7 Makanan yang Bikin Cepat Lapar, Hindari Saat Sahur

Hindari makanan ini saat sahur.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 22 Apr 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi makan bersama.
Ilustrasi makan sahur. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sahur merupakan salah satu sunah puasa yang dianjurkan. Makan sahur menjadi bagian penting untuk mendapat asupan energi selama berpuasa. Dengan makan sahur, tubuh jadi tidak mudah lapar dan terus berenergi selama seharian berpuasa.

Menjadi bagian dari asupan energi, penting untuk memperhatikan menu makan sahur. Makanan sahur harus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Makanan seimbang seperti karbohidrat, vitamin, dan mineral, sangat penting dipenuhi saat sahur.

Makanan dengan gizi seimbang ini akan memberi energi dan rasa kenyang lebih lama. Namun, ada sejumlah makanan yang justru dapat membuat Anda cepat lapar. Makanan-makanan ini harus dihindari saat sahur.

Selain memicu lapar lebih cepat, makanan-makanan ini juga tak baik dikonsumsi dalam jangka panjang. Berikut 7 makanan yang bisa bikin cepat lapar dan perlu dihindari saat sahur seperti dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (21/4/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Makanan manis

Ilustrasi makanan manis
Ilustrasi makanan manis. Sumber foto: unsplash.com/Thomas Kelley.

Makanan manis seperti gula dan semua olahannya sangat adiktif karena pelepasan dopaminnya yang tinggi. Makanan yang dimaniskan baik dengan pemanis buatan hingga gula tebu organik, semuanya dapat memicu rasa lapar dengan cepat. Saat sahur sebaiknya hindari makanan manis seperti permen, roti manis, atau minuman manis.

Mengonsumsi gula seperti fruktosa dapat meningkatkan rasa lapar. Efek ini juga dapat meningkatkan keinginan Anda untuk makan berlebih yang kemudian memicu penambahan berat badan. Selain itu, konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, hormon penting yang mengatur rasa lapar dan memberitahu tubuh untuk berhenti makan.

Minuman dan makanan manis juga tidak mengurangi rasa lapar. Ini justru membuat tubuh mudah untuk mengonsumsi kalori dalam jumlah tinggi.


Makanan asin

Ilustrasi Garam
Ilustrasi Garam (iStockphoto)​

Studi menunjukkan bahwa makanan asin meningkatkan rasa lapar, karena kebutuhan energi yang lebih tinggi untuk memrosesnya. Makanan asin juga dapat memicu rasa haus dan dehidrasi. Makanan yang mengandung banyak garam termasuk makanan olahan, seperti camilan asin dan sup instan.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam diklaim dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Beberapa penelitian observasional juga telah mengaitkan asupan garam tinggi dengan peningkatan risiko kanker lambung.


Makanan rendah serat

ilustrasi roti/pexels
ilustrasi roti/pexels

Serat berperan memperlambat penyerapan makanan yang dikonsumsi dari perut ke dalam aliran darah. Ketika makanan rendah atau kurang serat, mereka melakukan perjalanan dengan cepat melalui perut dan masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan lonjakan insulin darah. Makanan yang dapat mempercepat respons insulin akhirnya membuat tubuh cepat lapar dalam jangka panjang.

Diet rendah serat juga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran, cenderung mengandung banyak air dan rendah kalori. Makanan berserat tinggi dapat memicu rasa kenyang lebih lama dan menghidrasi tubuh selama berpuasa.


Fast food

Ilustrasi makanan cepat saji
Ilustrasi makanan cepat saji atau fast food. (iStock)

Fast food atau makanan cepat saji merupakan paket lengkap dari gula, lemak, dan garam. Semua komponen ini dapat memicu rasa lapar dengan cepat. Fast food kaya akan kalori ekstra dan sedikit nutrisi. Kombinasi lemak, gula, dan banyak sodium (garam) dapat membuat makanan cepat saji terasa lebih enak bagi sebagian orang. Tetapi diet tinggi natrium dapat menyebabkan retensi air. Ini juga bisa memicu rasa haus berlebih.

Sebagian besar makanan cepat saji, termasuk minuman dan makanan sampingan, sarat dengan karbohidrat dengan sedikit atau tanpa serat. Ketika sistem pencernaan memecah makanan ini, karbohidrat dilepaskan sebagai glukosa (gula) ke dalam aliran darah. Ini bisa menyebabkan risiko penyakit jantung dan pencernaan.


Makanan dengan MSG

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

MSG mungkin bisa menjadi pilihan untuk menyedapkan masakan. Namun, jika dikonsumsi saat sahur, makanan dengan MSG dapat memicu lapar dengan cepat. MSG, atau monosodium glutamat telah terbukti secara kimia memicu nafsu makan. MSG bisa memengaruhi leptin, hormon yang membantu mengatur tubuh dengan menghambat rasa lapar.

Hormon leptin diproduksi oleh sel-sel lemak tubuh, dan memberitahu otak bahwa tubuh memiliki cukup lemak yang tersimpan. Dengan kata lain, leptin memberitahu tubuh untuk tidak perlu makan lebih banyak dan mengurangi rasa lapar. Dengan mengonsumsi makanan ber-MSG, hormon ini akan terganggu dan memicu rasa lapar berlebih, bahkan sesaat setelah makan.


Roti putih

Ilustrasi Roti Tawar
Ilustrasi Roti Tawar (iStockphoto)

Roti putih mungkin pilihan makanan sahur yang praktis. Namun, makanan ini dapat memicu rasa lapar dengan cepat. Roti putih dibuat dengan tepung gandum yang telah melalui banyak proses pengolahan sehingga menjadi rendah serat. Roti putih dapat meningkatkan kadar insulin yang menyebabkan lapar dengan cepat.

Kandungan karbohidrat tinggi roti dapat meningkatkan gula darah dan rasa lapar. Roti putih juga dapat meningkatkan berat badan serta risiko diabetes dan sindrom metabolik. Roti putih terbuat dari tepung olahan. Biji-bijian olahan telah mengalami proses yang menghilangkan protein, mineral, lemak sehat dan vitamin B.


Daging olahan

Ilustrasi daging olahan
Ilustrasi daging olahan (sumber: iStockphoto)

Semua daging yang telah diasap, diasinkan, dikeringkan atau dikalengkan dianggap sebagai daging olahan. Daging olahan seperti sosis, nugget, kornet, dan jenis lainnya juga tak baik dikonsumsi berlebih saat sahur.

Daging olahan cenderung lebih cepat dicerna yang kemudian dapat meningkatkan rasa lapar. Makanan olahan seringkali tinggi lemak dan rendah serat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya