Doa Penghapus Dosa, Sayyidah Aisyah Diajarkan Ini Langsung oleh Nabi Muhammad SAW, Kata UAH

Salah satu doa yang disebutkan memiliki keutamaan luar biasa adalah doa penghapus dosa, yang diajarkan langsung oleh Nabi kepada Sayidah Aisyah. Doa ini mengandung harapan agar semua dosa yang telah diperbuat diampuni oleh Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2024, 03:30 WIB
uah adi hidayat
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam selalu mencari cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, termasuk melalui bacaan doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Salah satu doa yang disebutkan memiliki keutamaan luar biasa adalah doa penghapus dosa, yang diajarkan langsung oleh Nabi kepada Sayidah Aisyah. Doa ini mengandung harapan agar semua dosa yang telah diperbuat diampuni oleh Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW, dalam salah satu momen bersama Sayidah Aisyah, menawarkan sebuah kalimat doa yang memiliki keutamaan luar biasa.

Doa ini dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk memohon ampunan kepada Allah setelah melaksanakan ibadah sholat. Hal ini sangat penting bagi umat Muslim yang ingin menjaga diri dari dosa dan memperbaiki hubungan dengan Allah.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SYUKUR_99, doa ini disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam kajian keislaman.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Doa Singkat Penghapus Dosa

ilustrasi berdoa. © pexels.com/Monstera
ilustrasi berdoa. © pexels.com/Monstera

UAH menyebutkan bahwa Nabi mengajarkan doa ini langsung kepada Sayidah Aisyah dengan cara yang sangat lemah lembut, mengajak untuk mempelajarinya dengan penuh keikhlasan.

Dalam video tersebut, UAH mengutip kalimat Nabi kepada Sayidah Aisyah, "Aisyah, mau tidak aku ajarkan satu kalimat? Jika engkau membacanya dengan benar dan tuntas, maka semua dosa yang pernah engkau lakukan akan diampuni."

Pesan ini menjadi sebuah ajakan untuk umat Islam agar memperhatikan betapa pentingnya bacaan doa yang disampaikan Rasulullah.

Doa yang diajarkan oleh Nabi kepada Sayidah Aisyah dikenal dalam dua riwayat yang memiliki sedikit perbedaan dalam redaksi. Riwayat pertama berbunyi, “Allohumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii”, yang artinya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah aku."

Sedangkan riwayat kedua memiliki tambahan doa yang sedikit berbeda, yaitu, “Allohumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim.” Artinya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maka maafkanlah kami, wahai Tuhan yang Maha Mulia."

UAH menekankan pentingnya membaca doa tersebut dengan ikhlas setelah melaksanakan dua rakaat sholat. Menurutnya, keikhlasan dalam membaca doa menjadi kunci utama agar doa tersebut dapat membawa manfaat dan diampuni segala dosa-dosa yang telah diperbuat.

 

Hayati Sepenuh Hati Doa Ini

Ilustrasi muslim berzikir,berdoa
Ilustrasi muslim berzikir,berdoa. (Photo Copyright by Freepik)

Doa ini tidak hanya penting untuk dibaca, tetapi juga harus dihayati dengan sepenuh hati. Membaca doa dengan keikhlasan adalah esensi dari setiap ibadah, dan doa ini mengajarkan tentang pentingnya meminta ampunan kepada Allah.

Selain itu, doa ini bisa dipraktikkan oleh setiap Muslim, baik ketika sholat wajib maupun sholat sunnah. Pesan dari UAH adalah agar umat Islam menjadikan doa ini sebagai kebiasaan setiap selesai dua rakaat, untuk mendapatkan ampunan dari Allah.

Bacaan doa penghapus dosa ini juga menjadi salah satu bentuk ijazah yang disampaikan UAH kepada jamaahnya. Ijazah ini dimaksudkan sebagai bentuk pengamalan dari hadits yang diajarkan Nabi kepada Sayidah Aisyah.

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, UAH mengingatkan agar umat Islam tidak hanya membaca doa ini secara lisan, tetapi juga mengaplikasikannya dalam perbuatan.

Setiap tindakan dan perkataan sebaiknya selaras dengan doa yang dipanjatkan kepada Allah.

Dengan demikian, setiap Muslim yang rutin membaca doa ini diharapkan dapat merasakan ketenangan batin dan keyakinan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya