Jadwal Imsakiah Hari Ini Minggu 26 April 2020 di Kota-Kota Besar Indonesia

Jangan sampai salah mengetahui jadwal imsakiah hari Minggu 26 April 2020.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 26 Apr 2020, 02:40 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2020, 02:40 WIB
[Bintang] Bulan Ramadan
Ilustrasi bulan Ramadan

Liputan6.com, Jakarta Jadwal Imsakiah hari Minggu 26 April 2020 bisa berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Jadwal Imsakiah hari Minggu 26 April 2020 juga akan berubah seiring berjalannya waktu. Maka dari itu penting untuk mengetahui jadwal Imsakiah hari Minggu 26 April 2020 yang tepat setiap harinya.

Umumnya waktu Imsak ditentukan dari 10 menit sebelum waktu Subuh tiba. Santap sahur adalah kegiatan yang dianjurkan untuk membantu memberikan energi pada tubuh agar siap menjalankan ibadah puasa. Aktivitas sahur sendiri dapat berupa menyantap sesuatu walaupun hanya seteguk air.

Waktu sahur yang disunnahkan adalah selepas tengah malam. Utamanya, ia diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar. Jadwal imsakiah hari ini Minggu 26 April 2020 bisa digunakan sebagai patokan untuk mengakhiri sahur.

Santap sahur adalah sunah yang dianjurkan Rasul selama berpuasa. Berikut adalah jadwal imsakiah hari ini Minggu 26 April 2020 dikutip Liputan6.com dari laman Kementrian Agama Republik Indonesia, Minggu (26/4/2020).

Jadwal Imsakiah hari ini Minggu 26 April 2020 di Beberapa Kota Besar

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Berikut jadwal Imsakiah hari Minggu 26 April 2020 di beberapa kota besar di Indonesia dilansir dari laman Kementerian Agama RI:

Jakarta: 04.26 WIB

Bandung: 04.24 WIB

Surabaya: 04.04 WIB

Jogja: 04.14 WIB

Banda Aceh: 05.00 WIB

Medan: 04.49 WIB

Padang: 04.47 WIB

Pekanbaru: 04.42 WIB

Palembang: 04.32 WIB

Semarang: 04.13 WIB

Malang: 04.05 WIB

Pontianak: 04.11 WIB

Banjarmasin: 04.53 WITA

Denpasar: 04.55 WITA

Makassar: 04.35 WITA

Palu: 04.29 WITA

Kupang: 04.23 WIT

Ambon: 04.59 WIT

Jayapura: 04.08 WIT

Niat Puasa Ramadan

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Niat menjalankan ibadah puasa bisa dilakukan saat malam hari sebelum melakukan makan sahur atau setelah makan sahur. Namun sebagian ada juga yang melakukan niat ibadah puasa setelah shalat tarawih. Berikut niat puasa yang sering digunakan oleh sebagian orang.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala

Niat puasa ramadan sudah dijelaskan dibeberapa hadits yang juga merupakan perintah Nabi Muhammad SAW. Niat puasa dijelaskan dalam sebuah hadits berikut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: Siapa yang belum berniat di malam hari sebelum Shubuh, maka tidak ada puasa untuknya. (HR. An Nasai no. 2333, Ibnu Majah no. 1700 dan Abu Daud no. 2454. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini)

Pahala Puasa Ramadan

Ilustrasi Ramadan
Ilustrasi Ramadan (sumber: iStockphoto)

Di bulan Ramadan seluruh amal ibadah dilipat gandakan pahalanya. Maka dari itu, untuk menambah pahala bulan Ramadan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengungkapkan:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Makna dari hadits di atas adalah, Rasulullah mengatakan bahwa setiap amalan kebaikan manusia akan dilipatgandakan pahalanya 10 kali lipat bahkan hingga 700 kali lipat.

Namun, hal ini berbeda dengan amalan puasa. Pahala dalam puasa tidak dilipatgandakan dengan cara tersebut, melainkan, pahala pada orang yang berpuasa akan dilipatgandakan menjadi tak terhingga oleh Allah.

Hal ini karena, dalam berpuasa manusia berusaha untuk meninggalkan segala syahwat karena Allah semata. Allah juga begitu memuliakan orang yang berpuasa sehingga diibaratkan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum dari bau minyak kasturi.

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah di Lathaif Al-Ma’arif mengatakan,

“Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.”

Pahala puasa Ramadan akan lebih berlipat karena bulan ramadhan adalah bulan yang paling mulia. Selain itu Puasa Ramadan juga merupakan puasa yang diwajibkan oleh Allah. Maka dari itu, siapa saja yang menjalankan puasa Ramadan akan mendapatkan pahala yang berlimpah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya