Liputan6.com, Jakarta - Usai melaksanakan sholat tarawih dan witir berjamaah di masjid, imam sering mengajak jamaah untuk membaca niat puasa Ramadhan setiap malam. Namun, muncul pertanyaan, apakah boleh membaca niat puasa untuk sebulan penuh?
Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib dengan tata cara yang tidak bisa disamakan dengan puasa sunnah. Dalam hadits disebutkan bahrawa kita wajib berniat puasa pada malam hari, jika tidak, puasa pada hari itu tidak sah. Rasulullah bersabda:
Baca Juga
"Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya." (HR. An-Nasa'i dan Abu Dawud)
Advertisement
Riwayat lain menyatakan hal yang sama, bahwa niat puasa harus dilakukan pada malam hari, jika tidak, puasa tersebut tidak sah. (HR. Ibnu Hibban)
Untuk mengetahui kebolehan membaca niat puasa sebulan penuh, mari simak pendapat ulama berikut:
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, berikut ini bacaan niat puasa Ramadhan sebulan penuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلِّهِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri Ramadhāna kullihī lillāhi ta'ālā.
Artinya,
Aku sengaja berpuasa bulan Ramadhan sekaliannya karena Allah ta'ala.
Hukum Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
Bagaimanakah hukum membaca niat puasa Ramadhan satu kali untuk sebulan penuh? Simak penjelasan berikut yang dihimpun dari beberapa sumber:
1. Mazhab Syafi'iah
Menurut mazhab Syafi'iah, niat puasa sebulan penuh adalah syarat wajib untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Setiap harinya, puasa di bulan Ramadhan harus dimulai dengan niat khusus.
Niat ini menunjukkan kesungguhan seseorang untuk menjalankan ibadah puasa seharian penuh. Dalam pandangan mazhab ini, niat harus diperbarui setiap malamnya.
Advertisement
2. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki, yang dipelopori oleh Imam Malik, memiliki pandangan berbeda. Dalam mazhab ini, niat pada awal bulan Ramadhan untuk menjalankan puasa sebulan penuh dianggap sah.
Meskipun menurut mazhab Syafi'iah niat harian diperlukan, pandangan Maliki menekankan bahwa niat sekali untuk satu bulan adalah perbuatan yang dianjurkan (sunah).
Namun demikian, perlu diingat untuk tidak mencampur adukan antar-mazhab dalam praktik ibadah, karena dapat menimbulkan kerancuan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu, pemahaman yang jelas terhadap mazhab yang dianut menjadi kunci dalam menjalankan niat puasa Ramadhan sebulan penuh sesuai dengan pandangan yang diyakini dan diikuti.