Liputan6.com, Jakarta - Penceramah muda cerdas Ustadz Adi Hidayat (UAH), menegaskan pentingnya pemahaman yang benar mengenai konsep keseimbangan dalam beribadah.
UAH menyoroti kesalahpahaman yang sering terjadi di tengah masyarakat terkait tindakan amal saleh yang diimbangi dengan perbuatan maksiat.
Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap anggapan bahwa seseorang bisa mencapai keseimbangan spiritual dengan cara yang salah, seperti menjalankan ibadah namun tetap melakukan maksiat.
Advertisement
Ia menegaskan bahwa konsep keseimbangan yang benar adalah ketika seseorang melakukan amal saleh secara konsisten, tanpa disertai dengan perbuatan dosa.
"Karena itu saya tidak sepakat dengan kalimat misalnya taat jalan maksiat terus, sholat terus maksiat jalan terus. Tidak ada orang yang berpikir keseimbangan tapi dengan cara yang tidak wajar. Itu bukan seimbang namanya," ujar Ustadz Adi Hidayat, dikutip dari tayangan video @dakwahislam6520,Â
Menurut Ustadz Adi Hidayat, keseimbangan yang sesungguhnya tercapai ketika seseorang mengerjakan amal sholeh dengan amal sholeh lain secara beriringan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini yang Dimaksud Seimbang
Ia memberi contoh, jika seseorang melaksanakan sholat Tahajud dan berpuasa, atau membaca dan menghafal Al-Qur'an secara konsisten, itulah yang disebut sebagai keseimbangan dalam ibadah.
Sebaliknya, jika amal saleh dilakukan namun disertai dengan perbuatan dosa, maka hal tersebut tidak mencerminkan keseimbangan yang benar.
"Kalau Anda amal saleh iya, amal salah iya, itu bukan seimbang. Itu nol namanya," tegas Ustadz Adi Hidayat.
Ia menjelaskan bahwa ketika seseorang berbuat saleh namun kemudian diikuti dengan perbuatan salah, maka amal saleh tersebut akan tertarik oleh kesalahan yang dilakukan, sehingga amal saleh tersebut menjadi hilang.
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa kondisi yang lebih berbahaya adalah ketika amal saleh yang dilakukan sepenuhnya ditarik oleh perbuatan dosa, sehingga yang tersisa hanya dosa-dosanya saja.
Dalam konteks ini, ia merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang orang yang menjadi pribadi bangkrut (muflis) di akhirat nanti.
Â
Advertisement
Butuh Pemahaman yang Benar Soal Ibadah
"Kalau sudah muflis, masuk neraka dulu, dicuci semua dosa, baru masuk surga," lanjutnya. Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa konsep keseimbangan yang benar harus dipahami dengan baik oleh setiap Muslim, agar tidak terjerumus dalam pemahaman yang keliru dan merugikan diri sendiri di akhirat kelak.
Sebagai seorang ulama yang sangat dihormati, Ustadz Adi Hidayat memiliki banyak pengikut yang menghargai gaya dakwahnya yang lugas dan penuh dengan rujukan dalil.
Ceramah-ceramahnya sering kali membahas berbagai topik keislaman yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan ia dikenal selalu mengedepankan pendekatan rasional dalam menjelaskan ajaran agama.
Dalam ceramah tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga mengajak para jamaah untuk terus meningkatkan kualitas ibadah mereka, dengan fokus pada amal-amal saleh yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ia menekankan pentingnya meninggalkan perbuatan maksiat agar amal saleh yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT.
Pernyataan Ustadz Adi Hidayat ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa menjaga kualitas ibadah dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dapat merusak amal saleh yang telah diperjuangkan.
Ia berharap, dengan pemahaman yang benar tentang konsep keseimbangan ini, setiap Muslim dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â