Liputan6.com, Jakarta - Ulama Al-Qur'an asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengisahkan ada manusia penghuni neraka yang berhusnudzon akhirnya masuk surga Allah.
Selain itu, ada juga sosok yang sat-set atas perintah Allah ia juga dimasukkan surga-Nya.
Untuk diketahui, husnudzon kepada Allah adalah sikap optimisme, kepercayaan, dan keyakinan yang mendalam terhadap kebaikan, kasih sayang, dan kebijaksanaan-Nya.
Advertisement
Ini adalah prinsip dasar dalam Islam yang mengajarkan umatnya untuk selalu memiliki pandangan baik terhadap Allah dalam segala situasi.
Pertama-tama, husnudzon kepada Allah melibatkan keyakinan bahwa Allah adalah Sang Pencipta yang Maha Pengasih dan Maha Bijaksana. Dalam Al-Quran, Allah sering dijelaskan sebagai Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang), memberikan pemahaman bahwa-Nya adalah sumber segala kebaikan.
Kedua, khusnudzon kepada Allah berarti memiliki keyakinan bahwa segala yang terjadi dalam hidup, baik itu kebaikan atau cobaan, ada untuk suatu tujuan yang baik. Meskipun terkadang sulit untuk memahami hikmah di balik ujian atau kesulitan yang kita alami, khusnudzon mengajarkan kita untuk tetap percaya bahwa Allah selalu memiliki rencana yang terbaik untuk kita.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Husnudzon Bisa Mendorong untuk Terus Bersyukur
Ketiga, khusnudzon kepada Allah memperkuat hubungan spiritual antara hamba dan Sang Pencipta. Dengan mempercayai kebaikan-Nya, seseorang dapat merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah dan mengalami ketenangan dalam menghadapi tantangan hidup. Hal ini membantu seseorang untuk menjaga ketenangan jiwa dan berpegang teguh pada iman dalam menghadapi berbagai situasi.
Husnudzon kepada Allah mendorong umat Islam untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan- Nya. Dengan memandang Allah dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan, seseorang akan lebih mampu melihat berkat-berkat kecil dalam kehidupan sehari- hari dan bersyukur atas setiap karunia yang diberikan-Nya. Ini juga membantu seseorang untuk tetap bersabar dan tegar dalam menghadapi ujian atau rintangan yang mungkin dihadapi, karena mereka yakin bahwa Allah selalu bersama dengan hamba-Nya yang sabar dan bersyukur.
Mengutip Alif.id, Gus Baha mengisahkan fakta menarik yang dikutip dari kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Kisah ini memberikan motivasi kepada umat Islam untuk selalu optimis akan masuk surga dan berpikir positif tentang besarnya rahmat Allah. Selain itu kisah ini juga bisa membuat orang tidak mudah menghakimi orang apalagi mendoakan orang masuk neraka.
Advertisement
Dua Kisah Penghuni Neraka yang Masuk Surga
Dikisahkan ada dua orang hamba Allah yang sudah lama tinggal di neraka. Di neraka, orang tersebut selalu berzikir dengan membaca “Ya Hannan Ya Mannan”. Karena terus berzikir, akhirnya Allah menyuruh Malaikat memanggil dua orang tersebut.
“Berzikir di neraka merupakan sesuatu yang mungkin terjadi sebab jika teriak kesakitan saja bisa maka berzikir juga bisa.” Kata Gus Baha.
Singkat cerita, dua orang ini dibawa ke hadapan Allah dengan keadaan masih dikerangkeng. Lalu Allah bertanya, “Bagaimana neraka menurutmu?”
“Ya Allah. Sungguh neraka adalah tempat yang sangat buruk. Tidak ada tempat yang lebih buruk dari neraka,” jawab salah satu.
“Ya sudah sana kembali ke neraka!” perintah Allah pada orang tersebut.
Orang ini kemudian berlari menuju neraka. Bahkan sangat semangat kembali menuju neraka.
Sikap orang ini aneh sehingga Allah memanggilnya lagi, “Kok kamu semangat sekali kembali ke neraka?”
“Saya sudah kapok, Gusti. Saya menyesal dulu saat di dunia saya lamban dalam melaksanakan perintahmu. Gara-gara itu saya masuk neraka. Saya tidak mau terulang yang kedua kalinya. Mumpung sekarang ada perintah darimu, saya ndak mau melewatkan kesempatan melaksanakan perintahmu ini. Jadi saya harus bersemangat.” jawab orang itu.
Karena demi melaksanakan perintah Allah menuju ke neraka. Padahal sangat menyakitkan baginya, Allah pun memberikan rahmat kepadanya.
“Kalau begitu, sana masuk surga.” kata Allah. Akhirnya ia dimasukkan ke surga oleh Allah.
Husnudzon kepada Allah
Allah kemudian menanyai satu orang yang lain, “Bagaimana neraka menurutmu?”
“Sungguh buruk sekali, Gusti.”
“Ya sudah, sana kembali lagi ke neraka!” Perintah Allah.
Tak seperti orang pertama, orang ini sangat lamban dan lelet disuruh ke neraka. Langkahnya tidak semangat. Allah kemudian menanyainya, “Kenapa kamu lamban sekali?”
“Saya tidak pernah menyangka kalau bakal disuruh kembali ke neraka. Saya sudah husnudzan tadi Panjenengan panggil saya ke sini untuk dimasukkan ke surga. Ndilalah perkiraan saya salah. Dan saya dimasukkan ke neraka lagi,” jawabnya.
Dengan jawaban itu ternyata Allah memasukkan orang ini masuk surga. “Kamu khusnuzan pada-Ku. Tapi aku masih memasukkanmu ke neraka. Kalau begitu, sana masuk surga.” Akhirnya orang ini pun masuk surga.
Kisah ini seharusnya membuat kita untuk tidak berpikir yang buruk tentang Allah. Apa yang kita pikirkan seringkali berbeda dengan apa yang diputuskan Allah. Bahkan untuk urusan surga dan neraka. Manusia sama sekali tidak bisa menerka-nerka kehendak Allah.
Lalu mengapa kita terkadang merasa diri benar sembari menyalahkan bahkan menuding orang lain akan masuk neraka? Allah punya banyak alasan memasukkan orang masuk neraka dan masuk surga.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul
Advertisement