Liputan6.com, Jakarta Persiapan puasa untuk ibu hamil perlu benar-benar diperhatikan. Tidak hanya berpengaruh terhadap kelancaran ibadah di bulan Ramadan, persiapan puasa ibu hamil juga dapat memengaruhi kondisi kandungan. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mempertimbangkan lagi apakah akan berpuasa atau tidak dari pertimbangan dokter.
Sebenarnya dari sisi medis, puasa selama kehamilan diperbolehkan asalkan kebutuhan nutrisi dan cairan dapat dipenuhi pada saat di luar waktu puasa. Jika ibu hamil yakin dapat makan dalam porsi yang besar saat sahur, berbuka, dan sebelum tidur, maka puasa dapat dijalankan.
Advertisement
Baca Juga
Pada prinsipnya harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugian berpuasa selama kehamilan karena kondisi ibu hamil dan bayi yang dikandung berbeda-beda antar satu individu dengan individu lain. Persiapan puasa untuk ibu hamil sangat penting diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap kehamilan.
Apalagi ada beberapa keadaan tertentu yang tidak memungkinkan puasa selama kehamilan, yaitu kehamilan berisiko. Kehamilan dianggap berisiko tinggi jika kehamilan pada usia terlalu muda atau terlalu tua, kehamilan kembar, kehamilan dengan adanya penyakit selama kehamilan (seperti hipertensi, gula darah, anemia), adanya pertumbuhan janin terhambat, atau kehamilan pada ibu dengan status gizi kurang/ buruk. Dalam keadaan ini, sebaiknya ibu tidak berpuasa.Â
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/4/2021) tentang persiapan puasa untuk ibu hamil.
Konsultasikan dengan Dokter
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan oleh umat Muslim setiap tahunnya. Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian kewajiban berpuasa, misalnya pada orang sakit, dalam perjalanan, ibu hamil, serta ibu menyusui. Namun, karena memiliki keinginan yang kuat untuk berpuasa atau enggan bila harus mengganti puasa pada hari lain, sebagian ibu hamil memutuskan untuk tetap berpuasa.
Persiapan puasa untuk ibu hamil yang pertama adalah berkonsultasi dengan dokter terkait rencana berpuasa ini. Hal ini penting sekali dilakukan untuk mengetahui kesiapan tubuh ibu hamil dalam menjalani ibadah puasa.
Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu dan janin yang ada dalam kandungan. Ketika janin dan ibu sehat maka kemungkinan besar kamu akan diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Advertisement
Perhatikan Asupan Nutrisi
Persiapan puasa untuk ibu hamil harus memperhatikan asupan nutrisi. Nutrisi merupakan aspek yang sangat penting selama kehamilan. Tidak hanya memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri, ibu hamil juga harus memperhatikan kebutuhan nutrisi bagi janin yang dikandungnya. Itu sebabnya kebutuhan nutrisi ibu hamil bisa mencapai satu setengah kali lebih banyak dibandingkan wanita yang tidak hamil/menyusui.
Nutrisi sendiri terdiri atas dua golongan, yakni makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) diperlukan tubuh dalam jumlah besar untuk memberikan tenaga secara langsung, dan berperan sebagai pembentuk sel dan organ janin atau bayi.
Sedangkan mikronutrien (vitamin dan mineral) diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya dalam jumlah sedikit, dan berperan sebagai penunjang pertumbuhan janin atau bayi. Agar kehamilan selalu lancar, pastikan menu makanan ibu selalu memiliki nutrisi lengkap yang komposisinya tepat sesuai dengan tahapan kehamilan.
Segera Periksa Jika Ada Keluhan
Selain itu, segera memeriksakan diri saat ada keluhan merupakan salah satu persiapan puasa untuk ibu hamil yang tak kalah penting. Hal ini bisa ditandai dengan keluhan-keluhan seperti pusing, lemas berlebihan, hingga sakit pada bagian tubuh tertentu. Â
Kamu juga harus melakukan cek kondisi kehamilan pada pertengahan puasa. Hal ini dilakukan untuk memonitor kondisi kesehatan ibu dan janin dengan baik. Lewat pengecekan ini dokter akan memantau kondisi perkembangan janin dan keluhan yang mungkin ibu hamil rasakan selama menjalankan ibadah puasa.
Advertisement
Hindari Aktivitas Fisik yang Berlebihan
Persiapan puasa untuk ibu hamil yang perlu diperhatikan juga adalah menghindari aktivitas fisik selama puasa. Hal ini diperlukan karena ibu hamil harus menjaga stamina dan kesehatan setiap harinya. Jika mengalami berbagau keluhan, segera konsultasi ke dokter.
Persiapan Puasa untuk Ibu Hamil Berdasarkan Trimester Kehamilan
Persiapan puasa untuk ibu hamil juga bisa dilihat berdasarkan usia kehamilan, yaitu sebagai berikut:
Trimester Pertama
Pada trimester pertama, biasanya ibu mengalami mual muntah hebat sehingga asupan cairan kurang. Itu sebabnya puasa pada trimester pertama tidak dianjurkan karena ditakutkan akan terjadi dehidrasi dan kurangnya asupan makanan untuk ibu serta janin.
Namun, jika mual muntah tidak terlalu hebat dan ibu masih dapat makan minum dengan baik selama sahur, berbuka, dan tengah malam, maka ibu hamil dapat berpuasa.
Trimester Kedua
Pada trimester kedua, terjadi pembentukan organ-organ tubuh yang sangat penting untuk janin. Biasanya mual muntah sudah mulai berkurang pada fase ini. Oleh karena itu, berpuasa pada trimester kedua lebih aman asalkan asupan makanan dan cairan terpenuhi dengan baik selama sahur, buka puasa, dan tengah malam.
Trimester Ketiga
Pada tahap ini, terjadi pematangan organ-organ yang telah terbentuk pada trimester kedua. Pada trimester ketiga awal, puasa dapat dilakukan asalkan asupan nutrisi untuk ibu terpenuhi dengan baik di luar waktu puasa.
Sedangkan pada trimester tiga akhir atau mendekati waktu bersalin, puasa mesti hati-hati dilakukan karena jika sewaktu-waktu ibu melahirkan, ibu membutuhkan tenaga yang sangat besar. Itulah sebabnya, sebaiknya ibu tidak berpuasa pada trimester ketiga akhir atau mendekati waktu taksiran persalinan.
Itulah beberapa persiapan puasa untuk ibu hamil yang perlu dilakukan. Persiapan ini penting dilakukan sebelum puasa agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga dan ibadah yang ibu hamil laksanakan lancar dan penuh berkah.
Advertisement