Liputan6.com, Jakarta - Penyedia teknologi informasi dan komunikasi Huawei mendukung pendidikan yang diwujudkan dengan donasi perangkat penunjang telekomunikasi, untuk meningkatkan kegiatan belajar di pondok pesantren dan panti asuhan di 14 kota di Indonesia.
Donasi ini dikukuhkan dengan penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Baca Juga
Upacara serah terima donasi dan penandatanganan MoU dilaksanakan secara simbolis di Islamic Center Baiturahmi, Kota Tangerang Selatan. Adapun donasi dilakukan secara bersamaan di kota Bandung, Cirebon, Brebes, Kudus, Yogyakarta, Solo, Jombang, Ponorogo, Sidoarjo, Makassar, Surabaya, Pontianak, dan Medan.
Advertisement
Donasi ini diharapkan dapat menjadi ungkapan rasa peduli terhadap sesama, sekaligus menyiapkan pemimpin-pemimpin generasi masa depan yang mampu menjawab berbagai tantangan serta peluang era digital.
Selain penyediaan perangkat, Huawei juga mendukung terciptanya digisantri atau para santriwan dan santriwati yang cakap digital sesuai dengan amanah dari Kementerian Agama melalui serangkaian program upskilling pelatihan, sertifikasi serta kesempatan mengikuti kompetisi TIK baik tingkat nasional maupun global.
Sementara, penandatanganan MoU merupakan bentuk dari sinergi multiple helix yang berkelanjutan antara Huawei dengan pemerintah sebagai salah satu pemangku kepentingannya.
Huawei memperkuat komitmen terhadap program Kampus Merdeka dan Kedaireka yang diprakarsai Ditjen Diktiristek guna meningkatkan kapasitas talenta digital Indonesia.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan, menyambut baik inisiatif Huawei sebagai kelanjutan dari komitmen bersama untuk melatih sebanyak 100.000 talenta digital di Tanah Air hingga tahun 2024.
Akselerasi Tercapainya 100.000 Talenta Digital
“Talenta digital yang andal, mumpuni, dan berkarakter merupakan aset yang berharga bagi negara guna memaksimalkan pertumbuhan ekonomi pada era digital. Komitmen Huawei bersama Kantor Staf Presiden untuk menyiapkan 100.000 talenta digital adalah wujud dari kolaborasi multi-pihak antara sektor swasta dan publik. Upaya ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan 9 juta sumber daya manusia yang menguasai teknologi digital terdepan hingga 2030,” ia menekankan.
Director of Government Affairs Huawei Indonesia Yenty Joman, mengatakan bahwa kegiatan donasi serta penandatanganan MoU yang mewarnai perayaan Ramadhan 1444 H juga berpotensi besar mengakselerasi tercapainya komitmen tersebut.
“Memasuki tahun yang ketiga, dengan bangga kami umumkan bahwa Huawei telah sukses menjangkau lebih dari 80.000 talenta digital, atau mencapai sekitar 80 persen dari target. Melalui program CSR Ramadan bagi kalangan pondok pesantren, kami berharap pondok pesantren mampu menyiapkan pemimpin-pemimpin generasi masa depan yang selain menguasai keagamaan, kebudayaan, dan ilmu sosial, juga cakap digital dan memiliki daya pikir inovatif,” tutur Yenty.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, menyebut, pesantren memiliki porsi signifikan dalam mengembangkan talenta-talenta digital yang dapat mendorong transformasi perekonomian Indonesia.
Advertisement
Transformasi Digital Indonesia Tercepat
Pasalnya, terhitung pada 6 April 2023, terdapat lebih dari 39.393 pesantren dan 4.495.735 santri di seluruh Indonesia berdasarkan data Kementerian Agama.
“Kolaborasi dengan sektor swasta, terutama pelaku industri TIK seperti Huawei, akan mampu menciptakan peluang-peluang baru bagi pesantren untuk dapat beradaptasi, meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, serta melahirkan para digisantri yang siap menjadi penggerak transformasi digital Indonesia yang sejalan dengan nilai-nilai Islami," katanya.
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nizam, mengatakan, teknologi digital merupakan peluang bagi Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar pada masa mendatang.
Apalagi menurut Prof Nizam, laju transformasi digital Indonesia tercatat sebagai salah satu yang tercepat di dunia, dengan lebih dari 200 juta pengguna internet yang terhubung selama lebih dari 8 jam setiap harinya.
Pastikan Generasi Muda Memiliki Pemahaman dan Literasi Digital Mumpuni
“Alih-alih menjadi konsumen yang pasif, Indonesia juga harus memastikan generasi berikutnya memiliki pemahaman, penguasaan, dan literasi digital yang mumpuni untuk dapat berpartisipasi sebagai kreator dalam rantai nilai global," katanya.
Prof Nizam mengatakan, Ditjen Diktiristek sangat mengapresiasi langkah nyata Huawei terhadap persiapan SDM digital yang mampu menjawab tuntutan tersebut, khususnya melalui dukungannya yang berkelanjutan terhadap program Kampus Merdeka dan Kedaireka yang bertujuan menyiapkan generasi unggul yang menghidupi semangat Pancasila.
"Kami pun bergotong royong bersama Huawei dan seluruh pelaku teknologi dalam rangka menumbuhkan literasi digital di Tanah Air,” ia memungkasi.
Pelatihan Keamanan Siber Huawei dan BSSN
Sebagai pendahuluan rangkaian acara CSR Ramadhan, Huawei bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara juga menyelenggarakan kegiatan pelatihan literasi digital dan keamanan siber yang diikuti oleh 100 santriwan, santriwati serta para guru dari Pondok Pesantren Riyadul Jannah Tangerang dan SMK 2 Muhammadiyah Tangerang Selatan.
Berlandaskan empat pilar komitmen yaitu 'Huawei I DO' yang terdiri dari I Do Care, I Do Collaborate, I Do Create, dan I Do Contribute, Huawei Indonesia secara konsisten menyelenggarakan program tanggung jawab sosial perusahaan. Tujuannya adalah berbagi pengetahuan dan teknologi agar dapat terus berkontribusi dan menciptakan nilai dalam membangun Indonesia yang terhubung sepenuhnya, berorientasi 5G, lebih cerdas, digital, dan berkelanjutan secara bersama-sama.
Advertisement