Jarang Diungkap, Kutukan Dajjal yang Membawa Petaka untuk Kedua Orang Tuanya

Salah satu tanda-tanda besar yang menunjukkan dekatnya waktu kiamat ialah Dajjal. Banyak hadis yang meriwayatkan perihal makhluk akhir zaman ini yang akan membawa petaka dan fitnah yang besar bagi manusia

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2024, 14:30 WIB
dajjal
dajjal

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu tanda-tanda besar yang menunjukkan dekatnya waktu kiamat ialah Dajjal. Banyak hadis yang meriwayatkan perihal makhluk akhir zaman ini yang akan membawa petaka dan fitnah yang besar bagi manusia.

Rupanya ia bukan hanya membawa petaka bagi umat manusia, namun juga bagi orang-orang terdekat, termasuk kedua orang tua. Jauh-jauh hari bahkan semanjak ia masih bayi ia telah membuat ibunya menderita ibunya.

Demikian hanya dengan ayahnya, ia telah membuat kehidupannya sangat sengsara karena ulahnya ketika ia masih kanak-kanak.

Berikut ini kisah Dajjal yang membuat petaka bagi kedua orang tuanya yang jarang diketahui.

 

Membawa Petaka Bagi Ibunya

Patung mata satu dajjal di Arab Saudi
Patung mata satu dajjal di Arab Saudi / Cr: Youtube Channel Alman Mulyana

Mengutip schmu.id, Dajjal, diperkirakan lahir sekitar 100 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad. Kelahiran Dajjal adalah sebuah petaka bagi kedua orang tuanya. 

Dari beberapa referensi dijelaskan, ibu Dajjal merupakan keturunan Yahudza (Yahudi). Sebenarnya ibu dan bapak Dajjal sudah lama menanti kehadiran anak. Kemudian 31 tahun setelah pernikahan keduanya, baru lah Dajjal lahir. 

Nabi Muhammad pernah menerangkan tentang kelahiran Dajjal. "Bapak dan Ibu Dajjal itu melewati pernikahannya selama 30 tahun tanpa melahirkan satu anak pun.

Kemudian lahirlah dari mereka seorang anak laki-laki yang buta sebelah matanya. Ia menjadi orang yang paling berbahaya dan paling sedikit manfaatnya (bagi kedua orangtuanya dan bagi umat manusia). Kedua matanya, tertidur tetapi hatinya tetap terjaga." Dajjal lahir dari orang tua yang menyembah berhala. Mereka menyembah berhala yang dibuat seperti sapi betina.  

Dalam buku "lhdzaru aI-Masikh ad-Dajjal" dijelaskan jika proses awal kelahiran Dajjal memang telah salah. Dajjal merupakan hasil hubungan bapak dan ibunya ketika sang ibu sedang menstruasi. Walaupun sedang menstruasi, kedua orang tua Dajjal melakukan hubungan suami istri hingga akhirnya sang ibu mengandung Dajjal. Dalam hubungan yang tidak layak itu juga ada peran iblis.

Selanjutnya pada suatu malam yang menakutkan, diiringi embusan angin dan hujan lebat, kedua orang tua Dajjal mendengar suara dari patung sapi betina yang mereka sembah.  

Ucapan patung itu, yang sebenarnya adalah iblis, jika suami istri ini akan memiliki seorang anak laki-laki. Kabar tersebut sama seperti keinginan kedua orang tua Dajjal.

Beberapa saat kemudian akhirnya sang ibu hamil dan melahirkan Dajjal. Ketika lahir, mereka mendapati Dajjal cacat pada matanya.

Selain cacat pada mata, Dajjal kecil juga tidak seperti bayi lainnya. Dia begitu suka tidur bahkan ia tertidur selama 5 tahun dan bayi Dajjal juga tidak mau menyusu dengan ibunya. Akhirnya payudara ibunya membengkak hingga kemudian meninggal dunia. Ibu Dajjal meninggal dunia sekitar dua bulan pasca melahirkan.

Membawa Petaka Bagi Bapaknya

Dajjal (SS: YT Alfaidah)
Dajjal (SS: YT Alfaidah)

Setelah ibu Dajjal meninggal dunia, tinggal lah Dajjal yang masih kecil dengan bapaknya. Namun lagi-lagi, Dajjal kecil selalu saja membawa petaka bagi bapaknya. 

Pada suatu malam, saat itu usia Dajjal sekitar 4 tahun. Tanpa sepengetahuan bapaknya yang sedang tidur, Dajjal merangkak menuju patung sapi betina yang ada di rumah mereka.

Kemudian Dajjal tidur di pangkuan patung itu. Keesokannya, bapaknya mendapati Dajjal masih tidur di pangkuan patung sapi tadi. Kejadian ini kemudian disampaikan kepada tetangga. Hingga kemudian berita ini tersiar dan terdengar oleh hakim. Bagi hakim, Dajjal kecil merupakan anak yang ajaib dan bisa membawa keberkahan. Karenanya si hakim ingin memilikinya. Dia kemudian menyusun siasat untuk menjebak bapak Dajjal. 

Selanjutnya bapak Dajjal diminta menghadap ke hakim kota dan dipaksa untuk mengaku bahwa kabar yang tersiar merupakan rekayasa dirinya semata. Bapak  Dajjal dipaksa untuk mengaku bahwa dirinyalah yang telah mengangkat anaknya dan menaruhnya di pangkuan patung sapi itu.  

Karena bapak Dajjal menyangkal tuduhan itu, ia dipenjara dan disiksa. Kemudian Dajjal diambil oleh hakim dan dirawat di dalam istana. Dalam menghadapi siksa di penjara, bapak Dajjal tidak kuat sehingga ia terpaksa mengakui kebohongan itu.  

Setelah ia mengaku, Bapak Dajjal pun diusir. Maka tinggallah ia sebatang kara karena ulah anaknya itu. Tidak lama setelah diusir, bapak Dajjal meninggal dunia.  

Setelah berada di dalam istana selama kira-kira 1 tahun 1 bulan, negeri Samiri dilanda bencana dahsyat. Allah Ta'ala memusnahkan negeri itu karena perbuatan penduduknya menyembah berhala dan maksiat yang melampaui batas. 

Kemudian Allah memerintahkan Jibril untuk menyelamatkan Dajjal dan membawanya ke sebuah pulau terpencil. Pulau itu berada di lautan luas yang disebut laut Yaman.  

Pulau yang didiami Dajjal ini dikenal dengan nama Jazirah "ats-tsu'ban ar-Rahib wa ad-dabbah al-halba"yakni sebuah pulau yang terdapat ular mengerikan dan hewan berbulu tebal.  

Hewan melata yang berbulu lebat inilah yang menjaganya selama Dajjal mendiami pulau itu. Hewan itu disebut sebagai al-Jassasah yang bisa berbicara seperti manusia.  

Pulau itu berukuran kecil, bagaikan tumpukan bebatuan. Pulau itu terpisah dari gugusan pulau-pulau lain. Dajjal sepanjang hari sepanjang tahun selalu tidur layaknya penghuni gua.  

Demikian kisah tentang Dajjal. Namun perlu diketahui tidak ada referensi yang memastikan kisah ini. 

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya