Liputan6.com, Jakarta - Kisah heroik para ulama yang menghadapi begal di tengah hutan gelap menjadi cerita yang tak terlupakan bagi banyak orang.
Suatu hari, KH Wahab Chasbullah bersama para ulama lainnya melakukan perjalanan menuju Semarang. Perjalanan tersebut dipimpin oleh Mbah Kiai Abbas Buntet, Cirebon seorang ulama besar yang dihormati.
Perjalanan dimulai pada malam hari dari Jombang, dengan menggunakan mobil. Dalam perjalanan, rombongan ulama ini singgah di beberapa pesantren untuk beristirahat sejenak dan melanjutkan silaturahmi dengan para santri.
Advertisement
Salah satu pesantren yang mereka singgahi adalah Pesantren Langitan, sebuah pesantren yang dikenal dengan tradisi keilmuan yang kuat.
Dikutip dari kanal @Ceritaislami836 pada Jumat (23/08/2024), setelah singgah di Pesantren Langitan, rombongan ini melanjutkan perjalanan menuju Pesantren Sarang.
Mereka harus melewati Hutan Cepu, Blora sebuah kawasan yang dikenal angker dan penuh dengan cerita-cerita mistis.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Para Begal Tolak Negoisasi
Malam itu, suasana jadi mencekam ketika tiba-tiba sekelompok begal mengadang perjalanan mereka di tengah hutan.
Kiai Asad, salah satu ulama yang turut serta dalam rombongan, berusaha untuk bernegosiasi dengan para begal tersebut.
Dengan diplomasi, ia berharap bisa menyelesaikan masalah tanpa harus terjadi kekerasan. Namun, upaya negosiasi itu tidak berhasil.
Para begal tetap bersikeras untuk merampas harta benda yang dibawa oleh para kiai.
Situasi semakin tegang ketika salah satu begal mengeluarkan senjata tajam dan mengancam para ulama.
Pada saat itu, para kiai yang lain berusaha untuk melawan demi melindungi diri dan barang-barang mereka.
Namun, mereka tetap berada dalam posisi yang sulit karena jumlah begal yang lebih banyak dan persenjataan yang lebih lengkap.
Advertisement
Ide yang Tak Terduga, Sekali Tepuk Ambruk
Kiai Haji Abdul Wahab Chasbullah, dengan kecerdikannya, tiba-tiba memiliki ide yang tidak terduga.
Ia mengangkat kedua tangannya ke atas, seolah-olah menyerah, namun dengan cepat ia menepuk salah satu begal yang paling agresif.
Keajaiban pun terjadi, dengan izin Allah Ta'ala, begal tersebut tiba-tiba jatuh tak berdaya di hadapan mereka.
Melihat pemimpin mereka jatuh, para begal lainnya menjadi panik. Mereka tidak menyangka bahwa seorang kiai bisa memiliki kekuatan yang sedemikian besar.
Dalam keadaan ketakutan, para begal itu segera melarikan diri meninggalkan hutan, sementara para kiai melanjutkan perjalanan mereka dengan selamat.
Kejadian ini menjadi pembicaraan di kalangan para santri dan masyarakat luas. Banyak yang meyakini bahwa kejadian tersebut adalah salah satu bentuk karamah yang dimiliki oleh Kiai Abdul Wahab Hasbullah.
Kejadian ini juga menunjukkan bahwa Allah selalu melindungi hamba-hamba-Nya yang saleh dari bahaya yang mengancam.
Meskipun demikian, Kiai Wahab dan para ulama lainnya tetap merendah. Mereka tidak pernah membanggakan diri atas kejadian tersebut, melainkan selalu mengingatkan bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Ta'ala.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul