Penting! Ini Syarat Mutlak Diterimanya Istighfar, Diungkap Gus Baha

Syarat istighfar diterima diungkap Gus Baha.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2024, 08:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)

Liputan6.com, Cilacap - Istighfar merupakan salah satu kalimah thayibah yang tentu saja baik sekali jika dilafalkan berkali-kali atau dijadikan wirid, sehabis melaksanakan sholat atau di luar itu.

Keutamaan istighfar sebagaimana diinformasikan Al-Qur’an dan Hadis ialah dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah kita lakukan, baik disengaja atau pun tidak.

Namun terkait istighfar KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) membeberkan syarat supaya ucapan istighfar kita diterima oleh Allah SWT.

Hal ini penting sekali kita ketahui supaya kita terhindar dari amalan yang sia-sia, seperti mengucapkan istighfar namun ditolak oleh Allah SWT.

Lantas apa syaratnya supaya ucapan istighfar kita diterima Allah SWT? Simak ulasan Gus Baha berikut ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Syarat Istighfar Diterima

Gus Baha (SS: YT. Dakwah Islam.id)
Gus Baha (SS: YT. Dakwah Islam.id)

Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang belum masuk Islam saat mengucapkan istighfar, dipastikan ucapannya tersebut ditolak oleh Allah SWT.

“Orang kafir sebelum Islam melafalkan istighfar kira-kira diterima tidak?” terangnya dikutip dari tayangan YouTube @Sudarnopranoto, Sabtu (26/10/2024).

“Tidak,” jawab para jemaah.

Lantas Gus Baha menjelaskan syarat mutlak diterimanya istighfar itu setelah bertauhid atau mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dengan demikian syarat utama istighfar seseorang diterima menurut Gus Baha yakni masuk Islam terlebih dahulu.

“Tidak kan, karena syaratnya karena istighfar ba’da tauhid,” terangnya

“Makanya dalam Mazhab Syazili istighfar itu setelah laa ilaaha illallah," pungkasnya.

3 Bacaan Istighfar sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

7 Keutamaan Istighfar Sebagai Solusi Permasalahan Hidup
7 Keutamaan Istighfar Sebagai Solusi Permasalahan Hidup.

Melansir Republika berikut ini 3 lafal istighfar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Pertama  

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَىى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ   

“Allôhumma anta rabbî lâ ilâha illâ anta kholaqtanî, wa ana ‘abduka, wa ana ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. a’ûdzu bika min syarri mâ shona’tu, abû`u laka bini’matika ‘alayya wa abû`u bidzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.”  

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau). 

Kedua   

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ؛ فَاغْفِرْ لِي  مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ  

“Allôhumma innî dzolamtu nafsî dzulman katsîron, wa lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta faghfirlî maghfirotan min ‘indika warhamnî, innaka antal ghofûrur rohîm.”  

(Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menzalimi diriku sendiri dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa melainkan hanya Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi Mahapenyayang). 

Ketiga  

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ 

“Astaghfirullôhal ‘adzîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaihi”. 

(Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri). 

“Barang siapa mengucapkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun ia lari dari medan pertempuran.”  (HR Al-Hakim)

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya