Kisah Uwais al Qarni, Ratusan Kilometer Gendong Ibunya demi Beribadah Haji Bersama

Kisah Uwais al-Qarni, pengembala domba yang sangat berbakti pada ibunya, Ini bisa menjadu tauladan kita.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2024, 00:30 WIB
Ilustrasi - Gurun Pasir, Gurun Sahara. (Foto: YT Kabar Pedia)
Ilustrasi - Gurun Pasir, Gurun Sahara. (Foto: YT Kabar Pedia)

Liputan6.com, Jakarta - Semula, Uwais al-Qarni, bukanlah siapa-spa. Dia hanyalah seorang pemuda miskin, yang tinggal hanya dengan ibunya yang lumpuh.

Belakangan, dalam khazanah Islam Uwais populer dikenal sebagai penduduk bumi yang populer di langit. Hal itu tak lepas dari baktinya yang luar biasa terhadap sosok ibu

Uwais al-Qarni merawat ibunya meskipun berada jauh dari kediamannya.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang pengorbanan dan kebaktian kepada orang tua, serta menjadi inspirasi bagi umat Islam.

Uwais al-Qarni telah menunjukkan pengorbanan tanpa batas dengan membawa ibunya yang sakit jauh dari rumahnya untuk merawatnya.

Hal ini menggambarkan kesabaran, ketulusan, dan cinta yang tidak terbatas terhadap ibunya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Gendong Ibunya Sejauh 400 Kilometer

 

Melansir Islampos.com, Uwais al-Qarni (w. 657M), Penggembala domba asal Qarn, Yaman, ini sangat layak dijadikan model bakti kepada sosok ibu.

Kisahnya berikut mungkin bisa mencerminkan betapa gigihnya Uwais dalam berbakti. Ibu Uwais telah renta, lumpuh pun lagi buta. Sebagai bentuk bakti, Uwais menggendong sang ibu dari Yaman menuju Makkah untuk tunaikan ibadah haji.

Jarak antara Yaman dan Mekkah sekitar empat ratus kilometer, tidak menyurutkan niat Uwais untuk membopong ibunya ke Mekkah.

إِنَّ خَيْرَ التَّابِعِينَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ أُوَيْسٌ وَلَهُ وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ

“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2542).

Sepenting Apa Berbakti Kepada Orang Tua?

FOTO: Menjajaki Gunung Cahaya yang Menghadap Kota Suci Mekkah
Ilustrasi Jabal al-Noor atau Gunung Cahaya yang menghadap ke Kota Suci Mekkah, Arab Saudi(Christina ASSI/AFP)

Kisah Uwais al-Qarni mengingatkan kita akan pentingnya berbakti kepada orang tua, bahkan dalam kondisi sulit sekalipun. Ia menjadi contoh yang luar biasa dalam mempraktikkan perintah Allah SWT untuk berbakti kepada orang tua.

Kisah Uwais al-Qarni memberikan inspirasi bagi umat Islam untuk senantiasa menghormati, merawat, dan membaktikan diri kepada orang tua, terutama dalam menghadapi kesulitan dan cobaan.

Kisah Uwais al-Qarni memperlihatkan bahwa kebaktian kepada orang tua adalah bagian tak terpisahan dari ajaran Islam dan merupakan tindakan mulia yang sangat dihargai dalam agama.

Dengan mengambil pelajaran dari kisah ini, umat Islam diharapkan untuk meneladani semangat kebaktian dan pengorbanan Uwais al-Qarni dalam merawat ibunya, serta menjadikan hal ini sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Sudahkah berproses mencontoh Uwais?

 

Hikmah Kisah Uwais al-Qarni

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Uwais al-Qarni:

ﻭَﻗَﻀَﻰٰ ﺭَﺑُّﻚَ ﺃَﻟَّﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﺍ ﺇِﻟَّﺎ ﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻭَﺑِﺎﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧًﺎ ۚ ﺇِﻣَّﺎ ﻳَﺒْﻠُﻐَﻦَّ ﻋِﻨْﺪَﻙَ ﺍﻟْﻜِﺒَﺮَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻤَﺎ ﺃَﻭْ ﻛِﻠَاﻫُﻤَﺎ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﻘُﻞْ ﻟَﻬُﻤَﺎ ﺃُﻑٍّ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻨْﻬَﺮْﻫُﻤَﺎ ﻭَﻗُﻞْ ﻟَﻬُﻤَﺎ ﻗَﻮْﻟًﺎ ﻛَﺮِﻳﻤًﺎ

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra’ ayat 23).

Sosok ibu adalah orang yang paling berharga dalam hidup seseorang. Pepatah mengatakan “Ibu adalah Sekolah pertama”, jadi patut saja jika Hari Ibu diperingati setiap hari seharusnya.

Sebagai contoh yang layak diteladani, para sahabat serta tabi’in adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Mereka senantiasa patuh dan mengerti apa saja yang disampaikan oleh Rasulullah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya