Jemaah Calon Haji Patah Tulang Saat Wudu, Dirawat di RS Arab Saudi

Jemaah calon haji tersebut jatuh di Masjidil Haram. Perawatannya pun membutuhkan waktu 6 hingga 8 hari untuk baru bisa beraktivitas.

oleh Mevi Linawati diperbarui 21 Jun 2022, 22:34 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2022, 22:34 WIB
Jemaah haji Indonesia  di Masjid Nabawi, usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH
Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH

 

Liputan6.com, Jakarta - Seorang jemaah calon haji mendapatkan perawatan di rumah sakit di Arab Saudi karena menderita patah tulang. Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, Muhammad Imran mengatakan, jemaah haji tersebut terjatuh di toilet.

"Ada dua kasus yang saat ini masih dirawat di RS Arab Saudi. Satu ada gangguan penyakit jantung dan kedua ada yang patah, kemarin jatuh di toilet, tulang lututnya dan pemasangan plat, sudah dirawat di rumah sakit," kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran di kantor KKHI Makkah, Selasa (21/6/2022).

Imran menerangkan, jemaah tersebut jatuh di Masjidil Haram. Perawatannya pun membutuhkan waktu 6 hingga 8 hari untuk baru bisa beraktivitas.

"Patah tulang lutut. Jadi lututnya tidak bisa gerak. Jatuhnya di toilet saat wudu," kata dia.

Dia mengatakan, KKHI mencatat, ada 32 jemaah calon haji Indonesia yang mendapatkan perawatan hingga 20 Juni 2022 pukul 16.00 waktu setempat. Penyebabnya rata-rata dehidrasi.

"Rata-rata disebabkan karena alami dehidrasi, sehingga penyakit bawaan dari tanah air ini jadi kambuh," kata dia.

Imran mengatakan, pihaknya setiap hari mengunjungi mereka yang dirawat di rumah sakit. Langkah tersebut untuk menjembatani komunikasi pasien dengan dokter yang merawat sekaligus memberikan dukungan moril.

"Bahwa walau mereka dirawat di rumah sakit, kami juga memberikan perhatian sebagai keluarga, sehingga termotivasi untuk sembuh," ucap dia.

Dia menambahkan, per 20 Juni 2022, ada 2.900 kasus rawat jalan di kloter daerah Makkah. Paling banyak adalah hipertensi, diabetes, dan dehidrasi.

"Jadi yang paling banyak adalah hipertensi, mereka yang kelelahan karena aktivitas apakah karena umrah atau sekadar ziarah barangkali menyebabkan tekanan darahnya meningkat. Sehingga perlu mendapat obat atau kontrol dari dokter kloternya.," kata Imran.

 

Minum Air Sesering Mungkin

Imran menganjurkan, jemaah calon haji memperhatikan asupan cairan. Jemaah diminta meminum air sesering mungkin karena dehidrasi menjadi pemicu awal penyakit bawaan yang diderita menjadi berat.

"Kemudian yang paling penting, karena ini cuaca panas, selain minum air putih, pada saat keluar ruangan terutama waktu matahari ada pukul 9-5 sore gunakan payung untuk hindari sengatan matahari langsung, bawa botol semprotan air untuk dinginkan suhu permukaan kulit untuk mencegah penguapan lebih banyak, cegah dehidrasi," kata dia.

Imran juga mengingatkan jemaah calon haji menyimpan alas kaki dan membawanya sendiri ke masjid untuk menghindari alas kaki melepuh karena lupa menaruhnya. Hal ini mengingat cukup banyak jemaah yang mengalami kaki melepuh seperti di kawasan Madinah.

"Kami anjurkan jemaah ketika masuk masjid itu sandalnya bawa, masukkan kantong plastik dan dibawa ke masjid. Jangan ditinggal di pintu masjid dan simpan bawa sendiri jangan titip temannya tapi sendiri. Ini penting karena jemaah bisa saja masuk dari pintu yang berlainan ketika keluar," ucap dia.

Dia memaparkan, ketika terjadi kasus kaki melepuh, perawatannya cukup lama bisa mencapai 21 hari. Sehingga jemaah pun tidak bisa beraktivitas normal untuk ibadah.

 

Gunakan Masker

Imran juga mengingatkan baik jemaah haji maupun petugas di hotel, kloter maupun sektor jangan abai dan lengah serta selalu menggunakan masker. Terutama saat keluar dari kamar untuk menjaga diri karena masih dalam situasi pandemi walaupun Arab Saudi sudah melonggarkan protokol kesehatan.

"Gunakan masker, penting untuk menjaga jamaah tidak supaya tidak sampai terinfeksi dan harus jalani isolasi. Walaupun gejala sudah sembuh tetap isolasi sampai selesai baru boleh keluar kamar. Nah Ini kan hambat aktivitasnya. Ini pentingnya gunakan masker," kata dia.

Dia menambahkan, berdasarkan data pelayanan tahun sebelumnya, yang paling banyak dirawat baik di rumah sakit maupun KKHI adalah mereka yang terkena pneumonia atau radang paru.

"Nah cegah pneumonia ini mudah, pakai masker. Sebelum pandemi, kasus radang paru sangat tinggi, apalagi di masa pandemi ini. Jadi tetap jemaah haji pakai masker di luar kamar, cuci tangan. Semua prokes yang di lakukan di tanah air tetap di lakukan saat ibadah di tanah suci," tandas Imran.

Infografis Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 per Jemaah
Infografis Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 per Jemaah (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya