Petugas Kesehatan Diminta Teladani Nabi Muhammad Saat Layani Jemaah Haji

TKHI diminta selalu memperhatikan komunikasi dengan para jemaah haji tentang konten yang akan disampaikan, terutama pada mereka yang sakit.

oleh Nurmayanti diperbarui 18 Jun 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2019, 13:00 WIB
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Jawa Barat menggelar konsolidasi dan penguatan komunikasi persuasif berbasis neuro linguistic programme (NLP) dan hypnoterapy di Bandung. Dok Ali Yusuf
Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Jawa Barat menggelar konsolidasi dan penguatan komunikasi persuasif berbasis neuro linguistic programme (NLP) dan hypnoterapy di Bandung. Dok Ali Yusuf

Liputan6.com, Jakarta Layanan kesehatan menjadi salah satu hal yang diperhatikan pemerintah bagi jemaah haji. Terkait ini, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Jawa Barat (Jabar) menggelar konsolidasi dan penguatan komunikasi persuasif berbasis neuro linguistic programme (NLP) dan hypnoterapy di RS Cicendo Bandung, kemarin.

Konsolidasi ini pun menuai apresiasi Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Eka Jusup Singka. Dia mengaku bangga dan mengapresiasi usaha TKHI Jabar menggelar konsolidasi dan penguatan komunikasi persuasif berbasis neuro linguistic programme (NLP) dan hypnoterapy. 

Langkah para petugas kesehatan itu merupakan bagian dari usaha untuk melayani jamaah haji. Apalagi agenda digelar menggunakan biaya swadaya dari TKHI oleh TKHI dan untuk TKHI JKS (Jakarta Bekasi).

"Pada acara ini panitia berhasil mengumpulkan TKHI Provinsi Jawa Barat (Embarkasi JKS) yang akan bertugas pada tahun 2019 sejumlah 80 orang dengan biaya swadaya dari TKHI, oleh TKHI dan untuk TKHI JKS," kata Eka, seperti dikutip Selasa (18/6/2019).

Eka pun meminta kepada para calon petugas TKHI Embarkasi JKS agar memperhatikan komunikasi yang baik dengan para jemaah haji. Karena melalui komunikasi tersebut hubungan antara petugas dan jemaah akan berjalan dengan baik. 

"Apapun jabatan kita, tetap harus menyapa jemaah haji terlebih dahulu, hal itu tidak akan mengurangi kewibawaan kita," ujar dia.

Eka meminta TKHI selalu memperhatikan tingkah laku jemaah haji, terutama hal-hal yang dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit (faktor risiko) terhadap jemaah haji tersebut. "Oleh sebab itu TKHI harus terus memperkuat promotif preventif kepada Jemaah Haji," dia menambahkan.

Eka juga meminta TKHI selalu memperhatikan komunikasi dengan para jemaah haji  tentang konten yang akan disampaikan, terutama pada mereka yang sakit. 

Untuk itu sangat penting, memperkuat kerjasama dengan petugas Kementerian Agama, ketua kloter dan pembimbing ibadah serta ketua rombongan (karom) serta ketua regu (karu).

Cara komunikasi seperti, kata Eka, yang pernah dilakukan Rasulullah SAW yang selalu membiasakan menyapa orang lain terlebih dahulu dan selalu menghormati orang lain.

 "Sifat-sifat inilah yang harus kita  contoh sebagai seorang Muslim yang beriman," katanya. 

Selain itu, Eka juga menyampaikan pada tahun ini Pusat Kesehatan Haji telah mempersiapkan tiga hal yang penting dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji Tahun 2019.

Pertama mempersiapkan jemaah haji yang Istithaah. Kedua mempersiapkan petugas yang SHARI (Sigap, Handal, Amanah, Responsif, Inisiatif/Inovatif) serta mempersiapkan strategi untuk mensukseskan operasional kesehatan haji tahun ini.

Seperti diketahui untuk program NLP diajarkan langsung oleh Tim Widyaiswara dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK Ciloto), dr. Yan Bani Luza, MKM. 

 

KUH Jeddah Berikan Pembekalan 755 Petugas Haji di Arab Saudi

Jemaah Calon Haji Indonesia
Kloter terakhir jemaah calon haji Indonesia tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. (MCH Indonesia/www.kemenag.go.id)

Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI di Jeddah menggelar pembekalan dan orientasi bagi para petugas pendukung penyelenggaraan haji 1440H/2019M. Orientasi berlangsung di kantor KUH KJRI, Jeddah.

“755 peserta ikuti orientasi hari ini agar mereka bisa memahami tugasnya dan bisa memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji,” terang Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali, Senin (17/6/2019).

Hadir dalam kesempatan ini Wakil Dubes RI Riyadh Diki Yunus, Konjen RI Jeddah Hery Syarifudin, Inspektur Wilayah III Kemenkes Hery Radison, serta para Home Staf KJRI dan KBRI.

“Mereka adalah para peserta terpilih dari 1.220 orang yang sebelumnya telah mengikuti seleksi tes kompetensi,” sambungnya.

Menurut Endang, orientasi akan berlangsung sehari. Para petugas akan dibagi dalam beberapa kelas sesuai bidang layanannya.

Kelas peserta itu meliputi kelas pelayanan umum (akomodasi, katering, lapangan), kelas transportasi, kelas kesekretariatan (teknisi komputer, listrik, mekanik dan pramusaji), kelas driver, serta kelas Daker Makkah, Madinah, dan Bandara.

“Melayani jemaah haji merupakan suatu kemuliaan, amanah dan tanggung jawab,” pesan Endang.

Kenapa mulia, kata Endang, karena yang akan dilayani adalah tamu-tamu Allah. Ada tiga fungsi utama yang harus diemban petugas, yaitu melindungi, membina dan melayani jemaah haji.

Tonton Video Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya