Liputan6.com, Jakarta - Penceramah muda Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkakan ada kekeliruan dalam kalender Hijriyah terkait penyebutan bulan Muharram.
Menurut dia, yang benar dalam terminologi Islam adalah Al-Muharram, yang memiliki makna lebih spesifik sebagai bulan untuk meninggalkan segala yang diharamkan oleh Allah SWT, bukan sekadar Muharram yang hanya merujuk pada sesuatu yang diharamkan.
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan mengenai bulan Muharram dalam kalender Hijriyah, yang sering disalahpahami.
Advertisement
UAH mengungkapkan bahwa istilah yang benar dalam kalender Hijriyah adalah Al-Muharram, bukan Muharram.
UAH mengingatkan bahwa nama yang benar untuk bulan pertama adalah Al-Muharram. "Tidak ada yang namanya bulan Muharram," jelas UAH dalam kajiannya, dikutip laman Youtube kanal @fansusthananattaki.
"Yang ada adalah Al-Muharram," tegasnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Perbedaan Muharram dan Al-Muharram
Ustadz Adi Hidayat menambahkan bahwa Al-Muharram memiliki arti dan penggunaan yang berbeda dengan Muharram.
"Berbeda antara Muharram dan Al-Muharram, itu lain," jelasnya.
"Silakan cek di semua urutan hadis, tidak pernah disebutkan Muharram, yang ada Al-Muharram," imbuhnya.
Menurut UAH, kata Muharram dalam bahasa Arab mengacu pada sesuatu yang diharamkan. "Muharram itu asalnya dari segala yang diharamkan," jelasnya.
"Seperti judi, mabuk, dan korupsi, semua itu adalah perbuatan yang diharamkan atau disebut Muharram, sedangkan hukumnya adalah haram," jelasnya.
UAH menjelaskan bahwa penggunaan imbuhan 'al-' (alif lam) dalam bahasa Arab sangat penting untuk memberikan makna yang lebih spesifik.
"Jika kita ingin memulai meninggalkan segala yang diharamkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, maka kita gunakan 'alif lam' di depannya," jelasnya.
Advertisement
Penjelasan Mendetail
"Alif lam itu memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah untuk menunjukkan pengkhususan," katanya.
Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh penggunaan alif lam dalam istilah Al-Muharram. "Alif lam di depan kata Muharram menunjukkan bahwa ini adalah waktu untuk memulai suatu aktivitas khusus, yaitu meninggalkan segala yang diharamkan oleh Allah SWT," katanya.
"Ini sama seperti penggunaan kata Alhamdulillah yang menunjukkan pengkhususan pujian kepada Allah," sebutnya.
UAH menjelaskan bahwa bulan Al-Muharram bukan sekadar nama bulan, tetapi juga mengandung makna spiritual yang dalam.
"Bulan Al-Muharram adalah waktu untuk hijrah dan meninggalkan segala yang diharamkan oleh Allah SWT," ujarnya.
"Ini adalah bulan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT."
Ustadz Adi Hidayat Kembali menekankan pentingnya pemahaman yang benar tentang istilah Al-Muharram.
"Saya tidak ingin mabuk lagi, saya tidak ingin judi lagi, saya tidak ingin zina lagi, maka tambahkan alif lam di depannya, dikenal dengan nama Al-Muharram," jelasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul