitri.
Hari pertama Idul Fitri sebenarnya Rabu lalu, tetapi karena itu adalah hari kerja, sebagian besar pekerja Indonesia datang ke stasiun untuk merayakanya pada Minggu, tutur Huang.
"Menurut pemahaman saya, pekerja migran menggunakan Facebook untuk mengatur pertemuan dengan teman-teman mereka di Stasiun Utama Taipei ketika mereka berada di kota karena stasiunnya luas dan ber-AC, menyediakan sarana bagi mereka untuk bersosialisasi," kata Huang.
Huang juga mengingatkan para warga Taiwan di stasiun untuk menghormati acara khusus tersebut.
Di stasiun, diselenggarakan pula acara "Flash Mob Idul Fitri", di mana warga Taiwan memberikan bunga kepada pekerja migran Indonesia. Hal itu untuk mempromosikan persahabatan yang saling menguntungkan.
Sementara itu, festival Idul Fitri Gemilang 2019, yang diselenggarakan oleh Departemen Informasi dan Pariwisata Kota Taipei juga diadakan di Taman Da'an di kota itu pada hari yang sama.
Festival ini menjadi tuan rumah pasar yang menampilkan produk-produk dari komunitas muslim di seluruh dunia, di samping pertunjukan bertema Indonesia.
Sambutan Hangat Wali Kota Taipei
Wali kota Taipei Ko Wen-je mengatakan dalam sebuah pidato di festival bahwa Taiwan memiliki sekitar 270.000 pekerja migran Indonesia, termasuk lebih dari 30.000 yang bekerja di Taipei, sebagian besar sebagai pengasuh yang merawat warga lanjut usia.
"Atas nama warga senior Taipei, saya ingin mengambil bagian dalam kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka (pengasuh migran Indonesia) atas perawatan dan layanan mereka," kata Ko.
Berbicara tentang cara-cara untuk membuat Taipei lebih ramah muslim, Ko mengatakan ia telah menginstruksikan Departemen Kesehatan kota itu untuk meningkatkan jumlah rumah sakit ramah muslim, yang mencakup ruang salat dan makanan bersertifikat halal.
Linda, seorang pengasuh Indonesia di Taipei yang telah berada di Taiwan selama tiga tahun, mengatakan bahwa festival tersebut telah memungkinkannya untuk merangkul budaya muslimnya dan bahwa acara-acara yang diselenggarakan oleh Taiwan ini membuatnya merasa seperti sedang tinggal di Indonesia.
Advertisement