Arti La Tahzan Adalah Jangan Bersedih: Di Balik Musibah Ada Pahala Menanti

La tahzan innallaha ma'ana merupakan sebuah petikan ayat yang diambil dari Al-Qur'an pada surat At-Taubah ayat 40. Arti la tahzan innallaha ma'ana secara bahasa adalah "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jul 2023, 18:30 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2023, 18:30 WIB
hikmah di balik musibah
Ilustrasi pahala./Copyright pexels.com/@gustavo-fring

Liputan6.com, Jakarta - La tahzan innallaha ma'ana merupakan sebuah petikan ayat yang diambil dari Al-Qur'an pada surat At-Taubah ayat 40. Arti la tahzan innallaha ma'ana secara bahasa adalah "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita".

”Kalimat La tahzan innallaha ma ana menjadi salah satu kalimat yang sangat akrab di kalangan muslim. Dalam kehidupan sehari-hari kalimat la tahzan innallaha ma ana ini sering dilantunkan untuk memberi dukungan dan semangat pada sesama muslim.

Mengucapkan la tahzan innallaha ma ana artinya memberi dukungan dan hiburan kepada mereka yang sedang berada dalam kesulitan atau sedang dilanda kesedihan dan musibah. Mengucapkan la tahzan innallaha ma ana artinya juga mengingatkan mereka, bahwa Allah Yang Maha Besar selalu bersama kita disaat suka maupun duka.

Karena sesungguhnya semua manusia pasti akan dihadapkan pada suatu ujian yang membuatnya sedih dan kesulitan.

Namun bagaimana cara seseorang muslim ini menghadapi ujian yang diberikanlah yang membedakan satu manusia dengan manusia yang lain. La tahzan innallaha ma ana artinya mengingat bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita.

Lalu apakah dalam setiap musibah ada pahala untuk kita?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Balasan Bagi Orang yang Tertimpa Musibah

Bolehkah kita mengharap pahala dari setiap musibah?

Mengutip muslim.or.id, dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573.

Balasan minimal bagi seorang Muslim yang tertimpa musibah, sekecil apapun musibah tersebut, maka Allah akan menghapuskan kesalahannya.

Namun, apabila ia mampu bersabar & mengharapkan pahala dari musibah tersebut, maka sesungguhnya ia akan mendapatkan tambahan kebaikan.

Kebanyakan manusia lalai mengharapkan pahala ketika mereka tertimpa musibah-musibah kecil seperti tertusuk duri, terkena sakit ringan (flu, batuk ), atau ketika mereka lelah karena bekerja seharian misalnya, baik seorang Ayah yang bekerja di luar rumah ataupun Ibu yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga kesehariannya dan juga hal-hal lainnya sebagaimana yang disebutkan pada hadits di atas.

Padahal dalam semua hal tersebut, mereka memiliki peluang untuk mendapatkan kebaikan selain kepastian dihapuskannya kesalahan-kesalahan mereka.

Sudah selayaknya bagi seorang Muslim agar selalu menghadirkan niat & mengharapkan pahala di Setiap musibah yang ia alami, baik kecil maupun besar.

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu mengharapkan balasan pahala hingga musibah terkecil yang kita terima. Wallahu A'lam.

Penulis: Nugroho Purbo

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya