Gus Baha Tidak Suka Berdoa tapi Baca Sholawatnya Seperti Ini, Simak Alasannya

Ulama Nahdlatul Ulama KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha tidak suka dengan cara berdoa yang hanya membaca sholawat sedikit, tapi permintaannya banyak melebihi bacaan sholawatnya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Okt 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 11:30 WIB
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa. Selain bentuk ibadah, doa dilakukan untuk memohon permintaan kepada Allah SWT baik yang membawa kemaslahatan dunia dan akhirat.

Sebagai salah satu ibadah yang diperintahkan, para ulama telah memberikan panduan tata cara berdoa dan adab-adabnya yang baik agar cepat dikabulkan permintaannya oleh Allah SWT.

Ulama Madinah Syekh Ali Jaber pernah menyarankan umat Islam agar berdoa sesuai yang dicontohkan para ulama, yakni diawali dengan kalimat pujian kepada Allah SWT dan dilanjut dengan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

“Saat Anda berdoa, jangan langsung. ‘Ya Allah saya punya masalah, tolong selesaikan masalah’. Jangan gitu dong,” kata Syekh Ali Jaber, dikutip dari YouTube Cahaya Terang.

Dalam ceramah yang berbeda, ulama Nahdlatul Ulama KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha tidak suka dengan cara berdoa yang hanya membaca sholawat sedikit, tapi permintaannya banyak melebihi bacaan sholawatnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Sholawat Diperbanyak, Hajat Dipersingkat

KH. Ahmad Bahauddin (Gus Baha)
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

“Saya termasuk orang yang tidak setuju kalau orang sholawatan lalu berlebihan tapi khidmahnya pada nabi kurang. Maksudnya begini, sholawatan berlebihan, redaksi sholawat tentang nabi itu kecil, bukan jumlah sholawatnya, redaksi tentang nabi itu kecil.  sementara tentang keinginannya banyak, itu saya tidak suka,” kata Gus Baha seperti dikutip dari YouTube Santri Gayeng, Senin (7/10/2024).

Ketika berdoa, Gus Baha biasanya memperbanyak pujian dan bacaan sholawat, sementara permintaannya dipersingkat. Cara berdoa yang seperti ini sering dilakukan oleh Abul Hasan Asy-Syadzili

“Misalnya begini, Nahmaduka Ya man huwallahulladzii laa ilaaha illa anta arrohmanurrohim. Itu langsung in, sampai menyifati Allah itu 99 persen. Baru di akhir berdoa sedikit,” kata Gus Baha.

“Beda dengan kamu. Memuji Allah hanya untuk basa-basi, hanya sebagai syarat,  tapi doanya banyak. Mungkin kata Allah, memuji-Ku sedikit, tapi banyak minta,” sindirnya.

Menurut Gus Baha, seharusnya pujian dan sholawat diperpanjang ketimbang hajat-hajatnya. Ini sebagai etika dalam berdoa.

Tetap Baik walau Bacaan Sholawatnya Sedikit

Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)

Kendati demikian, bukan berarti membaca sholawat yang singkat saat berdoa tidak diperbolehkan. Membaca sholawat meski hanya sedikit jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

“Tetap baik, ketimbang pakai primbon, lebih baik sholawatan. Tapi harusnya punya etika pada Rasulullah. Kalau doa, perbanyaklah menyifati nabi, baru keinginan,” ujarnya.

Buya Yahya berpesan agar muslim ketika berdoa memperbanyak kalimat-kalimat sholawat kepada Rasulullah SAW. Jika tidak hafal sholawat yang panjang, dapat mengulang sholawat yang pendek. 

“Paling tidak, misalnya kamu tidak punya kalimat (sholawat) yang baik, ya baca sholawat (pendek) seratus kali, lalu berdoa hanya sebaris (singkat). Sebagai pengingat bahwa kita menyebut kekasih Allah lebih banyak ketimbang kita menyebut hajat kita sendiri,” pungkas Gus Baha.

Jika menyimpulkan ceramah Gus Baha, tak hanya sholawatnya yang diperbanyak, tapi kalimat pujian kepada Allah SWT juga. Ini bagian dari adab agar hajat-hajat kita cepat terkabulkan. Wallahu a'lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya