Kisah Imam Syafi’i Protes kepada Imam Malik saat Mengaji, Endingnya Begini Kata Gus Baha

Kisah Imam Syaf'i berguru kepada Imam Malik dikisahkan oleh Gus Baha.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2024, 22:20 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 16:30 WIB
(sumber: pinterest.com)
Foto Imam Syafi'i

Liputan6.com, Cilacap - Ulama nyentrik asal Rembang, Jawa Tengah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengisahkan dua tokoh Imam Mazhab yakni Imam Syafi’i dan gurunya Imam Malik.

Santri Mbah Moen ini mengisahkan seputar awal mula Imam Syafi’i berguru kepada Imam Malik. Namun di masa-masa awal menimba ilmu, Imam Syafi’i protes kepada gurunya.

Gus Baha mengawali kisahnya bahwa bergurunya Imam Syafi’i kepada Imam Malik tidak sebagaimana umumnya para santri ngaji ke Kiai.

Dengan bekal kecerdasannya, menurut Gus Baha, tatkala Imam Syafi’I mengaji ke gurunya tersebut bukan gurunya yang membaca kitabnya, namun justru Imam Syafi’i langsung membaca kitab karya gurunya.

“Dulu Imam Syafi’i mengaji kepada Imam Malik, kamu kira Imam Malik yang membaca? Tidak!” tandas Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube @alqalbumutayyam89, Rabu (14/08/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:

Protes Imam Syafi’i kepada Imam Malik

Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)

Gus Baha pun mengisahkan bahwa Imam Syafi'i pernah protes kepada Imam Malik saat dirinya berguru kepadanya. Protes itu disebabkan saat Imam Syafi'i ingin membaca kitab al-Muwaththa, namun ditolak oleh Imam Malik.

Imam Malik menyarankan Imam Syafi'i untuk terlebih dahulu membacanya kepada guru selainnya yang tergolong senior. Namun hal ini ditolak oleh Imam Syafi'i.

“Imam Syafi’i yang baca, lalu yang tidak bisa membaca disuruh mundur ke belakang. Imam Syafi’i mengaji dibelakang, lalu usul, “Wahai Imam Malik, izinkan saya membacakan kitabmu al-Muwattha,” kisah Gus Baha.

“Kata Imam Malik menyuruh membacanya di hadapan guru senior,” sambungnya.

“Imam Syafi’i ya agak ngotot. Malah bukan agak lagi tapi memang ngotot. Tidak! Saya niat mengaji kepada Anda, kok disuruh setor ke ustadz,” ujar Gus Baha.

Kekaguman Imam Malik kepada Imam Syafi

KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, santri Mbah Moen pakar tafsir Al-Qur'an dan ahli Fiqih. (Foto: YT Najdwa Shihab)
KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, santri Mbah Moen pakar tafsir Al-Qur'an dan ahli Fiqih. (Foto: YT Najdwa Shihab)

Saat ada seorang murid protes kepadanya, maka Imam Malik pun menanyakan perihal asal-usulnya. Akhirnya terungkap bahwa Imam Syafi'i berasal dari marga Quraisy.

Sebab mengetahui asal marganya itu, Imam Malik pun akhirnya mengizinkan Imam Syafi'i membaca kitab di hadapannya. Sebab, sebagaimana diketahui bahwa ulama dahulu sangat menghormati orang yang berasal dari marga Quraisy terlebih mereka yang marganya tersambung ke Rasulullah SAW.

“Imam Malik mulai agak mangkel, ini anak bagaimana?” kata Gus Baha.

“Dia awalnya datang, lalu ditanya, “Kamu orang mana?”, “Saya pemuda Quraisy," lanjutnya.

“Dan itu sudah menjadi rahasia umum kalau ulama sangat menghargai marga Quraisy, apalagi ke marganya Rasulullah SAW,” paparnya.

Setelah diizinkan membaca di hadapannya, dengan percaya diri Imam Syafi'i membaca kitab karya Imam Malik dengan tanpa melihat kitabnya karena sudah menghafalnya. Tak hanya hafal, bacaan Imam Syafi'i tersebut ternyata benar.

Atas hal ini Imam Malik menyatakan kekagumannya kepada muridnya ini. Imam Malik yakin bahwa murid yang sekarang ada di hadapannya ini kelak akan menjadi orang besar.

“Akhirnya mengaji dan membaca kitab al-Muwatthanya Imam Malik, hafal dan membacanya benar,” terang Gus Baha.

“Semenjak saat itu Imam Malik berpesan, “Kelak kamu akan menjadi orang besar, maka jangan padamkan cahayamu dengan maksiat,” pesan Imam Malik sebagaimana disampaikan Gus Baha.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya