Liputan6.com, Jakarta - Setiap kita mendapat kabar seseorang meninggal kita selalu mendoakan agar husnul khotimah. Paling sering untuk saat ini adalah melalui grup-grup di aplikasi Whatsapp. Seketika grup WA ramai komentar.
Husnul Khotimah adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada akhir hidup atau kematian seseorang yang baik dan diberkahi oleh Allah SWT.
Istilah ini berasal dari bahasa Arab, di mana "husn" berarti baik atau indah, dan "khotimah" merujuk pada akhir atau penutup. Oleh karena itu, Husnul Khotimah dapat diterjemahkan sebagai akhir hidup yang baik atau penutup hidup yang indah dalam pandangan agama Islam.
Advertisement
Seorang muslim diharapkan untuk menjalani kehidupan dengan ketaatan terhadap Allah dan menjalankan ajaran agama selama hidupnya.
Husnul khotimah menjadi suatu harapan dan doa agar seseorang bisa mengakhiri hidupnya dengan keadaan baik, yaitu dalam keadaan beriman, bertaqwa, dan menjalankan perintah Allah dengan sebaik-baiknya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Husnul Khotimah adalah Idaman
Keinginan untuk mencapai husnul khotimah seringkali diwujudkan melalui amalan-amalan kebaikan, ibadah, dan bimbingan moral yang kuat sepanjang hidup. Selain itu, berharap untuk meninggalkan dunia dalam keadaan berada dalam ketaatan kepada Allah dan meninggalkan amal sholeh yang dapat menjadi amal jariyah (amal yang terus memberikan manfaat) adalah bagian dari usaha untuk mencapai Husnul Khotimah.
Dalam perspektif Islam, akhir hidup yang baik sangat penting karena itulah saat terakhir seseorang berkesempatan untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat Allah. Husnul Khotimah juga mencakup harapan untuk memasuki surga dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Oleh karena itu, muslim dianjurkan untuk senantiasa memperbaiki akhlak, memperbanyak ibadah, dan selalu memohon kepada Allah agar diberikan hadiah husnul khotimah saat akhir hidupnya.
Lalu seperti apa tanda husnul khotimah yang dapat kita saksikan?
Mengutip Hidayatuna.com, Ahmad Zacky El-Shafa dalam bukunya berjudul “Jangan Takut Mati Bila Husnul Khatimah” menjelaskan bahwa para ulama memberikan gambaran mengenai hal itu.
Advertisement
Berikut Tanda Husnul Khotimah yang Bisa Dilihat
Di antara tanda-tanda meninggal dalam keadaan husnul khotimah yang pertama adalah mengucapkan kalimat syahadat ketika wafat. Ia menjelaskan bahwa Imam Ghazali dalam “Minhaj Al-Abidin” menurunkan sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Syabramah.
Ia berkata, “Aku pernah menjenguk seseorang yang sedang sakit bernama asy-Sya’bi. Di dekat orang tersebut ada orang lain yang mengajarinya bacaan “La ilaha illallahu wahdahu la syarika lahu” lalu asy-Sya’bi berkata, “Aku tidak akan meninggalkan kalimat tersebut, baik kamu ajarkan kepadaku maupun tidak.” Lantas ia membaca firman Allah, “…Dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al-Fath: 26).
Berikutnya, ketika wafat dahinya berkeringat. Ini berdasarkan hadis dari Buraidah Ibnul Khasib adalah Buraidah dahulu ketika di Khurasan.
Ia menengok saudaranya yang tengah sakit, namun didapatinya saudaranya yang tengah sakit, namun didapatinya saudaranya itu telah wafat dan terlihat pada dahinya berkeringat.
Kemudian ia berkata, “Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda: Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.” (HR. Ahmad, Nasai, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Al-Hikam dan Ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud).
Ketiga, wafat pada malam Jumat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari Jumat atau pada malam Jumat kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur.” (HR. Ahmad)
Keempat, mati syahid dalam medan perang melawan kezaliman. Kelima, Perempuan yang mati karena melahirkan.
Dari Ubadah bin Shamit ra. bahwa Rasulullah SAW menjenguk Abdullah bin Rawahah yang tidak bisa beranjak dari pembaringannya, kemudian beliau bertanya, “Tahukah kalian siapa syuhada dari umatku?”
Orang-orang ada yang menjawab, “Muslim yang mati terbunuh!” beliau bersabda, “Kalau hanya itu para syuhada dari umatku hanya sedikit. Muslim yang mati terbunuh adalah syahid, dan mati karena penyakit kolera adalah syahid, begitu pula perempuan yang mati karena bersalin adalah syahid.” (HR. Ahmad, Darimi dan Ath-Thayalusi).
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul