Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu lagu berbahasa Jawa berjudul 'mangku purel', viral dimana-mana. Anak kecil sampai dewasa melantunkan lagu yang diciptakan Nurbayan ini.
Apa itu purel di lagu Mangku Purel? Purel adalah sebutan untuk wanita yang menjadi pemandu lagu di tempat karaoke.
Lagu Mangku Purel ini bercerita tentang seorang pria yang jarang pulang ke rumah. Pria ini lebih sering bermain di tempat karaoke ditemani purel sambil minum-minuman keras. Bahkan tidak cukup satu purel.
Advertisement
Lalu apa hubungannya dengan pengajian Gus Iqdam, atau Muhammad Iqdam Kholid?
Kisah ini ditulis dari cerita Mbah Brani yang mengaku sebagai garangan tua, yang kerjanya mabuk-mabukan, dan selalu mangku purel, hampir setiap hari.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Sering Dimintai Solusi Masyarakat saat Pengajian
Dalam kisah yang diupload di channel YouTube SANDEKAR ST dikisahkan jika lagu Mangku Purel benar-benear merepresentasikan Mbah Brani yang dulu.
Gus Iqdam bukan sekadar sosok da’i yang mampu merekatkan semua lapisan masyarakat. Namun Gus Iqdam juga menjadi sosok yang kerap memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para jemaahnya.
Hal ini terlihat dari pengajiannya yang kerap didatangi orang-orang yang memiliki masalah, seperti masalah rumah tangga, keuangan, penyakit dan lain sebagainya.
Advertisement
Masa Lalu Mbah Brani Cukup Kelam
Mbah Brani mengaku kini telah tobat dan menjadi orang yang lebih baik. Mbah Brani mengaku sejak pertama kali bertemu Gus Iqdam dirinya telah bertobat dan berusaha menjadi orang yang lebih baik.
Dia dahulu suka melakukan perbuatan maksiat yakni mangku purel dan mendem, setiap hari.
Gus Iqdam menanyakan perihal alasan perubahan sikap Mban Brani yang kini menjadi seorang yang baik.
“Eh, sekarang berubah baik itu ceritanya bagaimana?” tanya Gus Iqdam.
“Lah saya sama Allah diberikan ujian yang membuat hidup saya menderita,” jawabnya.
Ini Pengakuan Jujur Mbah Brani
"Riyin kulo mangku purel, seniki kulo mangku putu," kata Mbah Brani jujur.
Mbah Brani, bukan hanya tobat, kini ia 'pegang mushola' sebagai takmir. Ia masih ingat pesan Gus Iqdam saat pertama kali bertemu dan disuruh jadi orang baik.
Untuk menutup kebutuhan, ia mengaku ternak ayam. Salah satunya bermodal udang yang pernah diberikan Gus Iqdam, saat dirinya mengunjungi Gus Iqdam di Pondok Mambaul Hikam 2 Blitar.
Pak Brani memilih, menjadi petani juga peternak, daripada harus seperti dahulu. semoga Pak Brani terus menjadi orang baik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Nurul Huda 1 Cingebul
Advertisement