Ada Hadis Larangan Berpuasa Setelah Nisfu Syaban, Bagaimana Jika Punya Utang Puasa Ramadhan? Ini Kata UAS

Terkait puasa di separuh terakhir bulan Syaban, pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad atau UAS mengatakan bahwa terdapat hadis yang menyebutkan larangan berpuasa setelah Nisfu Syaban.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 28 Feb 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 08:30 WIB
Ustaz Abdul Somad
Di depan 20 ribu jemaah di alun-alun sirkuit Reka Vida Bekasi, Minggu (4/6/2023), Ustadz Abdul Somad atau UAS berkhotbah soal “Jangan Ada Dusta Di Antara Kita.” (Foto: Tim Qory)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Syaban 1445 H sudah memasuki separuh terakhir. Artinya, Nisfu Syaban sudah berlalu dan umat Islam tidak lama lagi akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Sebaiknya, di separuh terakhir bulan Syaban ini diisi dengan amalan-amalan persiapan menyambut Ramadhan. Apakah boleh salah satu amalan yang dikerjakannya adalah puasa?

Terkait puasa di separuh terakhir bulan Syaban, pendakwah kondang Ustadz Abdul Somad atau UAS mengatakan bahwa terdapat hadis yang menyebutkan larangan berpuasa setelah Nisfu Syaban.

Puasa setelah Nisfu Syaban hadisnya jelas dari Abu Hurairah RA. Disebutkan dalam riwayat Abu Dawud kalau sudah lewat Nisfu Syaban jangan lagi kalian puasa,” kata UAS dikutip dari YouTube Kajian Islam, Selasa (27/2/2024).

Lantas, bagaimana jika masih punya utang puasa Ramadhan?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Penjelasan UAS

Ustadz Abdul Somad dalam sebuah kegiatan di Kota Pekanbaru.
Ustadz Abdul Somad dalam sebuah kegiatan di Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Meski terdapat hadis yang melarang puasa setelah Nisfu Syaban, UAS menuturkan bahwa bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa sunnah seperti Senin-Kamis dan masih punya utang puasa Ramadhan boleh berpuasa di separuh terakhir bulan Syaban.

“Boleh puasa bagi memang terbiasa puasa sunnah. Biasa dia puasa senin kamis, kebetulan setelah nisfu syaban, boleh,” katanya.

“Yang kedua boleh bagi yang mengqadha. Demi utang puasa, sudah lama dia mau qadha begitu tinggal puasa 7 hari. Nah maka bagi yang mau mengqadha boleh, karena kalau tidak diqadhanya sekarang, tak diqadhanya sampai Ramadhan, setelah Ramadhan nanti dia kena denda,” jelas UAS.

Jadi, berdasarkan penjelasan UAS maka puasa setelah Nisfu Syaban boleh dilakukan bagi orang yang memiliki kebiasaan puasa sunnah dan harus mengqadha puasa Ramadhan.


Niat Qadha Puasa Ramadhan

Doa Niat Puasa Ayyamul Bidh
Ilustrasi muslimah, Islami. Credit: freepik.com

Berikut kami sajikan niat qadha puasa Ramadhan bagi sahabat muslim yang masih memiliki utang puasa. Niat qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan dari malam hari hingga sebelum terbit fajar. 

Adapun lafal niat qadha puasa Ramadan adalah sebagai berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT".

Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya