Liputan6.com, Jakarta Lebaran kali ini, Rey Mbayang mengajak Dinda Hauw dan anak mereka, Arshakalif Muhammad Mbayang mudik dan merayakan Idul Fitri di Manado. Ini jadi pengalaman pertama Rey Mbayang dan Dinda Hauw mudik bersama anaknya.
Dinda Hauw menyadari bahwa untuk perjalanan jauh bersama anaknya yang masih balita tentunya akan sedikit lebih repot dibanding saat mereka masih berdua saja. Kendati demikian, Dinda Hauw tetap senang bisa membawa buah hati mereka.
"Pastinya enggak akan semudah kalau kami berdua saja ya, karena sekarang kan sudah ada baby. Ribet pasti tapi dibawa seru aja," ungkap Dinda Hauw saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Advertisement
"Seribet apapun juga harus dinikmati karena kan kondisinya memang seperti itu. Mungkin kalau kami ngeluh pas ribet nanti ada saatnya kami akan kangen ribetnya pas anak masih," kata Rey Mbayang menimpali.
Baca Juga
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Terbatas
Selain itu, memiliki anak juga agak sedikit membatasi aktivitasnya selama di kampung halaman. Sebagai contoh, ia tidak bisa leluasa membantu memasak di dapur.
"Sebelum menikah atau punya anak kan kami masih bisa yang ikut bantu masak, ikut di dapur bareng orangtua," tutur Dinda Hauw.
Â
Advertisement
Bergantian
 Sementara sejak kehadiran sang buah hati, tentunya ia akan lebih banyak fokus mengurus buah hatinya selama di kampung halaman Rey Mbayang.
"Kalau sekarang barengan baby juga ya ganti-gantian saja gitu tapi ya justru ini momennya Shaka pertama kalinya datang ke kampung halaman ayahnya," sambungnya.
Â
Tradisi Unik
Tak hanya ajak sang istri, Rey Mbayang juga mengajak serta orangtua Dinda Hauw untuk ikut mudik ke kampung halamannya itu. Ada tradisi unik setiap kali Lebaran di Manado yang ingin ia kenalkan kepada keluarga Dinda Hauw.
"Kenapa aku ajak istri mertua bahkan sampai keluarga besar ke Manado, karena ada keunikan di kampung aku. Idul fitri di sana itu ramai, tapi 10 hari setelah itu lebih ramai lagi, namanya Lebaran ketupat. Jadi, itu semua rumah wajib masak dan kasih makanan gratis untuk yang lewat," ungkap Rey Mbayang.
Advertisement